Seren Taun merupakan pesta panen untuk mensyukuri hasil alam yang telah diterima masyarakat digelar satu tahun sekali. Cisitu, Lebak Banten merupakan salah satu wilayah yang rutin mengadakan Seren Taun, selain Ciptagelar yang sudah masuk kawasan Sukabumi. Tiga hari sebelum upacara adat, biasanya musik dangdut, wayang golek serta tari jaipong ikut memeriahkan pesta rakyat ini. Sebelum upacara adat dimulai akan ada ibu-ibu yang menumbuk padi yang membentuk sebuah irama disebut dengan gegendek lisung, diiringi dengan angklung buhun serta beberapa pria membawa padi. Tradisi turun temurun Seren Taun menjadi kearifan lokal yang harus dijaga kelestariannya.
Babaritan merupakan upacara adat memohon keselamatan pada tanggal 10 bulan mulud, yang biasanya dilaksanakan di perempatan jalan yang banyak di lalui orang. Hidangan yang disajikan biasanya lontong sayur, tumpeng, buah-buahan. Biasanya acara pertama kirim doa untuk leluhur daerah tersebut, setelah doa penutup lalu warga yang hadir berebut makanan yang disajikan.
Ngadiukeun merupakan ritual yang biasanya dilakukan satu hari sebelum dilaksanakannya pesta (khitanan, pernikahan). Makanan yang disajikan biasanya congcot nasi (tumpeng), telur, kelapa muda, rokok yang di simpan di tempat pengambilan air tuan rumah dan setiap penjuru angin untuk sesaji leluhur agar diberi cuaca yang baik dan untuk kelancaran prosesi.
Bahasa Banten adalah salah satu dialek dari Bahasa Sunda. Sesuai dengan sejarah kebudayaannya, bahasa Sunda dituturkan di provinsi Banten khususnya di kawasan selatan provinsi tersebut—kecuali kawasan pantura yang merupakan daerah tujuan urbanisasi dimana penutur bahasa ini semakin berkurang prosentasenya. Basa Sunda Dialek Banten ini dipertuturkan di daerah Banten selatan. Daerah Ujung Kulon di sebelah selatan Banten, semenjak meletusnya Gunung Krakatau pada tahun 1883, tidak dihuni lagi dan sekarang menjadi taman nasional. Perbedaan tata bahasa antara Bahasa Banten dan Bahasa Sunda dikarenakan wilayah Banten tidak pernah menjadi bagian dari Kesultanan Mataram, sehingga tidak mengenal tingkatan halus dan sangat halus yang diperkenalkan oleh Mataram. Bahasa ini dilestarikan salah satunya melalui program berita Beja ti Lembur dalam bahasa Banten yang disiarkan oleh siaran televisi lokal di wilayah Banten. Perbedaan antara bahasa Sunda di Priangan dengan di Banten d...
Bahasa Sunda Cirebon Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Bahasa Sunda-Cirebon atau disebut sebagai Bahasa Sunda Cirebonan merupakan ragam percakapan bahasa Sunda yang ada di wilayah eks-Karesidenan Cirebon dan sekitarnya, yang meliputi Kuningan , Majalengka , Cirebon , Indramayu dan Subang serta Brebes di Jawa Tengah Bahasa Sunda Cirebon meliputi berbagai ragam percakapan atau dialek dari Bahasa Sunda wilayah Timur Laut ( Kuningan ), Bahasa Sunda wilayah Tengah-Timur ( Majalengka ) serta beberapa ragam dialek Bahasa Sunda yang berbatasan langsung dengan tanah kultural budaya Jawa ataupun budaya Cirebonan, misalkan ragam percakapan bahasa Sunda Parean dan Sunda Lea di wilayah Kecamatan Kandang Haur dan Kecamatan Lelea di Kabupaten Indramayu yang berbatasan langsung dengan tanah kultural budaya Cirebon-Indramayuan yang menggunakan Bahasa Cirebon dialek Indramayuan atau ragam percakapan Bahasa Sunda Binong di Kecamatan Binong yang ju...
