Silungkang adalah suatu desa di Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung, Sumatera Barat. Desa kecil yang luasnya 4800 hektar ini sudah lama dikenal sebagai desa penghasil kain tenun songket. Cara menenun kain songket pada dasarnya terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama adalah menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos. Tahap kedua adalah menenun bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Cara menenun seperti ini di barat disebut 'inlay weaving system'. Benang tambahan terdiri dari dua macam, yaitu ke arah pakan atau ke arah lungsi. Benang yang ditambahkan itu pada dasarnya berbeda warna berbeda ukuran benangnya dan berbeda bahan seratnya. Perbedaan inilah yang menyebabkan ragam hias tersebut terlihat menonjol dan dapat segera terlihat karena berbeda dengan tenun latarnya. Motif-motif ragam hias biasanya juga dikembalikan kepada nama-nama dan sifat-sifat dari alam, apakah itu nama tumbuh-tumbuhan, binatang ataupun benda-be...
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan oleh pedagang India atau Arab.[2] Menurut hikayat rakyat Palembang, asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara Tiongkok dan India. Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket...
BATIK KHAS CIANJUR DISEBUT BATIK BEASAN. Batik adalah karya seni rupa pada kain, dengan pewarnaan rintang, yang menggunakan lilin batik sebagai perintang batik. Sebagai nilai budaya, batik adalah kekayaan bangsa. Nilai yang tak terhingga jika harus digantikan dengan nilai rupiah yang menjadi nilai tukar negara ini. Batik sebagai warisan Budaya bangsa Indonesia (tak benda) telah ditetapkan UNESCO salah satu lembaga milik bangsa bangsa di dunia (PBB) pada tanggal, 2 Oktober 2009. Penetapan tersebut tentu dengan ciri ciri khusus, bahwa batik warisan budaya (tak benda) milik bangsa Indonesia, dengan disebutkan sebagai berikut : Bahwa batik terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu: 1) Batik Tulis dan 2) Batik Cap. Adapun batik printing/cetak yang banyak beredar bukan Batik, namun disebut kain tekstil bermotif batik.. “Batik” (bahasa Jawa) dalam pengertian sederhana artinya, “amBa” adalah menulis/melukis/menggambar pada media kain dengan memperg...
Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa batik khas Cianjur dikenal dengan nama "Batik Beasan", memberikan makna keaslian dan kearifan lokal budaya yang terdapat dalam Proses pertumbuhan Beas (padi dalam bahasa Indonesia) yang tumbuh hanya di di Kabupaten Cianjur saja. Maka dapat dipahami bagi para pembuat batik bahkan pemakainya-pun bisa dibedakan sampai ke dalam unsur pewarnaan motifnya. Warna utama untuk batik “Beasan” Khas Cianjur, sebagaimana keberadaan pohon padi pada pesawahan yang memiliki unsur warna alami. Yaitu: 1. Coklat tua hingga muda dari unsur Tanah. 2. Hijau tua hingga muda dari unsur pohon Padi sejak benih hingga masa Panen. 3. Kuning emas, kuning tua hingga muda dari Unsur gabah (buah padi sebelum proses). 4. Unsur warna Gabungan /Komposisi dari Campuran dari warna-warna diatas.
Batik Gurisa merupakan sebuah nama yang di ambil dari nama pupuh sunda atau nyanyian sunda yang berarti orang yang sedang berkhayal, berimajinasi, berkeinginan kuat dalam menggapai sesuatu. Maka dari itu, Batik ini diperuntukan Pelajar Sekolah Dasar/Sederajat yang masih muda dan daya imajinasi nya kuat.
Batik Kinanti merupakan sebuah nama yang di ambil dari nama pupuh sunda atau nyanyian sunda yang berarti seseorang yang memiliki rasa sayang yang sangat kuat terhadap sesama manusia (solidaritas) dan makhluk hidup lainnya. Batik Kinanti ini diperuntukan Pelajar tingkat Sekolah Menengah Pertama/Sederajat yang dalam hal sifat dan sikap masih tahap pengembangan rasa solidaritas sejak dini.
Batik Pangkur merupakan sebuah nama yang di ambil dari nama pupuh sunda atau nyanyian sunda yang berarti seseorang yang memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang dia lakukan sendiri. Batik Pangkur ini diperuntukan Pelajar Sekolah Menengah Atas/Sederajat yang sudah dewasa dalam menentukan sikap dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya.
Menenun cual awalnya merupakan aktivitas perempuan Bangsawan Muntok, Bangka Barat, keturunan Ence' Wan Abdul Haiyat di Kampung Petenon (Petenun), pada abad ke-18. Tenun cual mulanya merupakan kain adat Muntok yang berarti celupan awal pada benang yang akan diwarnai. Tenun cual merupakan perpaduan antara tekhnik songket dan tenun ikat, namun yang menjadi ciri khasnya adalah susunan motif menggunakan tekhnik tenun ikat. Jenis motif tenun cual antara lain susunan motif bercorak penuh (Pengantek Bekecak), dan motif ruang kosong Jande Bekecak). Cual Bangka dahulu dikenal dengan nama Limar Muntok. Sekilas motif kain tenun cual nampak seperti songket palembang. Yang membedakan adalah jika pada Songket palembang motif diambil dari bentuk-bentuk bunga seperti cempaka atau bunga cengkeh, maka cual mengambil motif bentuk-bentuk alam dari tumbuh-tumbuhan dan hewan, seperti motif kucing atau bebek, bunga mawar, dan lain-lain yang jika dilihat dari jauh akan timbul motifn...
Motif batik Pring Sedapur adalah motif batik yang diambil dari bentuk rumpun tanaman bambu. Pring dalam bahasa Jawa adalah bambu. Pring Sedapur berarti Serumpun pohon bambu. Pohon perdu ini banyak ditemukan di daerah pegunungan Kabupaten Magetan, terutama di kecamatan Plaosan. Inspirasi rumpun bambu ini kemudian diaplikasikan dalam motif batik yang dibuat oleh pengrajin batik di Dusun Papringan, Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan. Di dusun itulah banyak tumbuh pohon bambu yang sangat lebat, sehingga dinamakan Dusun Papringan, yang berarti di bawah pohon bambu.