Sementara Pecco’ adalah mentah segar yang dicampur dengan asam cuka dan cabai saja. Kapurung, Lawa’, Pecco’ memang jarang dijumpai di rumah makan yang ada di Sorowako. Hidangan ini lebih banyak dibuat untuk konsumsi keluarga. Namun demikian, tidak sulit juga untuk mendapatkannya. Sejumlah rumah makan di Malili, ibukota Kabupaten Luwu Timur telah menyajikan hidangan ini dengan harga sekitar Rp5.000,- untuk setiap porsinya, atau Rp10.000-an apabila ditambah ikan bakar. https://welcometosorowako.wordpress.com/kuliner/ Bahan bahan Ikan mentah 3 buah jeruk nipis 1 sdm merica 1/2 bungkus bumbu penyedap 1/2 sdt garam 2 siung bawang putih 2 siung bawang merah cabe rawit secukupnya sesuai selera http://press.vosd.tv/video/t_hbt2q29Rr8Q
Di Sorowako, Anda bisa menikmati sajian minuman dari jus buah unik, yaitu Dengen. Dengen ( Dillenia serata ) adalah buah yang banyak tumbuh di wilayah Luwu Timur, termasuk di tepian Danau Matano. Bentuk, ukuran, dan rasa buah dengen hampir sama dengan jeruk. Uniknya, jika sudah matang, kulit buahnya akan terbuka sendiri layaknya kelopak bunga. Meski sudah masak, dengen terasa sangat masam bila dimakan secara langsung. Namun, berkat kreativitas para koki lokal, buah ini diolah menjadi jus buah yang sangat segar. https://welcometosorowako.wordpress.com/kuliner/
Pada hari-hari besar tertentu atau acara adat, Anda dapat menjumpai makanan khas berikut ini: Pewo (nasi bambu): beras/ketan putih/ketan hitam bambu daun pisang santan cara membuat: beras ketan putih atau hitam yang dimasukkan ke dalam bambu yang dilapisi daun pisang, diberi santan, dan kemudian dibakar. https://welcometosorowako.wordpress.com/kuliner/
Binalo : bahan: Lauk-pauk batang pisang muda daging kerbau/sapi kelapa parut bumbu cara: lauk-lauk-pauk, terbuat dari batang pisang muda diiris tipis dicampur daging kerbau, sapi, dan daging lainnya atau jeroan, kelapa parut, berbagai bumbu, dan kemudian dimasukkan ke dalam bambu untuk selanjutnya dibakar bersama dengan pewo dan winalu. https://welcometosorowako.wordpress.com/kuliner/
Ada juga minuman khas orang kendari , yaitu pongasi. pongasi itu dari fermentasi beras dan s uka bikin orang mabuk. biasanya minum pongasi sepaket sama orang molulo di pesta penikahan. http://ardin-diga.blogspot.co.id/2014/03/sinonggi-molulo-dan-pongasi-hanya-ada.html
Cao adalah makanan tradisional Pangkep yang dihasilkan dari proses fermentasi dengan beberapa bahan tradisional yang disimpan dalam botol. Biasanya yang dijadikan sebagai bahan baku utama adalah Ikan Kecil atau Udang (Shrimp or Vehicle) yang di Fermentasi dengan ragi Shaccaromicces sp. dan disimpan dalam botol yang lamanya sekitar 3 hari. Setelah proses fermentasi selesai,biasanya makanan ini berubah menjadi warna Pink,karena warna udang yang terfermentasi dengan baik. Sejarah cao sebenarnya berasal dari Pulau Salemo,Kab PANGKEP,SULAWESI-SELATAN. Awalnya,orang di pulau ingin menukarkan ikan dengan orang yang berada di darat. Namun,karena jarak yang jauh dan berbagai halangan pada waktu itu,maka salah seorang yang berada di Pulau Salemo berpikiran ingin membuat makanan yang tahan sampai berbulan-bulan,setelah itu dibuatlah cao yang begitu murah dan bahan-bahannya terjangkau. http://sutamisuparmin.blogspot.co.id/2012/07/href-presentation1-about-cao.html...
Kue doi-doi atau kue berbentuk koin, kue khas Bugis di Kecamatan Ma'rang Kabupaten Pangkep , Sulsel. Bahan utama kue renyah ini adalah rumput laut. Kue berwarna cokelat ini dikembangkan ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok usaha Cahaya Desa, di Desa Pitue, Kecamatan Ma'rang. Pertama rumput laut direndam selama tiga hari. Kemudian dibilas dengan air beras dan diberi sedikit perasan jeruk nipis. Selanjutnya dihaluskan dengan memakai blender. Adonan tersebut lalu dicampur gula merah, telur, dan terigu. Campuran halus, barulah dipanggang di atas cetakan khusus selama lima menit. Matang, dikemas. Gurih dan aroma rumput lautnya berasa. di pasaran, harga per bungkus kue tradisional ini hanya Rp 5 ribu. http://makassar.tribunnews.com/2016/03/20/intip-kue-doi-doi-khas-pangkep-terbuat-dari-rumput-laut
Jika ada kue yang sangat khas di Selayar, mungkin Roti Eja salah satunya. Penampakan Roti Eja berwarna merah cenderung kecoklatan dengan tekstur yang kenyal. Kue ini dibuat dengan cara di masak didalam oven. Bahan – bahannya berupa: tepung beras gula merah sebagai pemanis pada kue tersebut. kenari Biasanya diatas kue ditaburi kenari yang sudah dipotong – potong kecil sehingga menambah rasa nikmat dari kue yang selain di pasar, banyak juga dijual di warung – warung kecil di Benteng, Kepulauan Selayar. Jenis kue ini terkenal bisa disimpan agak lama, sekitar seminggu. So, selain dimakan di tempat Roti Eja bisa juga anda bawa pulang sebagai oleh – oleh. http://ayokeselayar.com/coba-jajanan-pasar-khas-selayar
Di Pangkajene, Ibukota Kabupaten Sidrap misalnya, eksistensi produsen kue yang berbahan dasar tepung beras dan kelapa parut ini, dapat ditemui di beberapa titik lokasi. Di antaranya, di bilangan Jalan Ganggawa atau di sepanjang Jalan Lanto Daeng Passewang atau di sekitar kawasan Pasar Sentral Pangkajene. Putu coppa sendiri memang memiliki rasa yang sangat nikmat dan menggugah selera karena empuk cara pembuatan kue tradisional Bugis Sidenreng tersebut diawali dengan penumbukan beras, hingga menjadi bulir-bulir halus, kemudian dicampur dengan kelapa muda yang sudah diparut. Setelah itu, dikukus di pengukusan khusus yang terbuat dari kaleng besar dengan lubang tertentu. Biasanya ada empat lobang atau lebih supaya banyak bisa diproduksi, Cara pengukusannya, bulir-bulir halus beras yang bercampur parutan kelapa muda itu dimasukkan ke dalam wadah bambu seukuran jari telunjuk, kemudian ditaruh di lubang pengukusan. Setelah matang, bambu tersebut diangkat dari pengukusan...