235 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Pesta Jasa (Owasa & Fa’ulu)
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Alasan-alasan untuk mengadakan pesta adat atau pesta jasa (owasa) adalah: perkawinan, mendirikan rumah baru, mendirikan salah satu megalit, mengadakan perhiasan emas, sudah berumur atau sebelum menghadap ajal. Seluruh warga desa dijamu pada pesta owasa. Siapa pun di desa yang mampu biayai untuk membeli babi yang diperlukan untuk upacara itu, bisa menyelenggarakan owasa. Orang yang menyelenggarakan owasa diusung dalam desa dan kepadanya diberi nama yang mulia. Kemudian osa-osa batu atau tugu batu lainnya didirikan di depan rumahnya. Sumber: https://www.museum-nias.org/istiadat-nias/  

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Pesta Perkawinan di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Perkawinan di Nias adalah eksogami. Mempelai pria harus melunasi emas kawin kepada semua pihak yang punya hubungan famili dengan mempelai wanita itu, terutama kepada pihak ibunya ( uwu) . Kemudian di dalam desa sendiri masih diharapkan supaya mempelai pria mengadakan satu pesta untuk seluruh warga. Pesta itu merupakan syarat kalau di kemudian hari hendak diadakan pesta jasa ( owasa) . Kalau mempelai pria tidak memberi pesta dalam desanya, dia tetap dianggap sebagai anak-anak [iraono], sekalipun ia sudah tua secara umur, dan tidak punya hak suara dalam desa. Biaya utama dari pesta pernikahan waktu itu dan masih sampai hari ini adalah pembayaran sebanyak babi yang dibutuhkan untuk pesta. Sampai hari ini, biaya pesta pernikahan merupakan beban besar pada pasangan muda yang berencana untuk menikah. Sumber: https://www.museum-nias.org/istiadat-nias/  

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Mengunyah sirih pinang: Manafo dan Bola nafo
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Seperti di banyak tempat di Asia, mengunyah sirih adalah sesuatu yang biasa di Nias. Tradisi ini disebut sebagai "manafo". Lima bahan yang digunakan; daun sirih (tawuo), kapur (betua), gambir (gambe), tembakau (bago), dan pinang (fino). Ramuan dari lima bahan ini disebut "Afo".  Karena tradisi ini sangat hidup, "manafo" dianggap sebagai  satu simbol budaya Nias dan sering menjadi bagian di acara tradisional di Nias, seperti upacara menyambut pengunjung penting. Di upacara penyambutan ini tamu akan ditawarkan sirih, dari tas anyaman indah yang dikenal sebagai Bola nafo. Bola berarti tempat atau kantong, dan afo adalah ramuan dari lima bahan. Tas Bola nafo dibuat dengan menganyam rumput yang telah dikeringkan dan diwarnakan. Biasanya dihiasi dengan simbol dan motif dari Nias, masing-masing dengan makna tersendiri. Motif Ni'otarawa digunakan oleh bangsawan sementara motif Ni'ohulayo digunakan oleh masyarakat umum. Teknik yang digunakan untuk menganyam&nb...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Mengayau
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Seorang laki-laki baru boleh nikah, kalau sudah memenggal kepala orang. Pada tahun 851 Sulayman sudah mencatat tradisi ini. Kebutuhan Binu (kepala manusia), menurut kepercayaan orang Nias dibutuhkan Binu pada berbagai kesempatan: Kalau ayah sudah meninggal harus ada beberapa Binu sebagai pelayan baginya. Kalau mendirikan rumah adat besar tengkorak seorang laki-laki ditanam di sebelah bawah tiang rumah di ujung kanan, dan tengkorak seorang perempuan ditanam di sebelah bawah tiang rumah di ujung kiri. Kalau hendak mendirikan satu megalit di depan rumah, harus ditanam satu Binu di sebelah bawah. Untuk mengesahkan hukum adat (fondrakö) harus ada Binu, seorang budak dibunuh.         sumber: https://www.museum-nias.org/istiadat-nias/

