Negeri adalah sebutan untuk desa-desa di Maluku. Orang Maluku lebih kenal negeri daripada desa. Negeri-negeri ini dipimpin oleh seorang kepala desa yang disebut Bapa Raja. Tradisi cuci negeri sendiri adalah tradisi rutin yang dilakukan masyarakat pedesaan untuk membersihkan lokasi-lokasi yang diyakini menjadi tempat mistis pada leluhur atau nenek moyang. Cuci negeri dilaksanakan setiap akhir tahun sekitar tanggal 27-29 Desember tiap tahunnya. Masyarakat satu desa akan berkumpul didepan Baileo sebelum melaksanakan kegiatan dengan membawa peralatan adat yang diperlukan, setelah itu masyarakat akan berbondong-bondong bergerak menuju tempat-tempat seperti sumur dan tempat bertapah nenek moyang dan membersihkan lokasi itu. Setelah itu pada sore harinya, masyarakat akan kembali ke depan Baileo untuk makan bersama da menyaksikan penampilan seni dan budaya Maluku. Sumber : https://keepo.me/royke.warella/7-tradisi-masyarakat-maluku-yang-menjadi-daya-tarik-pariwisata
Pela Gandong adalah tradisi yang sudah melekat dalam diri tiap masyarakat Maluku dan tradisi ini masih bertahan hingga sekarang. Oleh karena tradisi inilah Maluku disebut Negeri Pela Gandong. Pela Gandong sendiri ada tradisi yang berbeda satu sama lain namun bertujuan sama yaitu untuk kebersamaan dan kekeluargaan. Pela dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan antar dua desa beragam sama sedangkan Gandong untuk yang berbeda agama. Pela dan Gandong dilaksanakan untuk mengikat kekeluargaan dan hidup aman saling menghargai dan menghormati sesama masyarakat Maluku. Sumber : https://keepo.me/royke.warella/7-tradisi-masyarakat-maluku-yang-menjadi-daya-tarik-pariwisata
Setiap tahun, festival budaya ini digelar di ibukota provinsi Kalimantan Tengah, Palangkaraya. Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) merupakan agenda tahunan Dinas Pariwisata Kalimantan Tengah untuk memeriahkan hari jadi Kalimantan Tengah pada bulan Mei. Isen Mulang yang bermakna Pantang Mundur adalah semboyan dari Kalimantan Tengah. Festival ini juga disemarakkan dengan berbagai keanekaragaman budaya yang ada di Kalimantan Tengah saat ini. Seperti diadakannya karnaval, lomba permainan tradisional, dan pameran produk kesenian dan kerajinan lokal. Calon wisatawan mesti jauh-jauh merencanakan berkunjung ke Kalimantan Tengah untuk melihat dari dekat festival yang biasanya diadakan pada bulan Mei setiap tahun. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/journal/agung-setya-1/festival-budaya-adat-di-kalimantan-yang-wajib-disambangi-c1c2/full
Pekan Gawai Dayak adalah festival budaya yang diadakan setiap tahun di Pontianak, Kalimantan Barat. Festival yang sangat meriah ini diikuti oleh masyarakat dayak di Kalimantan, termasuk masyarakat dayak di Malaysia (Sarawak, Sabah, Kinabalu, dan Brunei). Gawai Dayak bermulai dari tradisi adat dayak dalam menyambut musim panen yang melimpah. Ungkapan rasa syukur itu diwujudkan dalam kegiatan seperti tarian, makan bersama, perlombaan tradisional, dan berkumpulnya sanak saudara dari berbagai penjuru daerah. Tidak hanya dihadiri oleh masyarakat asli dayak, Gawai Dayak juga selalu menarik minat para wisatawan untuk merasakan kemeriahan tersebut. Hal ini merupakan wujud penerimaan masyarakat dayak pada ragam budaya yang berbeda untuk bersama-sama bersyukur pada Yang Kuasa. Calon wisatawan harus mempersiapkan diri sebelum mengunjungi Pontianak setiap pertengahan tahun, sebab festival ini diadakan selama satu pekan penuh. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/j...
Bukung dalam bahasa Dayak Tomun bermakna topeng. Babukung bisa dimaknai sebagai kegiatan bertopeng sebagai tradisi saat adalah kematian. Sehingga babukung pada mulanya merupakan ritual kematian masyarakat dayak tomun. Dayak tomun banyak bermukim di sekitar Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Masyarakat dayak di sini juga menggelar ritual kematian Tiwah untuk mengantar arwah (roh) orang yang telah wafat ke alam lainnya. Unik di Kabupaten Lamandau, ritual kematian itu juga diiringi oleh tradisi Babukung. Kini Babukung dijadikan sebuah festival budaya untuk memperkenalkan budaya setempat kepada dunia. Menurut masyarakat setempat, festival topeng seperti ini hanya ada dua di dunia, yaitu di Afrika dan di Kabupaten Lamandau. Jadi, festival ini menjadi sesuatu yang unik dan menarik untuk dikunjungi. Tahun ini, Festival Babukung diadakan pada 17 hingga 19 Juli 2018 di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. Untuk menuju ke lokasi, calon wisatawan bisa berangkat dari Jakarta m...
