121 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pernikahan Suku Marae
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Adapun tahap-tahap yang harus dilewati oleh seorang pemuda dan seorang pemudi menjelang upacara perkawinan adalah sebagai berikut :  Ba’boe (Masa Pacaran) merupakan kesempatan untuk saling mengenal satu sama lain. Membuka diri untuk menerima segala masukan sebagai persiapan dalam memasuki masa yang akan datang.  Lolo leten (Tahap pengenalan secara akrab) Pada tahap ini, pihak keluarga dari kedua insan pun dilibatkan karena ditahap ini, pasangan muda-mudi akan memutuskan sebuah kesepakatan penting dalam rangka perkawinan nanti. Perlengkapan yang harus disiapkan oleh si pria pada tahap ini adalah fuik (sirih) dan bu’a (pinang). Acara ini dilakukan hanya pada malam hari. Caranya ialah si pria harus ke rumah si gadis dan menyodorkan sirih pinang yang dibawanya melalui pintu depan rumah bagian atas dalam keadaan terkunci. Keduanya hanya boleh berkomunikasi tanpa bertatapan langsung antara mata dengan mata.  Labu...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
ka po'o
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Dalam tradisi tata berladang suku Lio, Ende, "ka po'o" merupakan salah satu ritual adat penting yang digelar setiap tahun dengan melibatkan seluruh pemangku adat (mosalaki) dan para penggarap ( fai walu ana halo ). "Ka po'o merupakan ritual adat yang ditandai dengan upacara memasak nasi dalam bambu oleh para ibu dan makan bersama seluruh mosalaki dan penggarap. Tujuan ritual adat ini yakni untuk memberi makan kepada para leluhur, menolak hama penyakit (tola bala) dan membuka lahan/ladang baru dalam sistem berladang suku Lio," ungkap Ambrosius Bata kepada Indonesiasatu.co di Wololele B, Kecamatan Wolowaru, kabupaten Ende, Sabtu (21/10/2017). Ambros yang juga salah satu pemangku adat di Wololele B ini menuturkan bahwa ritual tahunan ini diwajibkan kepada seluruh penggarap tanpa kecuali. "Ritual ini menekankan kebersamaan dan kekeluargaan sebagai masyarakat adat yang hidup bergantung pada musim bertani dan berladang. Tradisi ini terus diwarisi setiap tahun sebagai b...

avatar
Abdulcahyo
Gambar Entri
Ka Sa’o
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Acara Ka Sa’o Seka Dolu Wogo untuk mewarisi tradisi budaya adat Ngada, di Wogo desa Ratogesa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada NTT (Minggu 10/6/2018). Bagi masyarakat Bajawa, rumah adat adalah lambang kekuatan antara laki-laki dan perempuan. Ada 29 Sa’o atau rumah besar yang tersebar di dalam kampung tradisi Wogo, Desa Ratogesa Kecamatan Golewa yang siap untuk menerima kedatangan seluruh keluarga besar yang merupakan keturunan dari Sa’o Seka Dolu. Sa’o Seka Dolu ini, didirikan pada tanggal 12/9/1994 dan Keturunan dari Sa’o Saka Dolu atau rumah besar Saka dolu ini, tersebar di wilayah Kabupaten Ngada bahkan dari luar Kabupaten Ngada yang ikut serta dalam acara tradisi Ngada yaitu Ka Sa’o atau bentuk syukuran. Acara yang digelar selama 3 hari ini, menunjukan kerja sama, kebersamaan dalam Woe Ngete / suku ngete, selama kurung waktu 1 bulan proses pekerjaan atau bangun rumah adat. Acara Ka Sa’o di Wogo, Desa Ratogesa Kecamatan Golew...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Henge'do
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Masyarakat Sabu Raijua di Nusa Tenggara Timur memiliki tradisi mencium yang mungkin tidak dimiliki oleh budaya lain. Menurut penelitian Guru Besar Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Prof Dr Felysianus Sanga MPd saat ini ada makna 22 ciuman yang sudah menjadi budaya masyarakat Sabu Raijua. "Makna 22 ciuman itu merupakan budaya masyarakat Sabu Raijua, namun masing-masing ciuman memiliki makna sendiri-sendiri," katanya di Kupang, Kamis (27/4/2017), saat menyampaikan "Makna Budaya Adat dan Beradaban" pada Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-53 di Lapas Penfui Kupang. Ia mengatakan tradisi mencium bagi masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua memiliki makna tersendiri dan dilakukan kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja. "Mencium hidung sama dengan menyapa orang lain," ujar Felysianus. Tradisi mencium tersebut dalam bahasa setempat disebut Henge'do, dan biasa dilakukan oleh masyarakat Sabu dikala menyambut atau bertemu dengan seseorang. Tradisi ini memiliki makn...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Sifon
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Buat para cowok, masih ada yang inget nggak gimana rasanya waktu disunat? Hipwee yakin semua udah pada lupa. Tapi beda cerita soal rasa pasca sunat. Beuhhh, jadi penderitaan sendiri deh pokoknya. Gerak dikit aja perih. Ngelihat ada temen main bola aja bikin sakit hati. Rasanya itu pengen banget ikutan, tapi apa daya, takut si otong kena bola terus entar disuruh sunat lagi. Begitulah penderitaan kaum cowok dalam masa recovery dari cedera sunat. Enaknya cuma pas diamplopin banyak orang doang. Pada masa penyembuhan luka akibat sunat, umumnya, kaum cowok akan menggunakan bantuan angin untuk membuat sakitnya lebih reda. Entah itu pakai kipas tangan, kipas angin, atau bahkan sampai minta ditiupin ayah ibunya (ngaku aja!). Nah kalau kita pakai angin buat meredam rasa sakit, beda sama orang-orang sebuah daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Suku Atoni Meto adalah salah satu dari 300 lebih suku yang berada di Indonesia. Namun mereka memiliki keunikan tersendiri dalam masalah suna...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Tradisi Melarung, Tradisi pesisir di Sikka
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Tradisi melarung atau dalam bahasa daerahnya Pamanga Tamianotai yang sudah lama tidak pernah dilakukan kembali dihidupkan oleh nelayan di Pulau Pemana, Kabupaten Sikka. Tradisi inimerupakan tradisi untuk memberi penghormatan kepada laut yang telah menghilang sejak tahun 1980-an. Pulau Pemana sendiri merupakan pulau kecil berpasir yang berjarak tempuh 2-3 jam perjalanan menggunakan kapal penumpang dari Maumere. Masyarakat di Pulau Pemana dikenal sebagai nelayan yang tangguh. Para nelayan Pulau Pemana, mayoritas merupakan keturunan suku pendatang dari Selayar, Bone, Buton dan Bugis di Sulawesi yang telah beratus tahun tinggal di wilayah ini. Dalam tradisi warisan dari para leluhur mereka mengikat para nelayan agar menjaga laut dengan tidak menangkap ikan dengan cara merusak terumbu karang, biota laut dan alam. Dengan menggelar kembali ritual ini, masyarakat diajak kembali untuk mencintai laut dan ekosistemnya. Kegiatan ini juga untuk menyadarkan mereka kembali agar mengho...

avatar
Aze
Gambar Entri
Glen Mahe, Ritual Ucap Syukur Suku Tana
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Fakta bahwa bumi Flores kaya dengan budaya terlihat dari keragaman tradisi masyarakatnya. Etnis Tana Ai, -satu dari lima etnis di Sikka, misalnya memiliki seremoni Glen Mahe , sebuah ungkapan syukur atas berkat Yang Maha Kuasa. Ratusan warga mendatangi ritual adat yang berada di tengah hutan rimbun berjarak sekira 400 meter dari pemukiman kampung. Glen Mahe dilaksanakan setiap 5 tahun sekali atau lebih, tergantung pada hasil pertemuan yang digelar Tana Puan atau kepala suku bersama Marang (panglima perang) serta ketiga pemimpin suku Wulo, Ketang Kaliraga dan Lewar Lau Wolo. Hasil perundingan tersebut lalu disampaikan kepada warga, atau anak suku, dan bila disetujui maka Glen Mahe akan dilaksanakan sesuai jadwal waktu yang telah disepakati. Glen Mahe sudah dilaksanakan sejak Mahe , pusat ritual adat didirikan sejak tahun 1800-an, gunanya untuk mensyukuri apa yang diperoleh selama kurun waktu tersebut dengan memberikan kurban kepada Ina Nian Tana dan lelu...

avatar
Aze
Gambar Entri
Ritual Soro Nei, Ritual Penyelamatan Paus Biru
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Ritual Soro Nei, sebuah ritual kearifan lokal untuk menyelamatkan paus agar tidak terdampar. Dimulai dengan membuat bunyi-bunyian di bawah laut untuk membawa ke pintu keluar palung. Kemudian ditambah dengan dengan lantunan doa dan sejumlah sarana pengantarnya. Secara harfiah seperti spirit memberi makan dan memanggilnya menuju laut. Menggunakan sejumlah sarana seperti kapas, ikan kering putih, dan tuak atau air deresan bunga kelapa/lontar. Ritual tersebut dilakukan oleh masyarakat di Teluk Waienga, Desa Watodir, Kecamatam Ile Ape, Kabupaten Lembata. Ritual Soro nei bisa dibilang memberi makan dan meminta untuk kembali ke laut lepas ritual ini dilakukan oleh para tuan tanah di sekitar teluk. Sarananya antara lain, kapas dipelintir menjadi bola-bola kecil, ada juga sejenis umbi-umbian yang biasa disematkan pada bayi untuk menolak bala. Lalu ada ikan kering putih non pelagis yang digandeng biji beras.Kapas dipelintir saat pelafalan doa. Persembahan untuk moyang leluhur menyambut sa...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pejore Donahu Ngabui
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Timur

Pada suku Sabu, upacara ini disebut pejore donahu ngabui, sedangkan pada suku Dawan disebut lais toit li ana, upacara ini dilakukan oleh sepasang suami istri. Upacara ini bertujuan untuk memohon kepada dewa agar diberi keturunan. Dalam pelaksanaannya upacara ini melibatkan keluarga dan kerabat dari pihak laki-laki dan perempuan serta sesepuh-sesepuh adat. Dalam masyarakat suku Sabu, upacara ini dilaksanakan tepat pada hari perkawinan yaitu setelah upacara perkawinan selesai dilakukan. Sementara itu, dalam masyarakat suku Dawan. upacara ini bisa dilakukan kapan saja, biasanya pada musim kemarau sesudah panen. sumber : https://www.senibudayaku.com/2017/11/upacara-adat-nusa-tenggara-timur.html#

avatar
Aze