Salah satu suku daerah Papua, tepatnya Suku Dani memiliki tradisi memotong jari yang disebut ’ikipalin’. Tradisi ini terbilang ekstrim yang dilakukan bila ada salah satu anggota keluarga atau kerabat dekat yang meninggal dunia seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, dan adik. Maka suku ayah atau ibu dari anggota keluarga suku Dani wajib memotong jarinya sebagai simbol sakitnya saat kehilangan anggota keluarga, dan untuk mencegah ‘terulang kembali’ malapetaka yang telah merenggut nyawa anggota keluarga mereka Sumber: https://www.hipwee.com/list/10-tradisi-ekstrem-di-indonesia-yang-bikin-kamu-merinding-tapi-memiliki-makna-yang-penuh-filosofis/
Seorang wanita Dani akan melahirkan anaknya dalam ebe ae, yang dibantu oleh beberapa orang wanita. Kelahiran bayi ini tidak disertai upacara/ritual khusus dan ari-ari serta tali pusar yang terlepas beberapa hari akan dihanyutkan dalam sungai begitu saja. Dan beberapa hari setelah proses kelahiran, wanita tersebut sudah bisa kembali untuk bekerja. Mereka juga tidak melakukan upacara dalam pemberian nama, nama yang mereka anggap baik, itulah yang akan menjadi nama dari anak tersebut. Setelah seorang anak berusia 2-3 tahun, jika dia seorang wanita, ia sudah harus mulai menggunakan rok jerami (sale), sedangkan untuk anak pria, dia baru memakai alat penutup alat kelamin pada usia 5-6 tahun. Pada suku Dani, mereka mengenal satu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan anak pria Dani yaitu upacara Waya hagat-abin, yaitu suatu upacara Inisiasi, u...
Setiap 5 tahun sekali, masyarakat Asmat membuat perahu-perahu baru.Dalam proses pembuatan prahu hingga selesai, ada berapa hal yang perlu diperhatikan. Setelah pohon dipilih, ditebang, dikupas kulitnya dan diruncingkan kedua ujungnya, batang itu telah siap untuk diangkut ke pembuatan perahu. Sementara itu, tempat pegangan untuk menahan tali penarik dan tali kendali sudah dipersiapkan. Pantangan yang harus diperhatikan saat mengerjakan itu semua adalah tidak boleh membuat banyak bunyi-bunyian di sekitar tempa itu. Masyarakat Asmat percaya bahwa jika batang kayu itu diinjak sebelum ditarik ke air, maka batang itu akan bertambah berat sehingga tidak dapat dipindahkan. Untuk menarik batang kayu, si pemilik perahu meminta bantuan kepada kerabatnya. Sebagian kecil akan mengemudi kayu di belakang dan selebihnya menarik kayu itu. Sebelumnya diadakan suatu upacara khusus yang dipimpin oleh seorang tua yang berpengaruh dalam masyarakat. Maksudnya adalah agar perahu itu nantinya akan berja...
Upacara Bis Upacara bis merupakan salah satu kejadian penting di dalam kehidupan suku Asmat sebab berhubungan dengan pengukiran patung leluhur (bis) apabila ada permintaan dalam suatu keluarga. Dulu, upacara bis ini diadakan untuk memperingati anggota keluarga yang telah mati terbunuh, dan kematian itu harus segera dibalas dengan membunuh anggota keluarga dari pihak yang membunuh. Untuk membuat patung leleuhur atau saudara yang telah meninggal diperlukan kurang lebih 6-8 minggu. Pengukiran patung dikerjakan di dalam rumah panjang (bujang) dan selama pembuatan patung berlangsung, kaum wanita tidak diperbolehkan memasuki rumah tersebut. Dalam masa-masa pembuatan patung bis, biasanya terjadi tukar-menukar istri yang disebut dengan papis. Tindakan ini bermaksud untuk mempererat hubungan persahabatan yang sangat diperlukan pada saat tertentu, seperti peperangan. Pemilihan pasangan terjadi pada waktu upacara perang-perangan antara wanita dan pria yang diadakan tiap sore....
