Desa Yobeh, yang berlokasi di Danau Sentani, menyimpan kisah penuh misteri. Salah satunya adalah tifa keramat berusia lebih dari 200 tahun. Papua begitu magis, menyimpan misteri tersendiri. Wisatawan yang bertandang seakan diberi kesempatan untuk menyingkapnya. Sebuah gambaran yang tepat untuk mendiskripsikan Desa Yobeh yang berlokasi di salah satu dari 22 pulau yang tersebar di Danau Sentani, Jayapura, Papua. Memang, di danau terbesar di Papua ini, ada 24 kampung adat dengan tradisi masing-masing yang unik. Desa Yobeh menyimpan kisah penuh misteri. Salah satunya adalah tifa keramat berusia lebih dari 200 tahun. Tifa ini disimpan dan dipelihara oleh keluarga Felle secara turun temurun. Tifa atau gendang khas Papua keramat ini terbuat dari kulit manusia bagian dada. Sebenarnya, tifa ini sepasang yaitu tifa laki-laki dan tifa perempuan. Namun kini tifa perempuan berada di Museum Leiden Belanda. Konon, tifa ini berbunyi sebagai penanda ada warga yang akan meningga...
UNTUK MEMERINTAH JIN Orang yang memiliki ajian ini dengan sempurna bisa memimpin bangsa jin. Sehingga bisa mengerahkan Bala tentara Jin untuk keperluannya.... Dalam kisah Jawa kuno terdapat cerita tentang seorang ksatria sakti bernama Bandung Bondowoso yang jatuh hati pada seorang puteri. Karena puteri tersebut tidak mencintai Bandung Bondowoso, sedang untuk menolak secara terang-terangan sang puteri merasa takut karena Bandung Bondowoso ini terkenal sangat sakti, maka untuk mengelabuhi si Bandung Bondowoso sang puteri membuat persayaratan. Persyaratan tersebut adalah lamaran Bandung Bondowoso akan diterima apabila ia sanggup membuat seribu candi dalam waktu satu malam. Candi tersebut harus sudah selesai sebelum ada ayam jantan berkokok atau sebelum fajar menyingsing. Dengan kehebatan yang dimilikinya, Bandung Bondowoso hampir menyelesaikan pekerjaannya karena ia dibantu oleh pasukan bangsa jin yang sangat patuh kepadanya. Sang putri semakin ketakutan...
Pada relief ini terdapat lukisan cerita hewan atau fabel yang dikenal dari Pancatantra atau jataka. Cerita lengkapnya disajikan di bawah ini. Namun cerita yang disajikan di bawah ini agak berbeda versinya dengan lukisan di relief ini: “Ada kura-kura bertempat tinggal di danau Kumudawati. Danau itu sangat permai, banyak tunjungnya beraneka warna, ada putih, merah dan (tunjung) biru. Ada sepasang suami-istri angsa jantan dan betina, berkeliaran mencari makan di danau Kumudawati yang asal airnya dari telaga Manasasara.Adapun nama angsa itu, si Cakrangga (nama) angsa jantan, si Cakranggi (nama) angsa betina. Mereka itu bersama-sama tinggal di telaga Kumudawati. Angsa tersebut berteman dengan Kura-Kura. Terpengaruh pergantian musim, danau tersebut kadang menyusut, kadang melimpah airnya. Kala air melimpah mereka bersuka ria. Kala air menyusut mereka menderita, bahkan cemas bila mengering kolamnya. Kedua angsa berkata bahwa mereka sudah bosan mengalami suka dan du...
Cerita rakyat mengisahkan perang antara Mataram dengan Madiun. Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senapati berkeinginan kuat memperluas wilayahnya ke arah timur (Jawa Timur). Menurut ramalan Sunan Giri, sebelum menguasai wilayah Jawa Timur, hendaknya menaklukan terlebih dahulu negara-negara di Bang-Wetan (sebutan untuk beberapa wilyah yang berada di sebelah timur dari Keraton Mataram), salah satu wilayah di dalamnya adalah Madiun. Sebaliknya Madiun di bawah Panembahan Madiun bersatu dengan para bupati di Bang-Wetan tidak mau menyerah dan bermaksud mendahului menyerang Mataram. Hal itu, diketahui Panembahan Senapati dan kemudian mengatur strategi perang karena mengakui kekuatan prajurit perangnya tidak seimbang dengan negara Bang-Wetan. Selanjutnya Senapati berunding dengan Pangeran Adipati Mandala-Raka (nama lain dari Ki Juru Martani setelah diangkatnya menjadi Patih). Lalu dilancarkan suatu strategi, Senapati menyuruh seorang abdi wanita bernama Adisara untuk menyer...
