Pada zaman dahulu sarung dengan motif seperti ini khusus dipakai oleh kaum perampuan bangsawan ditenun dari benang kapas dengan tenun ikatlungsi, menggunakan pewarna tradisional daun arum, sarung ini dihiasi motif kuda { JARA }, ayam dan figur manusia, motif tambahan adalah rangkaian kerang laut dan kombinasi manik - manik, saat ini biasa di pakai kaum perampuan Bajawa pada upacara - upacara adat.
Masyarakat Sabu diklassifikasikan sebagai masyarakat bilineal dan menganal kelompok-kelompok keturunan patrilineal atau disebut juga clan atau suku, dan dua garis matrilineal ( moieties ) atau hubi dari garis keturunan dua kakak-beradaik perempuan. Hubi berarti ‘bunga pohon palem’. Tekstil merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Sabu. Tekstil Sabu berupa tenun ikat yang ditenun dengan teknik ikat dan celup untuk memperoleh pola tertentu. Sejak permulaan pekerjaan utama perempuan sehingga perempuan memainkan peran utama dalam masyarakat Sabu, yang khususnya menunjuk pada garis ibu. Tidak mungkin mengerti tenunan pulau Sabu tampa memahami struktur social unik dari pulau ini. Kisah asal-muasal : dua akak-beradik perempuan Menurut silsilah mantra pulau Sabu yang bersifat rahasia dan kramat, masyarakat terbagi dalam dua kelompok atau moieties (dari kata Prancis ‘ moi...
Maumere adalah ibu kota Kabupaten Sikka , Nusa Tenggara Timur . Memiliki bandar udara terbesar di pulau Flores , Maumere menjadi pintu gerbang wilayah timur pulau. Produk ekspor dari daerah ini antara lain kelapa kopra , pisang , kemiri , dan kakao . Selain keindahan kotanya, Maumere juga terkenal dalam produksi kain tenunnya yang sangat khas “Maumere”. Usaha kerajinan tangan kain tenun ikat dengan beragam motif ini telah mendunia. Desa Sikka, sebagai salah satu sentra penghasil tenun di Maumere, berada di wilayah selatan Kabupaten Sikka. Kain tenun Maumere ini dihasilkan sendiri oleh para warga setempat dengan alat tenun yang masih tradisional. Kain ini bernilai seni tinggi dan memiliki berbagai macam corak yang khas. Warnanya pun beragam dan menarik. Sangat menunjukkan rasa etnik di dalamnya. Harganya bervariasi, berkisar dari 400 ribu hingga 15 jutaan. Semakin rumit corak dan metode pewarnaan yang digunakan...
Menenun adalah pekerjaan, memakai adalah kehormatan Jes A. Therik dalam bukunya Tenun Ikat dari Timur pernah menuliskan sepenggal puisi berjudul “Mengukur Tenun Nusa Tenggara Timur” dengan sajak yang begitu menggugah. Bila kau datang berlabuh nun di tempat kami yang jauh Kau akan mendapatkan sambutan dalam kepolosan Mereka akan bersenang hati menunjukkan karya seni abadi Yang orang buta pun dapat merasa keangungannya yang luar biasa Kami tidak mengada - ada , tidak meniru semena - mena Kami tak dapat berpura - pura , tetapi dapat mengira - ngira Hanya kepada kawan , budaya ini akan kami turunkan Dan bukan kepada mereka , yang hanya merusak segala - galanya Demikianlah agar orang mengerti , apa sebenarnya citra kami Cita dan citra Nusa Tenggara Timur...
Sumber: Katalog Kain Tenun Tradisional Timor Tengah Selatan #SBJ
Sumber: Katalog Kain Tenun Tradisional Timor Tengah Selatan #SBJ
Sumber: Katalog Kain Tenun Tradisional Timor Tengah Selatan #SBJ
Sumber: Katalog Kain Tenun Tradisional Timor Tengah Selatan #SBJ