Mirip dengan tradisi Kerapan Sapi Madura, Makepung adalah lomba pacu Kerbau di Bali. Budaya ini menjadi tontonan unik yang segar sekaligus menghibur. Makepung sendiri dalam bahasa Indonesia berarti berkejar-kejaran. Budaya ini telah lama melekat pada masyarakat Bali, khususnya di Kabupaten Jembrana. Awalnya, tradisi ini permainan para petani yang dilakukan di sela-sela kegiatan membajak sawah di musim panen. Kala itu, mereka saling beradu cepat dengan memacu kerbau yang dikaitkan pada sebuah gerobak.
Sekaa Gunung Sari Awal mulanya terbentuknya sebuah organisasi yaitu sekaa, pada tanggal/bulan/tahun : 24-11-1926, di Puri Kaleran Peliatan di bawah pimpinan A.A.Gede Mandera. Awal berdirinya menurut sumber yang tergabung dalam organisasi tersebut dari awal, dilaksanakan kegiatan mebarong-barongan (ngelawang) tiap hari Raya Galungan sampai Buda Kliwon Pang berakhir kegiatan tersebut dengan tujuan menetralkan Sang Kala Tiga. Setelah lama kelamaan organisasi tersebut berinisiatip membuat tarian Arja Laki, adapun anggota itu juga menjadi inti ditambah dengan beberapa simpatisan. Makin lama makin berkembang dari pendiri atau yang mengkordinir anggota ini disamping karena jenuh pentas terlalu larut, maka munculah ide membuat Sekaa Gong dengan masukan-masukan dari anggota itu sendiri seperti: A.A.Gede Mandera sebagai kelian. Pemucuk-pemucuknya: Gusti Kompyang Pangkung, Made Lebah, Pande Made Gerondong, Pande Made Gandut dll. Setelah sekaa gong...
Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya. Tari ini sakral namun biasanya digunakan juga pada saat penerimaan wisatawan baru di bali.
Teater drama gong adalah teater khas Bali yang banyak menggabungkan unsur-unsur teater Barat dan teater lokal, di beri nama Drama gong karena dalam pementasan nya setiap gerakan pemain dan peralihan suasana dramatik nya selau di iringi oleh Gamelan Gong. Drama Gong di ciptakan oleh seniman Bali dari Gianyar yang bernama Agung Gede Raka payadnya pada tahun 1966 dan mulai berkembang setahun kemudian. Jika di lihat dari tahun di ciptakan nya maka teater khas ini bisa di bilang teater yang masih muda. Pada umumnya cerita yang di bawakan banyak mengambil tema percintaan dan kisah romantis.
Wayang Calon arang juga sering disebut sebagai Wayang Leyak, adalah salah satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengen. Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari ceritera Calonarang. Sebagai suatu bentuk seni perwayangan yang dipentaskan sebagai seni hiburan, wayang Calon arang masih tetap berpegang pada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali (Wayang parwa). Pagelaran wayang kulit Calon arang melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang ini adalah: 1. Katundung Ratnamangali 2. Bahula Duta 3. Pangesengan Beringin Kekhasan pertunjukan wayang Calonarang terletak pada tarian sisiya-nya dengan teknik permainan n...
Wayang Calonarang juga sering disebut sebagai Wayang Leyak , adalah salah satu jenis wayang kulit Bali yang dianggap angker karena dalam pertunjukannya banyak mengungkapkan nilai-nilai magis dan rahasia pangiwa dan panengen . Wayang ini pada dasarnya adalah pertunjukan wayang yang mengkhususkan lakon-lakon dari ceritera Calonarang . Sebagai suatu bentuk seni perwayangan yang dipentaskan sebagai seni hiburan, wayang Calonarang masih tetap berpegang pada pola serta struktur pementasan wayang kulit tradisional Bali ( Wayang parwa ). Pagelaran wayang kulit Calon arang melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari: 1 orang dalang 2 orang pembantu dalang 9 orang penabuh Di antara lakon-lakon yang biasa dibawakan dalam pementasan wayang Calonarang ini adalah: Katundung Ratnamangali Bahula Duta Pangesengan Beringin Kekhasan pertunjukan wayang Calonara...
Wayang Parwa adalah Wayang kulit yang membawakan lakon - lakon yang bersumber dari wiracarita Mahabrata yang juga dikenal sebagai Astha Dasa Parwa . Wayang Parwa adalah Wayang Kulit yang paling populer dan terdapat di seluruh Bali . Wayang Parwa dipentaskan pada malam hari, dengan memakai kelir dan lampu blencong dan diiringi dengan Gamelan Gender Wayang. Walaupun demikian, ada jenis Wayang Parwa yang waktu penyelenggaraannya tidak harus pada malam hari. Jenis itu adalah Wayang Upacara atau wayang sakral , yaitu Wayang Sapuh Leger dan Wayang Sudamala . Waktu penyelenggaraannya disesuaikan dengan waktu upacara keseluruhan. Wayang Parwa dipentaskan dalam kaitannya dengan berbagai jenis upacara adat dan agama walaupun pertunjukannya sendiri berfungsi sebagai hiburan yang bersifat sekuler. Dalam pertunjukannya, dalang Wayang Parwa bisa saja mengambil lakon dari cerita Bharata Yudha atau bagian l...
Wayang arja  adalah sebuah wayang  ciptaan baru yang diciptakan pada tahun 1975  oleh dalang I Made Sidja  dari desa Bona, atas dorongan almarhum I Ketut Rindha. Permunculan wayang ini banyak dirangsang oleh kondisi kehidupan Dramatari Arja yang ketika itu memprihatinkan, didesak oleh Drama Gong. Walaupun masih tetap mempertahankan pola pertunjukan wayang tradisional Bali , Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji (Malat). Dalam Wayang Arja, peran utama yang memegang pokok cerita adalah tentang kerajaan-kerajaan yang terbagi dalam sisi "kanan" dan "kiri". Kerajaan-kerajaan yang terangkum dalam sekutu "kanan" antara lain adalah seperti Daha , Koripan , Singasari , dan Gegelang , sementara pihak "kiri"-nya adalah Lasem Metaum , Pajang Mataram , Cemara , dan Pajarakan [1] ....
Wayang Gambuh adalah salah satu jenis wayang Bali yang langka, pada dasarnya adalah pertunjukan wayang kulit yang melakonkan ceritera Malat , seperti wayang panji yang ada di Jawa . Karena lakon dan pola acuan pertunjukan adalah Dramatari Gambuh , maka dalam banyak hal wayang Gambuh merupakan pementasan Gambuh melalui wayang kulit. Tokoh-tokoh yang ditampilkan ditransfer dari tokoh-tokoh Pegambuhan, demikian pula gamelan pengiring dan bentuk ucapan-ucapannya. Konon perangkat wayang Gambuh yang kini tersimpan di Blahbatuh adalah pemberian dari raja Mengwi yang bergelar I Gusti Agung Sakti Blambangan, yang membawa wayang dari tanah Jawa (Blambangan) setelah menaklukan raja Blambangan sekitar tahun 1634 . Almarhum I Ketut Rinda adalah salah satu dalang wayang Gambuh angkatan terakhir yang sebelum meninggal sempat menurunkan keahliannya kepada I Made Sidja dari (Bona) dan I Wayan Nartha (dari Sukawati).