Orang-orang Asmat mempunyai 2 tipe rumah, yaitu rumah keluarga dan rumah bujang (je). Rumah bujang inilah yang amat penting bagi orang-orang Asmat. Rumah bujang ini dinamakan sesuai nama marga (keluarga) pemiliknya. Rumah bujang merupakan pusat kegiatan baik yang bersifat religius maupun yang bersifat nonreligius. Suatu keluarga dapat tinggal di sana, namun apabila ada suatu penyerangan yang akan direncanakan atau upacara-upacara tertentu, wanita dan anak-anak dilarang masuk. Orang-orang Asmat melakukan upacara khusus untuk rumah bujang yang baru, yang dihadiri oleh keluarga dan kerabat. Pembuatan rumah bujang juga diikuti oleh beberapa orang dan upacara dilakukan dengan tari-tarian dan penabuhan tifa. sumber :https://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Asmat
Perahu Lesung masyarakat Asmat memiliki panjang sekitar 2,5–5 meter. Perahu ini dapat memuat penumpang berjumlah 5-6 orang. Perahu Lesung dibuat 5 tahun sekali dan saat peresmian perahu harus ada ritual yang dilakukan. Masyarakat Asmat bermukin di daerah dataran rendah yang berawa dan berlumpur. Di daerah sepanjang pantai tertutup hutan rimba tropis yang di dominasi pohon mangrove dan hutan sagu. Kondisi daerah masyarakat Asmat yang berawa menuntut masyarakat Asmat mempunyai perahu sebagai alat transportasi. Salah satu alat tersebut adalah perahu yang bagi masyarakat asmat disebut perahu Lesung. Fungsi lain dari keberadaan perahu Lesung adalah dalam ritual masyarakat Asmat pembuatan perahu lesung adalah salah satu cara untuk menyembah dan menyenangkan leluhur nenek moyang. Ritual itu adalah Upacara perahu Lesung yang ada pada masyarakat Asmat. Hal lainnya upacara perahu Lesung adalah bagian dari menyambut pemimpin masyarakat Asmat yang pulang perang....
Yang lainnya dari Provinsi papua adalah Tradisi potong jari. Meski tergolong ekstreme, tapi upcara potong jari ini dilakukan untuk memaknai kesedihan seseorang yang tinggilah pergi (meninggal) oleh orang yang mereka cintai. Tidak hanya dengan menangisi mereka, tetapi masyarakt papua akan memotong jari mereka setiap kali mereka kehilangan anggota keluarga. Dan tradisi tersebut sifatnya wajib. Dengan memotong jari mereka, masyarakat pengunungan tengah papua beranggapan bahwa memotong jari adalah simbol dari sakit dan pedihnya seseorang yang kehilangan sebagian anggota keluarganya. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/contoh-budaya-daerah
Merupakan bentuk upacara kematian yang dilakukan oleh Suku Marin, Kabupaten Merauke. Sasi adalah sejenis kayu yang ditanam ketika seseorang meninggal selama 40 hari. Kemduian Sasi tersebut akan dicabut setelah mencapai 1000 hari. sumber :https://ilmuseni.com/seni-budaya/contoh-budaya-daerah
Papua merupakan daerah di ujung timur Indonesia yang memiliki beragam suku dan bahasa. Keragaman tersebut bahkan bisa terlihat di dalam satu wilayah kabupaten. Nah, salah satu yang akan dibahas pada artikel kali ini adalah suku Biak, yang ternyata memiliki prosesi adat pernikahan yang sangat unik. Aturan adat ini berasal dari tetua adat atau leluhur yang masih dijalankan sampai saat ini. Melamar Sama seperti aturan adat di wilayah lainnya, suku Biak pun menjalankan prosesi lamaran sebelum melakukan pernikahan. Bedanya, ada dua jenis lamaran yang disebut sanepen dan fakfuken . Beberapa masyarakat suku Biak gemar menjodohkan anak-anaknya ketika masih kecil. Proses pinangan yang dilakukan antar pihak orang tua ini disebut sanepen. Sedangkan fakfuken merupakan prosesi lamaran yang ditujukan pada pihak keluarga perempuan setelah kedua calon mempelai berumur minimal 15 tahun. Saat fakfuken , pihak laki-laki membawa tanda perkenalan ( kaken ) berupa gelang atau kalu...