Festival ini diselenggarakan di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Jaraknya lumayan jauh dari Banjarmasin, sekitar 6 jam perjalanan darat atau sekitar 231 kilometer. Meskipun begitu, wisatawan tidak akan kecewa ketika menonton festival ini di kota Tanjung, ibukota Tabalong. Tahun ini, festival etnik tabalong diselenggarakan sepekan pada 1 hingga 8 Juli 2018. Menampilkan karnaval kostum terutama dari budaya dayak dan banjar, festival etnik ini diperkirakan akan menarik minat wisatawan dari berbagai daerah dan mancanegara. Selain karnaval busana, juga ada kegiatan perlombaan, pameran kebudayaan lokal, musik, tarian, dan lain-lain. Bagian penggemar fotografi, tentu tidak akan melewatkan mengunjungi festival ini untuk mengabadikan berbagai momen menarik. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/journal/agung-setya-1/festival-budaya-adat-di-kalimantan-yang-wajib-disambangi-c1c2/full
Kota Tenggarong, di Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur, juga memiliki festival yang mendunia. Festival ini dinamakan Festival Budaya Erau. Dalam bahasa kutai, erau atau eroh, berarti ramai, riuh, dan menggembirakan. Festival ini setiap tahun bertujuan untuk memberikan gelar atau tanda jasa kepada masyarakat yang berjasa kepada kesultanan Kutai Kartanegara. Tak hanya itu, festival juga dimeriahkan dengan upacara adat, permainan tradisional, kulinera, pameran produk lokal, dan kesenian. Festival Erau juga turut dihadiri oleh undangan dari berbagai negara, seperti Turki, Korea Selatan, Malaysia, dan lain-lain. Tahun ini Festival Budaya Erau diselenggarakan pada 20 sampai 28 Juli 2018 di Tenggarong. Sumber : https://www.idntimes.com/travel/journal/agung-setya-1/festival-budaya-adat-di-kalimantan-yang-wajib-disambangi-c1c2/full
Dogdog kaliwon Dogdog Kaliwon adalah jenis kesenian pagelaran yang tumbuh subur di Kecamatan Salem, Brebes. Kesenian ini lahir dengan nama dogdog yang dalam istilah Jawa berarti menabuh. Karena kerap dipentaskan pada malam Kliwon, kesenian ini kemudian diberi nama dogdog kaliwon. Dogdog kaliwon biasanya dimainkan 4-10 orang yang memainkan alat musik seperti gendang. Bedanya, gendang yang kemudian dikenal dengan dogdog itu menggunakan bahan baku dari pohon enau, baik yang besar maupun kecil. Menurut warga sekitar di Kecamatan Salem Dogdog Kaliwon merupakan salah satu jenis kesenian yang berkembang di kecamatan Salem. Dalam pertunjukannya, kesenian Dogdog Kaliwon berupa tontonan dan alunan lagu-lagu daerah Jawa dan Sunda yang dimainkan oleh para pemain musik yang terdiri dari empat pemain dogdog, seorang pemain biola, suling sunda, terompet sunda, penyanyi/juru kawih, dan sesekali waktu dilengkapi dengan penari, yang disajikan sebagai hiburan pada acara hajatan maupun selametan pad...
Palang Pintu adalah Tradisi di suku Betawi untuk membuka penghalang orang lain untuk masuk ke daerah tertentu dimana daerah tersebut mempunyai jawara dan biasa dipakai di pernikahan. Perlengkapan pada tradisi palang pintu adalah rebana ketimpring, kembang kelape, petasan, sirih dare, pantun, sikeh, dan silat betawi. Palang pintu ada sekitar tahun 1933, palang pintu saat itu berarti menyambut. Sambutannya yang pertama adalah pihak laki-laki memberi salam dan pihak perempuan menjawab salam dan bertanya apa maksud dan tujuannya datang. Setelah itu baru debat pantun, membaca ayat suci Al-Qur'an dan dilanjutkan dengan adu silat. Dulu yang memakai adat ini adalah orang-orang kaya karena membutuhkan dana yang besar untuk alat musik dan segala macam. Dulu juga pengantin laki-laki dan pengantin perempuan tidak saling kenal. Jadi adu pantun dan adu silatnya adalah asli. Awalnya dialog yang digunakan adalah dialog yang sopan tetapi tegas dan lugas seperti adat betawi aslinya. Pihak perempuan...