|
|
|
|
Sanepen dan Fakfuken Tanggal 07 Jan 2019 oleh Aze . |
Papua merupakan daerah di ujung timur Indonesia yang memiliki beragam suku dan bahasa. Keragaman tersebut bahkan bisa terlihat di dalam satu wilayah kabupaten. Nah, salah satu yang akan dibahas pada artikel kali ini adalah suku Biak, yang ternyata memiliki prosesi adat pernikahan yang sangat unik. Aturan adat ini berasal dari tetua adat atau leluhur yang masih dijalankan sampai saat ini.
Sama seperti aturan adat di wilayah lainnya, suku Biak pun menjalankan prosesi lamaran sebelum melakukan pernikahan. Bedanya, ada dua jenis lamaran yang disebut sanepen dan fakfuken.
Beberapa masyarakat suku Biak gemar menjodohkan anak-anaknya ketika masih kecil. Proses pinangan yang dilakukan antar pihak orang tua ini disebut sanepen. Sedangkan fakfuken merupakan prosesi lamaran yang ditujukan pada pihak keluarga perempuan setelah kedua calon mempelai berumur minimal 15 tahun.
Saat fakfuken, pihak laki-laki membawa tanda perkenalan (kaken) berupa gelang atau kalung dari manik-manik. Jumlah kaken yang diserahkan tergantung dari kemampuan pihak keluarga laki-laki. Pihak keluarga perempuan juga akan memberikan kaken jika menerima lamaran tersebut.
Selanjutnya, kedua belah pihak akan menentukan mas kawin yang akan diberikan pihak laki-laki ke pihak perempuan. Konon, zaman dulu laki-laki yang berasal dari kalangan terpandang akan memberikan mas kawin berupa perahu. Sedangkan kebanyakan orang akan memberikan gelang dari kulit kerang (kamfar). Kini, seiring perkembangan zaman, banyak pula yang memberikan perhiasan perak sebagai mas kawin.
Setelah penentuan mas kawin, pihak orang tua dari kedua belah pihak akan mendatangi tetua adat (orang yang sangat dihormati) untuk menanyakan beberapa hal mengenai pernikahan, salah satunya adalah menanyakan hari baik. Persiapan pernikahan biasa mulai dilakukan satu minggu sebelum hari H
Proses persiapan dimulai dengan acara makan bersama dengan semua saudara laki-laki dari pihak ibu kedua mempelai. Keesokan harinya, pengantin perempuan akan dihias dan diantar ke rumah mempelai laki-laki, tempat prosesi pernikahan berlangsung. Saat menikah, kedua pengantin mengenakan pakaian adat dan perhiasan-perhiasan khas suku Biak.
sumber : http://mahligai-indonesia.com/pernikahan-nusantara/prosesi-adat/ternyata-begini-prosesi-pernikahan-suku-biak-dari-papua-unik-lho-6222
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |