Motif Kain
Motif Kain
Motif kain Nusa Tenggara Timur Sabu
Kain Adati Sabu Motif Patola Untuk Kelompok Bunga Palem Kecil
- 10 Maret 2018

Masyarakat Sabu diklassifikasikan sebagai masyarakat bilineal dan menganal kelompok-kelompok keturunan patrilineal atau disebut juga clan atau suku, dan dua garis matrilineal (moieties) atau hubi dari garis keturunan dua kakak-beradaik perempuan. Hubi berarti ‘bunga pohon palem’. Tekstil merupakan bagian penting dari kehidupan  masyarakat Sabu. Tekstil Sabu berupa tenun ikat yang ditenun dengan teknik ikat dan celup untuk memperoleh pola tertentu. Sejak permulaan pekerjaan utama perempuan sehingga perempuan memainkan peran utama dalam masyarakat Sabu, yang khususnya menunjuk pada garis ibu. Tidak mungkin mengerti tenunan pulau Sabu tampa memahami struktur social unik dari pulau ini.

 

Kisah asal-muasal : dua akak-beradik perempuan

Menurut silsilah mantra pulau Sabu yang  bersifat rahasia dan kramat, masyarakat terbagi dalam dua kelompok atau moieties (dari kata Prancis ‘moitié’ atau ‘setengah’) yang merupakan keturunan dua kakak-beradik perempuan bernama Muji Babo dan Lou Babo. Pembagian ini sudah ada jauh sebelum terbentuk clan atau suku (laki-laki). Menurut sumber kollektif, Wunu Babo, kakak laki-laki mereka memberikan kepada kedua kakak-beradik ini masing-masing setangkai buah pinang (areca) besar dan kecil. Jadi pulau Sabu pada mulanya memiliki struktur masyarakat matrilineal (bukan matriarkat!), di mana para wanita bersama kakak laki-laki tertua berperan dalam mengatur organisasi sosial masyarakat. Nama dari kedua kelompok diambil dari kedua tangkai buah pohon palem, yaitu hubi ae atau ‘Bunga palem besar’ dan hubi iki atau ‘Bunga palem kecil’. Perbedaan antara besar atau kecilnya tangkai tidak menunjuk pada status dalam hierarki atau kelas tertentu, tetapi hanya pada ranking kelahiran kedua kakak-beradik. Ranking kelahiran membentuk suatu tatanan siapa yang lahir lebih dadulu dan siapa lahir belakangan. Tatanan ini merupakan salah satu ciri organisasi masyarakat di budaya Asia Tenggara. Hal ini dapat dilihat dari cara orang menyapa di dalam bermasyarakat di Indonesia dengan menggunakan kata ‘kakak’ atau ‘abang’ dan ‘adik’.

Pembagian masyarakat dalam dua kelompok perempuan diturunkan melalui sumber kollektif dalam bentuk  ceritera yang mengemukakan tentang sebuah perlombaan menenun yang diadakan antara kedua kakak-adik yang beruba menjadi pertengkaran yang hebat. Akibatnya, perkawinan antar dua kelompok dilarang sampai dua atau tiga generasi yang lalu, ketika penduduk Sabu mulai beralih ke agama Kristen. Demikianlah tenunan memainkan peranan yang penting dan merupakan kartu tanda penduduk kuno sebagai pendahulu dari kartu identitas dewasa ini. Tradisi ini sudah ada sejak berabad yang lalu dan masih dikenal antara penikut kepercayaan kuno Jingi tiu yang sekarang terancam akan punah dalam satu atau dua generasi ini

Sumberhttp://genevieveduggan.com/kain-adati-sabu-bunga-palem-dari-sabu

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline