Tari Ula-Ula Lembing merupakan tari tradisional Aceh yang berasal dari Aceh Tamiang. Tarian ini ditarikan oleh 12 orang atau lebih berputar-butar ke sekeliling panggung bagai ular. Tari Ula Ula Lembing harus dibawakan dengan penjiwaan yang lincah dan ceria. Tarian Ula-Ula Lembing ini merupakan paduan antara tari dan iringan lagu – lagu Aceh Tamiang, tari Ula – ula Lembing ini biasanya di tampilkan pada saat acara –acara pernikahan adat budaya Aceh Tamiang. Pada kesempatan kali ini, kita akan mengetahui lebih jauh mengenai tari ula-ula lembing yang mencerminkan dan memiliki nilai nilai dan norma – norma kehidupan yang berlaku dalam tata cara pergaulan masyarakat tertentu. 1. Sejarah dan Asal Usul Tari Ula-Ula Lembing Ula Ula Lembing adalah tarian pesisir pantai laut Tamiang. Berdasarkan sejarah atau asal usul tarian ula ula lembing ini berasal dari tekad seorang pemuda yang dengan berbagai cara menempuh berbagai cara untuk mendapatka...
Awalnya Baraga’ Bagantar adalah upacara belian untuk merawat bayi dengan memohon bantuan dari Nayun Gantar . Sekarang upacara ini sudah digubah menjadi sebuah tarian oleh suku Dayak Benuaq. sumber : http://www.tradisikita.my.id/2015/01/14-tari-tradisional-dari-kalimantan.html
Beksan (tari) Golek Menak adalah sebuah genre drama tari ciptaan Sri Sultan Hamengku Buwono IX (1940-1988). Gagasan penciptaan tari ini dicetuskan Sultan setelah menyaksikan pertunjukan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari Kedu pada tahun 1941. Apabila dramatari Wayang Wong menceritakan kisah Ramayana dan Mahabharata, dramatari Golek Menak menceritakan kisah-kisah yang diambil dari Serat Menak . Serat Menak bersumber dari Hikayat Amir Hamzah yang dibawa oleh pedagang Melayu dan disebarluaskan di wilayah Nusantara. Nama-nama tokoh yang berasal dari belahan dunia lain tersebut kemudian di adaptasi ke dalam bahasa Jawa, seperti nama Amir Hamzah berubah menjadi Amir Ambyah. Secara garis besar Serat Menak memuat kisah munculnya agama Islam melalui tokoh Amir Ambyah atau Wong Agung Jayengrana, seorang putra Adipati asal Mekkah. Mewujudkan Gerakan Wayang Golek Kayu ke Dalam Gerak Tari Untuk mewujudkan gagasannya, Sri Sultan Hamengku Buwono I...
Tari Wirayudha merupakan tari perang yang ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang penari pria bersenjatakan tombak. Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Para penari mengenakan hiasan kepala berbentuk udeng-udengan, tarian yang merupakan produksi Sanggar Tari Bali Waturenggong ini adalah ciptaan I Wayan Dibia pada tahun 1979. sumber : http://www.tradisikita.my.id/2015/05/15-tarian-tradisional-dari-bali.html
Tari Mane'e adalah tarian tradisional yang berasal dari Maluku Utara atau tepatnya berasal dari Talaud. Tarian ini diangkat dari salah satu tradisi masyarakat Talaud dalam menangkap ikan, yaitu sebuah tradisi menangkap ikan secara bersama-sama. Kata mane’e berasal dari kata ”See yang artinya Ya” atau setuju/sepakat, sehingga kata Mane’e diartikan ” Penangkapan ikan secara tradisional melalui masyarakat yang bermusyawarah dan bermufakat untuk menangkap ikan secara bersama – sama. Tradisi ini muncul sekitar abad ke 12 di lingkungan masyarakat kepulauan ”Nanusa”, yang sampai sekarang ini masih dilaksanakan bahkan telah menjadi agenda tetap prosesi Mane’e di Kabupaten Talaud. Tari Mane'e dilakukan dengan menampilkan 10 tema tarian yaitu : Mengotom Para artinya bermohon kepada Tuhan agar memperoleh hasil yang banyak Matuda Sammy artinya menuju tempat penangkapan ikan Manabbi&rs...
Tari Serengkuh dayung adalah tarian daerah yang berasal dari Kota Jambi. Pen c ipta tarian ini be lum diketahui, akan tetapi telah ditata ulang oleh Aini Rozak pada tahun 1990 . Tari Serengkuh Dayung menggambarkan perasaan searah setujuan da n rasa kebersamaan dalam segala hal. T ari serengkuh dayung ini dibawakan hanya oleh penari putri. sumber :http://www.tradisikita.my.id/2016/03/10-tari-tradisional-jambi.html
Tari Kisan adalah tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Bangko, Provinsi Jambi. Pencipta tari kisan Jambi ini tidak dikenal akan tetapi tarian ini telah ditata ulang oleh Daswar Edi pada tahun 1980 dan Darwan Asri tahun 1983. Tarian Kisan ini menggambarkan kegiatan masyarakat dalam mengolah padi menjadi beras, dan tarian ini dibawakan oleh penari remaja putri. sumber :http://www.tradisikita.my.id/2016/03/10-tari-tradisional-jambi.html
Tari Ma'Bundu adalah Tarian perang tradisional kreasi baru yang dipadukan dengan beberapa tarian Tradisional Kecamatan Kalumpang dan kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Tari Ma’bundu diangkat dari kisah cerita perang masa lampau yang saling mengadu ketangkasan kekebalan terhadap senjata-senjata tajam dan yang keluar menjadi pemenang membawa ulu tau ( Pernggalan kepala lawan ). Jumlah personil dalam tarian Ma’bundu adalah sebanyak 10 orang dengan mengenakan busana pakaian kebesaran yaitu BEI yang dihiasi dengan ukir-ukiran yang terbuat dari kerang kecil. Pada bagian kepala mengenakan topi dengan tanduk dan palo-palo. Sementara dibagian tangan mengenakan gelang ( potto balussu). Para penari Ma'bundu juga membawa peralatan perang yaitu tombak sebagai aksesoris tarian. sumber : http://www.tradisikita.my.id/2016/05/5-tari-tradisional-sulawesi-barat.html
Dolo adalah termasuk dalam kategori tari pergaulan yang berkembang dan populer di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tari Dolo dikategorikan sebagai tarian massal yang dapat diikuti oleh massa rakyat dari semua kalangan. Namun dolo sangat menonjol bagi muda – mudi sebagai arena perjumpaan untuk membangun persahabatan, termasuk untuk menemukan jodoh dan menjalin cinta dua sejoli. Kata dolo yang kita kenal selama ini, bermula dari kata dola , yakni paduan nada do dan nada la dalam sistem solmisasi sebagai standar bunyi atau nada awal untuk menyampaikan syair/pantun. Spontan muncul seorang pelaku melantunkan nada awal ini, dan disambut pelaku – pelaku lainnya dengan nada ini dijadikan pegangan/standar dalam refrein dan berbalas pantun. Dolo menampilkan syair/pantun, lagu, dan gerak. Syair sangat beragam sesuai keberagaman pengalaman hidup. Lagu dan gerak dalam dolo sangat bersahaja. Lagunya singkat yang dinyanyikan berulang – ulang, interval n...