337 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
"ngertakeun Bumi Lamba" -mapag Sasih Kapitu Suryakala-
Ritual Ritual
Jawa Barat

UPACARA ADAT BUDAYA SUNDA (NUSANTARA - SABUANA) "NGERTAKEUN BUMI LAMBA" -mapag sasih kapitu suryakala- Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu. Upacara Ngertakeun Bumi Lamba adalah upacara untuk menjalankan pesan kasepuhan (orangtua adat) dari Kanekes, yang menitipkan 3 (tiga) Gunung, sebagai Pakualam (harus diperlakukan sebagai tempat suci yang penting bagi warga adat yang mengakui dirinya Urang Bandung), yaitu Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Wayang dan Gunung Gede sebagai tempat 'Kabuyutan' (sumber air, makanan atau juga leluhur). Inti upacar...

avatar
Yulius Dwi Kristian
Gambar Entri
Upacara Nujuh Bulanan
Ritual Ritual
Jawa Barat

Upacara Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban Upacara Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung 7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup, maksudnya si ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di dalam upacara ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam. Di samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil , dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji secara bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang dip...

avatar
muhammad baidowi
Gambar Entri
Upacara Nadran Subang
Ritual Ritual
Jawa Barat

Nadran sebenarnya merupakan suatu tradisi hasil akulturasi budaya Islam dan Hindu yang diwariskan sejak ratusan tahun secara turun-temurun. Kata nadran sendiri, menurut sebagian masyarakat, berasal dari kata nazar yang mempunyai makna dalam agama Islam : pemenuhan janji. Adapun inti upacara nadran adalah mempersembahkan sesajen (yang merupakan ritual dalam agama Hindu untuk menghormati roh leluhurnya) kepada penguasa laut agar diberi limpahan hasil laut, sekaligus merupakan ritual tolak bala (keselamatan). Sesajen yang diberikan, disebut ancak , yang berupa anjungan berbentuk replika perahu yang berisi kepala kerbau, kembang tujuh rupa, buah-buahan, makanan khas, dan lain sebagainya. Sebelum dilepaskan ke laut, ancak diarak terlebih dahulu mengelilingi tempat-tempat yang telah ditentukan sambil diiringi dengan berbagai suguhan seni tradisional, seperti tarling, genjring, barongsai, telik sandi, jangkungan, ataupun seni kontemporer (drumband). Nadran atau kada...

avatar
muhammad baidowi
Gambar Entri
Upacara Seren Taun Kuningan
Ritual Ritual
Jawa Barat

Upacara Seren Taun Kuningan Upacara seren taun adalah ungkapan syukur dan do’a masyarakat sunda atas suka duka yang mereka alami terutama di bidang pertanian selama setahun yang telah berlalu dan tahun yang akan datang. Seren taun dilaksanakan setiap tanggal 22 Bulan Rayagung sebagai bulan terakhir dalam perhitungan kalender sunda. Selain ritual-ritual yang bersifat sakral, digelar juga kesenian dan hiburan. Dengan kata lain kegiatan ini merupakan hubungan antara manusia dengan tuhan, dan juga dengan sesama mahluk atau alam baik lewat kegiatan kesenian, pendidikan, dan sosial budaya.                         Upacara Seren Taun diawali dengan upacara ngajayak ( Menjemput Padi ), pada tanggal 18 Rayagung yang dilanjutkan dengan upacara penumbukan padi dan sebagai puncak acaranya pada tanggal 22 Rayagung. Ngajayak dalam bahasa sunda berarti menerima dan menyamb...

avatar
muhammad baidowi
Gambar Entri
Upacara Mapag Bulan Tumanggang
Ritual Ritual
Jawa Barat

Adat Mandi Bareng di Bawah Bulan Purnama Di Subang Jawa Barat   Upacara Mapag Bulan Tumanggang yang merupakan tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu ini adalah sebuah prosesi mandi bersama pada tengah malam di tengah bulan purnama.  Semua warga dikawasan kaki gunung Tangkuban Perahu setiap bulan purnama selalu mengadakan Upacara Mapag Bulan Tumanggang dengan mandi bersama di air terjun Pangadegan, Subang, Jawa Barat malam itu.      Para kaum wanita mandi bersama saat menggelar Upacara Mapag Bulan Tumanggang yang merupakan tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasan Curug (air terjun) Pangadegan, Subang, Jawa Barat.        Semua warga berjalan menuju curug (air terjun) saat menggelar Upacara Mapag Bulan Tumanggang, tradisi Ngabungbang di kaki Gunung Tangkuban Perahu, kawasan Curug Pangadegan, Subang, Jawa Barat.    &...

