RONTEK Untuk diketahui, Rontek ini sendiri pertama kali digelar tahun 2011. Sejak tahun itu, setiap tahun digelar Pemkab Pacitan untuk menyemarakkan suasana bulan Ramadhan, sebelum kemudian dipindah jadwal tampil di bulan Agustus. Dalam sejarahnya, Festival Rontek pertama kali digelar Tahun 2011 tepatnya 18-19 Agustus 2011 yang dimenangkan Ronthek dari Perwakilan Kecamatan Arjosari. Selanjutnya, gelaran kedua Lomba Ronthek Gugah Sahur kembali diadakan 13-15 Agustus 2012 dengan Desa Bangunsari Kecamatan Pacitan yang keluar sebagai pemenangnya. Pada Tahun 2013 kembali diadakan Lomba Ronthek Gugah Sahur yaitu tanggal 3-5 September, dengan Desa Tanjungsari sebagai pemenangnya. Di tahun keempat, atau tahun 2014 lomba ronthek diselenggarakan pada tanggal 22-24 Juli dengan hasil lima penyaji terbaik adalah Desa Tanjungsari, Kecamatan Arjosari, Kelurahan Pucangsewu, Desa bangunsari dan Kelurahan Pacitan. Berikutnya, Festival Ronthek Pacitan 2015 yang diselenggarakan mulai tanggal 21 &nd...
---------PERTUNJUKAN PENCAK MACAN------------- Siapa yang tidak kenal kota Gresik, kota pudak yang berbasis juga dengan kota santri ini terkenal juga kebudayaannya salah satunya adalah pencak macan, banyak juga kulinernya misalnya kolak ayam, pudak, jenang dan banyak lagi, Gresik juga memiliki sejarah bagaimana Islam disebarkan. Gresik kota pudak, selain tempat yang digunakan untuk mengembangkan ajaran agama Islam yang melalui perdagangan muncullah seni budaya lokal yang bernuansa Islami salah satunya adalah Seni tradisional Pencak Macan, salah satu kesenian yang berkembang diwilayah masyarakat Kelurahan Lumpur dan Kroman, Kecamatan Gresik. Tradisi ini merupakan budaya warisan leluhur yang sudah berusia ratusan tahun. Kesenian Pencak Macan pertama kali dikenalkan dan dilestarikan oleh Mbah Sindujoyo yang terdapat di Desa Lumpur. Terdapat suatu desa yang terletak di pesisir Kota Gresik yaitu Desa Lumpur, konon menurut ceritanya desa ini datang dari pinggiran pantai yang berlu...
Ludruk merupakan kesenian teater rakyat Jawa Timur yang berasal dari kalangan rakyat jelata. Di Surabaya, kesenian Ludruk masih tetap bertahan meski hanya dipentaskan oleh beberapa puluh pemain saja. Harga tiket menonton Ludruk sebenarnya cukup murah, Rp 2.500, tetapi jumlah penontonnya semakin lama semakin berkurang, rata-rata 10-15 orang saja pada setiap pementasan. Mendapatkan penghasilan yang rendah membuat para pemain mau tidak mau harus memiliki pekerjaan sampingan. Hingga saat ini Ludruk bisa bertahan karena lakon-lakon yang dipentaskan sangat aktual dan akrab dengan budaya setempat, seperti berupa legenda, dongeng, kisah sejarah, dan cerita kehidupan sehari-hari yang menggunakan bahasa yang sangat komunikatif, dan tentu saja selalu disertai lawakan yang sangat menghibur. Pemain Ludruk harus jago berimprovisasi karena setiap pementasan tidak menggunakan naskah. Penampilan mereka biasanya diiringi musik gamelan dan tembang khas jula-juli. Kostum yang dipakai pun mengga...
Musik Tong-tong adalah salah satu bentuk seni tradisional yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat berbudaya Madura. Seperti di daerah Situbondo yang berbudaya Madura Pandalungan, kehadiran musik Tong-tong sampai saat ini tentu tidak terlepas dari proses pewarisan yang dilakukan oleh generasi tua kepada generasi muda. Bambu bagi bangsa Indonesia merupakan sesuatu yang sangat dekat dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir di setiap tempat di Nusantara ini baik di kota apalagi di desa, kita tidak akan begitu sulit bahkan sangat mudah untuk menemukan bambu atau sesuatu yang terbuat dari bambu itu sendiri. Seperti misalnya rumah dan perangkatnya, peralatan rumah tangga, peralatan untuk mengurus kematian, peralatan (senjata) perang, bahan makanan, dan juga alat musikpun banyak terbuat dari bambu. Kentongan bambu seperti tongtong merupakan salah satu dari sekian banyak alat musik yang dipakai oleh hampir seluruh suku di Indonesia. Hal ini dikarenakan bambu bagi ban...