Nyadran adalah serangkaian upacara yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, terutama Jawa Tengah .Nyadran berasal dari bahasa Sansekerta, sraddha yang artinya keyakinan. Dalam bahasa Jawa, Nyadran berasal dari kata sadran yang artiya ruwah syakban . Naydran merupakan salah satu tradisi dalam menyambur datangnya bulan Ramadhan . Kegiatan yang biasa dilakukan saat Nyadran atau Ruwahan adalah: Menyelenggarakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al-Qur'an , zikir, tahlil dan doa, kemudian ditutup dengan makan bersama. Melakukan besik , yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepada roh yang telah meninggal di area makam. Nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan Rajab atau saat datangnya bulan Sya'ban. Seperti contoh warga masyarakat Magelang melaksanakan Nyadran dengan ziarah...
Upacara Besale (penyembuhan) merupakan ritual masyarakat Anak Dalam yang bertujuan untuk menyembuhkan seseorang yang sakit akibat roh-roh jahat. Dalam adat istiadat masyarakat Suku Anak Dalam atau Anak Rimba terdapat banyak kegiatan upacara/ritual yang memiliki tujuan untuk menghormati arwah nenek moyang, mengharapkan keberkahan dan untuk menjauhkan malapetaka. Salah satu upacara adat masyarakat Anak Dalam adalah upacara Besale. Arti Besale bagi masyarakat Anak Dalam adalah membersihkan jiwa seseorang yang sedang sakit akibat roh-roh jahat yang bersemayam dalam diri seseorang tersebut. Untuk perlengkapan prosesi upacara Besale yaitu lonceng terbuat dari kuningan yang memiliki suara nyaring, 2 buah mangkuk kecil untuk air jampi-jampim kain putih yang ujungnya bernama pera dicelupkan kepada air jampi-jampi serta diteteskan kepada mata orang yang sakit. Semua perlengkapan ini disimpan di atas anyaman rotan Upacara Besale diawali dengan Nyanyian oleh dukun suku anak d...
masyarakat Cirebon terlihat dari aktivitas mereka yang melakukan upacara Nadran atau biasa orang-orang Cirebon menyebutnya Sedekah Laut. Upacara sedekah laut ini juga dilakukan oleh masyarakat Indramayu dan Subang. Dalam perkembangannya tradisi upacara Nadran tidak hanya berkembang di masyarakat Cirebon saja. Upacara Nadran adalah upacara adat masyarakat pesisir Nadran memiliki arti janji atau rasa syukur . Nadran berasal dari kata nazar dalam bahasa Arab yang memiliki arti janji. Janji atau rasa syukur masyarakat pesisir Cirebon atas rezeki yang telah dilimpahkan yang maha kuasa kepada mereka. Secara turun temurun, upacara Nadran adalah upacara yang lahir dari akulturasi agama Islam dan Hindu . Perpaduan tersebut menciptakan upacara Nadran Dalam pelaksanaan upacara Nadran, pertama kali yang dilakukan adalah menyembelih kerbau dengan cara memotong kepala kerbau disertai memotong tumpeng. Kepala kerbau tersebut dibungkus...
Beberapa warga dari suku Talaud memilki mata pencaharian berburu, meskipun berburu bukanlah mata pencaharian utama (pokok) di Talaud. Selain dilakukan sebagai mata pencaharian, berburu juga dilakukan segai hobi atau kegemaran warga Talaud. Hal ini membuat berburu menjadi salah satu sistem mata pencaharian hidup yang cukup diperhitungkan. Adapun beberapa hewan yang menjadi mangsa buruan suku Talaud adalah: sapi hutan, babi hutan, ungags, biawak, dan buaya. Hewan-hewan ini dilakukan di hutan sekunder, dibekas-bekas ladang yang sudah ditinggalkan, di tepi sungai dan juga di hutan rimba primer. Perburuan pun dilakuakn dengan menggunakan senjata sederhana, seperti tombak, parang, sumpit, pukat, dan alat tradisional lainnya yang berupa perangkap. Cara berburu yang paling terkenal di suku Talaud adalah Manabba . Manabba adalah salah satu kegiatan berburu babi hutan dan sapi hutan yang dilakukan oleh kaum lelaki dewasa secara beramai-ramai di kepualauan Talaud. Perburua...