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Maluaya Famadaya Hasi Zimate
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Upacara adat selalu mewarnai kehidupan orang Nias mulai dari ketika seseorang berada dalam kandungan, lahir, bertumbuh,  hingga pada kematian. salah satunya adalah pelaksanaan upacara kematian yang disebut “ Maluaya Famadaya Hasi Zimate (prosesi pengangkatan peti jenazah)” Pelaksanaan upacara pelepasan jenazah ini bisa dikatakan sangat jarang sekali dilaksanakan di Pulau Nias. Sebab, hanya orang-orang yang mampu dan tergolong bangsawanlah, yakni ( s i ’u lu) dan golongan penetua adat  ( s i ’i la) , yang mampu melakukan upacara ini. Untuk golongan s i ’i la tidak semua keluarga boleh menyelenggarakan upacara adat ini, tergantung bagaimana peran almarhum di masyarakat selama dia hidup. Karena jarang dilaksanakan, tidak mengherankan, ketika acara ini dilaksanakan di Kota Gunungsitoli pada Minggu (24 Juli 2011) lalu mengundang perhatian warga. Hujan lebat yang turun saat upacara berlanjut pun warga yang antusias menya...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Upacara Perumah Begu
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Perumah Begu merupakan upacara pemanggilan arwah seseorang yang sudah meninggal dan dapat berkomunikasi dengan roh-roh para leluhur dengan mengijinkan roh-roh itu masuk ke dalam tubuhnya. Upacara Perumah Begu masih ada diantara penganut Animisme. Dalam upacara ini seorang dukun dapat berkomunikasi dengan para leluhur dengan mengijinkan roh-roh itu para leluhur untuk masuk kedalam tubuhnya. Tujuan dari upacara ini adalah supaya masyarakat dapat mengetahui tentang hal-hal yang akan datang.

avatar
Widra
Gambar Entri
Upacara Erpangir Kulau
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Erpangir berasal dari kata pangir, yang berarti langir. Oleh sebab itu erpangir kulau adalah upacara mandi untuk mengusir roh jahat atau menyucikan diri dari pengaruh roh jahat. Upacara ini masih dapat ditemukan di beberapa tempat, selain itu juga upacara erpangir ini dilakukan dalam upacara perkawinan, membuat nama anak dan menolak penyakit yang dibuat oleh roh jahat. selain itu ada juga beberapa alasan upacara erpangir masih dilakukan, alasan-alasan itu adalah: a. Upacara terimakasih kepada Dibata. dalam hal ini erpangir dilakukan sebagai ucapan terima kasih dan syukur kepada Dibata ( Tuhan ), yang telah memberikan rahmat tertentu. Misalnya: memperoleh keberuntungan, terhindar dari kecelakaan, memperoleh hasil panen yang berlimpah, sembuh dari penyakit, dan lain sebagainya. b. Menghidarkan suatu malapetaka yang mungkin terjadi. Dalam hal ini orang Karo melakukan upacara erpangir sebagai upaya untuk menghindakan suatu malapetaka yang akan terjadi, itu biasanya sudah terlebih dahulu...

avatar
Widra
Gambar Entri
Upacara Mengket Rumah Mbaru
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Mengket Rumah Mbaru adalah salah satu upacara adat dalam suku Karo, Sumatra Utara. Mengket dalam bahasa Karo berarti masuk, dan mbaru berarti baru. Secara harafiah, mengket rumah mbaru adalah upacara yang diadakan orang Karo saat hendak memasuki rumah yang baru. Biasanya acara ini melibatkan keluarga besar dan rakut sitelu.Upacara ini tergolong sebagai pesta sukacita dan mulia, karena upacara ini menggambarkan kesuksesan tuan rumah (penyelenggara pesta). Dalam suku Karo, ada empat tingkatan upacara adat mengket rumah mbaru, yakni: Sumalin jabu Sumalin jabu adalah acara mengket rumah mbaru yang paling sederhana. Biasanya hanya dihadiri keluarga inti dan rakut sitelu yang terdekat. Biasanya hanya dihidangkan lauk berupa ayam saja (4-5 ekor) dan nasi. Mengkah dapur Mengkah dapur adalah upacara mengket rumah yang memerlukan musyawarah (runggun). Biasanya tetap dihadiri oleh rakut sitelu dan keluarga besar. Hidangan yang diberikan pada upacara adat ini berupa seekor babi atau k...

avatar
Widra
Gambar Entri
Upacara Cawir Metua
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Cawir metua adalah sebuah upacara kematian yang dilaksanakan oleh masyarakat Karo. Tradisi ini ditujukan sebagai penghargaan dan penghormatan. Upacara ini mengalami 3 tahap perkembangan dalam pelaksanaannya, yaitu tahap mistis (pelaksanaan sederhana dan mitos), tahap onthologis (sudah dipengaruhi ajaran agama), dan tahap fungsionil (pelaksanaannya sudah mengikuti perkembangan zaman serta menggunakan teknologi yang ada pada masyarakat Karo). Pada saat pelaksanaan upacara kematian, masyarakat Karo biasanya melantunkan syair dalam sebuah nyanyian yang berisi ratapan emosional. Alunan tersebut adalah katoneng-katoneng. Nyanyian ini diiringi musik halus nan religius di telinga sehingga membuat suasana menjadi sendu dan haru. Katoneng-katoneng umumnya dikaitkan atas rasa syukur kepada Tuhan YME terhadap berkatnya. Makna tekstual yang terdapat di dalamnya menekankan kepada nasihat dan rasa duka kepada orang yang meninggal. Dalam upacara kematian dan nyanyian tersebut mengungkap betapa be...

avatar
Widra