Situbondo – Ojhung atau Ojung adalah suatu kebudayaan dari Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, dimana kebudayaan ojhung itu sendiri telah dianut dan dilakukan oleh para leluhur dan nenek moyang (pembabat) Desa Bugeman terdahulu. Kebudayaan ini telah dilakukan secara turun temurun. Tradisi ini sebelumnya dilaksanakan atas dasar masyarakat Desa Bugeman memiliki hajat atau tujuan yaitu untuk meminta hujan kepada sang kuasa dan juga untuk menghindari bencana atau penolak bala Desa Bugeman, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo. Selain simbol rasa syukur kebudayaan Ojhung kepada sang kuasa, kebudayaan ini juga digunakan oleh masyarakat Desa Bugeman sebagai pertandingan atau hiburan desa setempat yang diikuti oleh masyarakat Desa Bugeman, meliputi anak-anak, para pemuda desa, orang tua dan lain-lain, namun masyarakat luar daerah juga sangat antusias mengikuti kesenian ini, salah satunya dari kabupaten Bondowoso. Salah satu...
Jika masyarakat Jawa Tengah memiliki ketoprak sebagai pertunjukan hiburan, masyarakat Jawa Timur pun memiliki pertunjukan hiburan. Namanya ludruk. Walau sama-sama bersifat menghibur, tapi ada perbedaan mencolok antara ludruk dengan ketoprak. Salah satu perbedaan tersebut adalah cerita yang diangkat. Dalam setiap pertunjukannya, ludruk mengangkat cerita kehidupan sehari-hari, cerita perjuangan, atau sebagainya. Latar waktu cerita yang dibawakan adalah saat ini. Sementara, ketoprak membawakan kisah yang terjadi di masa lalu (berdasarkan sejarah atau dongeng). Karena cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari, yang dekat dengan kehidupan masyarakat, ludruk pun digemari oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu, walau menggunakan bahasa Jawa Timur, guyonan yang dilontarkan para pemain ludruk pun dapat dimengerti oleh orang dari luar Jawa Timur. Ini dikarenakan para pemain tidak hanya mengandalkan guyonan dalam bentuk perbincangan, tapi juga dalam gerak....
Atraksi Sapi Sonok erat kaitannya dengan atraksi Karapan Sapi. Atraksi ini biasanya dilaksanakan sebelum Karapan Sapi dimulai, yaitu dengan mengarak sapi kerap memasuki lapangan dengan mengenakan pakaian/hiasan sapi-sapi yang akan berlomba. Sapi-sapi betina tersebut diberi pakaian berwarna-warni dan gantungan genta di leher sapi berbunyi berdencing-dencing dan diiringi musik sronen, sedangkan sapi berjalan berlenggak-lenggok mengikuti suara alat musik khas Madura tersebut.
Alalabang merupakan tradisi yang berasal dari Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Tradisi ini merupakan tradisi lisan berpantung dengan menggunakan sajian topeng dalang. Kesenian yang menyajikan sastra lisan dari satu rumah ke rumah yang lain. Bentuk keseniannya bermacam-macam ada yang menyanyi tanpa iring-iringan musik, ada juga melantunkan syair-syair agama dengan pukulan 3 buah gendhang rebana, dan ada berupa rombongan anak-anak kecil, 2 anak di depan berpakaian pengantin sedang yang lainnya bertindak sebagai penyanyi cilik. Masing-masing wilayah mempunyai bentuk alalabang yang berbeda. Lebih-lebih rombongan alalabang, akan banyak menyedot penonton, ketika para rombongan itu membawakan sebuah kesenian topeng dalang
Barong Kemiren merupakan bentuk seni pertunjukan rakyat yang menggunakan madia barong. Kesenian ini diyakini sangat sakral, sehingga ada perlakuan khusus. Barong Kemiren berhubungan dengan Buyut Cili, yang diyakini penduduk setempat sebagai cikal bakal desa. Disaat-saat tertentu barong harus diupacarai, diberi sesaji, serta dirawat dengan hati-hati. Seni Barong Kemiren merupakan seni pertunjukan rakyat yang bersifat sakral. Kesenian ini dipentaskan, malam, yang terdiri dari 11 adegan yaitu : Prejengan, Cemboran, Jaripah, Gandrungan, Buto, Badutan, Pak Mantri, Rundoyo, Harimau Jelmaan, dan Jaran Kepang. Hal yang menarik dari pertunjukan ini adalah pemain kesurupan. Di Desa Kemiren Seni Barong Kemiren sangat dikenal, bahwa saat ini Barong Kemiren merupakan generasi barong ke-4 yang diteruskan oleh cikal bakal Buyut Cili, kepada Safii. Seni pertunjukan ini dimainkan oleh keperluan musisi. sumber: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=72