Dikisahkan ada seorang kiai yang memiliki santri banyak, Modhin Karok namanya. Dalam kesehariannya ia tergolong amat miskin dan serba kekurangan. Pondok dan tempat tinggalnya sangat jelek. Tiap hari belum tentu ada yang dimakan. Oleh karena itu, ia memiliki akal buruk yaitu menyuruh santri-santrinya mencuri ternak milik orang-orang kampung dan menyembunyikan di tengah hutan. Kalau orang-orang kampung ribut mencari, santri-santrinya diminta untuk memberitahukan bahwa Modhin Karok dapat meramal ternak-ternak yang hilang tersebut. Dengan tipu muslihatnya Modhin Karok menunjukkan tempat sapi-sapi yang hilang tersebut. Dengan demikian, Modhin Karok mendapat sejumlah uang dan panggang ayam untuk selamatan di pondoknya. Modhin Karok terkenal sebagai peramal. Ketika raja kehilangan sekotak perhiasan milik putrinya, dipanggillah Modhin karok untuk meramalnya. Pada waktu itu yang disuruh memanggil bernama Jasad dan Badan, dua orang pengawal raja. Modhin Karok menjadi kebingungan karena ra...
Alkisah, di Negeri Sintang, Kalimantan Barat, Indonesia , hiduplah dua orang pemimpin dari keturunan dewa yang memiliki kesaktian tinggi, namun keduanya memiliki sifat yang berbeda. Yang pertama bernama Sebeji atau dikenal dengan Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka merusak, pendengki dan serakah. Tidak seorang pun yang boleh memiliki ilmu, apalagi melebihi kesaktiannya. Oleh karena itu, ia kurang disukai oleh masyarakat sekitar, sehingga sedikit pengikutnya. Sementara seorang lainnya bernama Temenggung Marubai . Sifatnya justru kebalikan dari sifat Bujang Beji. Ia memiliki sifat suka menolong, berhati mulia, dan rendah hati. Kedua pemimpin tersebut bermata pencaharian utama menangkap ikan, di samping juga berladang dan berkebun. Bujang Beji beserta pengikutnya menguasai sungai di Simpang Kapuas, sedangkan Temenggung Marubai menguasai sungai di Simpang Melawi. Ikan di sungai Simpang Mel...
Di tengah kehidupan masyarakat Purwagaluh yang hanya menggantungkan sumber makanan dari hasil buruan, kehidupan berubah menjadi neraka ketika hutan tak lagi menyediakan binatang untuk diburu. Tanah kering kerontang dan sungai tidak lagi menyisakan air yang memberi kehidupan pada hewan dan tumbuhan. Purwagaluh adalah satu wilayah yang tengah mengalami bencana kekeringan terparah. Sadana, Adikara, dan Dewi Sri, tiga orang yang ditugaskan mencari jalan keluar untuk membebaskan warga dari kesulitan dan memperbaiki kehidupan Purwagaluh secara keseluruhan. Namun dalam perjalanan tugas yang pertama pun mereka sudah menemukan kesulitan yang datang dari musuh bebuyutan mereka sejak kecil. Demi mendapatkan Adikara yang dicintainya sejak kecil, Nuridami tak pernah berhenti mengejar dan menghalalkan segala cara dengan memanfaatkan kesaktian sang nenek, Nyi Ulo juga kakaknya Sapigumarang dan Singasatru. Dalam satu pertarungan, Dewi Sri yang menyamar...
Dahulu kala, di Kampung Sopen, Biak Barat tinggal sebuah keluarga yang memiliki beberapa anak laki-laki. Salah satu anak tersebut bernama Mananamakrdi . Ia sangat dibenci oleh saudara-saudaranya karena seluruh tubuhnya dipenuhi kudis, sehingga siapa pun tak tahan dengan baunya. Maka, saudara-saudaranya selalu meminta Mananamakrdi tidur di luar rumah. Jika Mananamakrdi melawan, tak segan-segan saudara-saudaranya akan menendangnya keluar hingga ia merasa kesakitan. Suatu hari, saudara-saudaranya sudah tak tahan dengan bau kudis itu. Maka, Mananamakrdi diusir dari rumah. Dengan langkah gontai, Mananamakrdi berjalan ke arah timur. Sesampai di pantai, diambilnya satu perahu yang tertambat. Diarunginya laut luas hingga ia menemukan sebuah daratan yang tak lain adalah Pulau Miokbudi di Biak Timur. Ia membuat gubuk kecil di dalam hutan. Setiap hari ia pergi memangkur sagu untuk mencukupi kebutuhan makannya. Selain itu, ia juga membuat tuak dari...
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaaan Luwu. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja atau datu yang bernama La Busatana Datu Maongge, atau sering dipanggil Raja Luwu atau Datu Luwu. Ia adalah seorang raja yang adil, arif dan bijaksana, sehingga rakyatnya hidup makmur dan sentosa. Datu Luwu mempunyai seorang putri yang cantik jelita dan berperangai baik, namanya Putri Tandampalik. Berita kecantikan dan perangai baiknya tersebar sampai ke berbagai negeri di Sulawesi Selatan. Pada suatu hari, Raja Bone ingin menikahkan putranya dengan Putri Tandampalik. Ia pun mengutus beberapa pengawal istana ke Kerajaan Luwu untuk melamar sang Putri. Sesampainya di istana Luwu, utusan tersebut disambut dengan ramah oleh Datu Luwu. “Ampun, Baginda...