avatar
muhammad baidowi
Gambar Entri
Upacara Panjang Jimat
Ritual Ritual
Jawa Barat

Upacara ini merupakan upacara khas masyarakat Cirebon, Jawa Barat. Tradisi Panjang Jimat sudah mulai dilakukan pada pertengahan abad ke-15 ketika Syekh Syarif Hidayatullah atau yang biasa dikenal dengan Sunan Gunung Jati mulai berperan sebagai Wali Kutub di Cirebon. Upacara Panjang Jimat diselenggarakan oleh keraton-keraton di Cirebon untuk memperingati maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Rabiul Awal. Upacara Panjang Jimat disebut juga dengan sebutan ‘pelal’ yang menjadi puncak acara peringatan maulid. Filosofi dibalik upacara ini mengandung makna terus menerus dari kata ‘panjang’ dan ‘jimat’ yang menjadi akronim dari ‘diaji dan dirumat’ yang artinya dipelajari dan diamalkan terkait ajaran-ajaran Islam dan meneladani Nabi Muhammad SAW.   Sumber: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/1719/upacara-panjang-jimat

avatar
Oase
Gambar Entri
ngukus
Ritual Ritual
Jawa Barat

Ngukus adalah salah satu ritual pembakaran kemenyan, biasanya dilakukan setiap malam selasa dan malam jum'at, atau diacara-acara sakral, seperti acara kelahiran, syukuran, panen besar dan acara lainnya. Alat yg sering digunakan adalah kemenyan, arang menyal dan tapas cangkang kelapa, sehingga ketika dibakar maka aromanya menyeruak. Barang lain yg sering ada dalam acara ngukus ini adalah rujak 7 rupa dan air bunga. Dan biasanya pula ngukus ini diikuti dengan doa-doa, tidak jauh beda sama ritual pembakaran dupa, karena jaman sahulu pengaruh hindu budha di tanah jawa sangat kuat.

avatar
Jeshar
Gambar Entri
Pesta Dadung
Ritual Ritual
Jawa Barat

Pesta Dadung adalah kesenian masyarakat Desa Legokherang, Kecamatan Subang, Kabupaten Kuningan. Kesenian ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke 18 dan sejak awal difungsikan untuk ritus kesuburan (pertanian). Ritus ini dimaksudkan sebagai bentuk pemujaan terhadap Ratu Galuh yang dipercaya masyarakat setempat sebagai ratu pelindung hewan. Ratu Galuh adalah penggembala ’batin’ dengan banyak julukan seperti Nyai Pelenggirarang, Sang Ratu Biting, Sang Ratu Bopong, Ratu Geder Dewata, atau Ratu Koja Dewatana. Julukan sebagai ratu penggembala berkaitan erat dengan tipologi masyarakat Sunda yang tergolong sebagai masyarakat pastoral atau masyarakat ladang.  Dadung, artinya tambang, biasanya terbuat dari serat kulit kayu waru yang berfungsi untuk mengikat kerbau atau sapi. Pesta Dadung tak lain adalah ritus bagi penggembala. Oleh sebab itu, ritus itu juga sering disebut dengan ritus budak angon. Para budak angon sengaja diupacarakan dengan maksud agar mereka tetap berg...

avatar
Maisankamila
Gambar Entri
Hajat Babarit
Ritual Ritual
Jawa Barat

Hajat Babarit merupakan tradisi selamatan yang dilakukan oleh keluarga petani padi di pedesaan Subang. Biasanya tradisi ini dilakukan untuk meminta turun hujan (sebelum musim tanam padi). Hajat babarit mirip dengan selamatan seperti biasanya hanya saja dilakukan di tengah jalan pertigaan kampung dan dilakukan secara terbuka. Warga di sekitarnya akan membawa hasil bumi yang sudah dimasak (masi liwet, nasi kuning, ayam bekakak, telur asin, dll) kemudian dikumpulkan/ditempatkan di atas terpal/tikar secara bersama-sama. Tokoh adat kemudian memimpin doa dengan cara Islam maupun tradisional dan ketika doa selesai dibacakan warga yang sudah menunggu berebut hidangan yang ada. Beberapa menyiramkan air kembang yang dibawa ke tiga arah mata angin sambil berharap hujan segera turun dan kemakmuran tetap melimpahi desa mereka. Tradisi ini sangat meriah karena dihadiri oleh anak-anak sampai orang dewasa.

avatar
Yanu prasetyo