Upacara bersih desa merupakan salah satu warisan budaya lokal yang perlu dilestarikan, dan masyarakat desa di lereng Gunung Bromo ini telah membuktikannya. Hal tersebut memang perlu, sehingga masyarakat tetap dapat menangkap semangat kebersamaan dan gotong-royong, serta rasa peduli dengan budaya sendiri tanpa harus mengorbankan keyakinan yang mereka anut. Lokasi Tradisi Bersih Desa Desa Pusungmalang termasuk wilayah Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, terletak di lereng Gunung Penanjakan salah satu anak Gunung Bromo. Dari kota Pasuruan menuju ke desa tersebut akan melewati beberapa desa antara lain, desa Gondangwetan, desa Pasrepan, desa Puspo dan kemudian naik menelusuri bukit-bukit yang ber kelok-kelok dan terjal kurang lebih selama dua jam perjalanan, barulah sampai ke Desa Pusungmalang ini. Desa Pusungmalang terdiri atas lima Dusun yaitu: Dusun Mangu, Wonogriyo, Kenongo, Jagungsromo, dan Dusun Pusungmalang. Tim Balai Arkeologi Yogyakarta sudah empat tahap (sa...
FESTIVAL TAHUNAN PASAR BANDENG Kabupaten Gresik setiap tahunnya memiliki tradisi khas yang selalu dilestarikan oleh penduduk Gresik. Yaitu tradisi yang tidak sekedar hanya melestarikan tradisi tetapi juga berdampak pada kemajuan perekonomian kabupaten gresik, tradisi itu yaitu Tradisi Pasar Bandeng yang selalu ramai diadakan di kota Gresik. Tradisi ini merupakan tradisi yang dilakukan untuk menyambut hari raya idul fitri dan dilakukan pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran atau pada malam ke 29 atau di gresik sebagai malam “songolikur” dengan tujuan untuk menyambut malam takbiran atau untuk memeriahkan hari kemenangan agama islam (hari raya idul fitri). Pasar bandeng Gresik ini merupakan tradisi turun temurun dan merupakan warisan yang dipelopori oleh Walisongo yang sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan oleh masyarakat setempat. Tradisi pasar bandeng kota Gresik ini pertama kalinya dilakukan oleh Sunan Giri yang bertujuan untuk mengg...
Upacara adat Jemblung Somopuro adalah tradisi yang dilakukan pada saat-saat tertentu di desa Bungur kecamatan Tulakan kabupaten Pacitan. Upacara ini dilakukan untuk mengenang seniman jemblung yang bertapa di Gua Somopuro. Jemblung adalah sebuah sarana dakwah Islam yang dibawa dari Banyumas, Jawa Tengah. Proses dakwah makin menyebar dan meluas, sehingga jemblung akhirnya sampai di daerah Pacitan, Ponorogo, Kediri dan Blitar. Jemblung merupakan seni teater tutur. Dalam satu pementasan, kesenian jemblung melibatkan empat hingga lima seniman/seniwati, umumnya satu wanita dan sisanya laki-laki. Kesenian jemblung tidak menggunakan gamelan atau alat musik lain, sehingga murni mengandalkan kemampuan tutur para pemainnya, baik dalam percakapan maupun untuk suara latar. Inilah yang menjadikan kesenian ini unik, dari suara 4-5 pemainnya bisa menghasilkan seluruh tokoh dan suara latar yang disajikan dalam sebuah pementasan. Semangat seniman jemblung dalam menyebarkan ajaran Islam inilah y...
Upacara adat Srumbung Mojo berlangsung di dusun Mojo desa Punung kecamatan Punung kabupaten Pacitan. Dinamai dusun Mojo karena dahulu di tempat ini banyak dijumpai pohon buah Mojo. Upacara adar Srumbung Mojo berpijak dari cerita rakyat yang berkembang di masyarakat setempat. Cerita tersebut berkisah antara Kyai Santri dan Dewi Ratri. Alkisah, Dewi Ratri berguru pada Kyai Santri, salah satunya tentang alat musik Gender (salah satu perangkat gamelan). Ada kabar yang berhembus terkait kedekatan Kyai Santri dan Dewi Ratri. Dalam kabar tersebut, Dewi Ratri dinyatakan berselingkuh dengan Kyai Santri. Kabar tak sedap itu sampailah ke telinga suami Dewi Ratri. Terbakar cemburu, emosi suami Dewi Ratri memuncak dan akhirnya membunuh Kyai Santri. Sebelum ajalnya datang, Kyai Santri berujar jika darah yang menetes dari tubuhnya berwarna putih, maka dia tidak bersalah. Benar saja, darah yang keluar dari tubuh Kyai Santri berwarna putih. Akhirnya, suami Dewi Ratri percaya akan kesetiaan i...
Upacara Methik Pari merupakan tradisi yang berkembang di desa Jeruk kecamatan Bandar kabupaten Pacitan. Methik Pari berarti memetik padi, sangat erat dengan karakter agraris di daerah Bandar. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur para petani akan panen padi yang telah diperoleh, sekaligus sebagai penghormatan kepada Dewi Sri dan Joko Sadono. Upacara adat Methik Pari mulai berkembang saat masa penjajahan Belanda. Masyarakat Bandar mulai mengenal padi sebagai tanaman penghasil bahan makanan pokok. Upacara ini dilakukan sehari sebelum panen padi dilaksanakan. Tarian biasanya dilakukan di malam hari dengan puncak acara menampilkan tarian khas yang juga berkisah tentang aktivitas memetik padi.
Upacara adat Badut Sinampurna adalah tradisi yang berkembang di desa Ploso, kecamatan Tegalombo, kabupaten Pacitan.Upacara adat ini dilakukan sebagai upaya untuk tolak bala dan ruwatan atas gangguan dari makhluk halus yang ada di sekitar. Pada hakikatnya, acara Badut Sinampurno adalah ungkapan doa bersama untuk menjalani kehidupan yang sempurna. Badut Sinampurno dilakukan warga Ploso pada saat-saat tertentu, misalnya saat menginjak dewasa atau akan melangsungkapn upacara pernikahan. Sebagai sebuah bersih desa, upacara ini juga menggunakan sesaji. Sesaji merupakan manifestasi nyata dari kesungguhan atas doa yang dipanjatkan. Sesaji yang disiapkan dalam acara Badut Sinampurno adalah sego tumpeng, sego golong dan ingkungi. Sesaji ini akan diberikan doa atasnya, lalu dibagikan kepada warga untuk dinikmati secara bersama-sama. Badut Sinampurno adalah upacara adat yang secara nyata tidak hanya memberikan berkah kepada sang punya hajat, namun juga kepada masyarakat luas....
Kali ini budaya khas masyarakat Pacitan itu berasal dari lereng gunung limo di Kecamatan Kebonagung. Keyakinan masyarakat sekitar Gunung Limo yang masih menganggap memiliki nilai magis diwujudkan dengan bentuk upacara atau ritual di daerah tersebut. Namanya adalah upacara Tetaken. Upacara ini dilaksaakan masyarakat Gunung Limo setiap tanggal 15 Muharram/Suro. Upacara berbentuk ritual ini sudah turun temurun dilaksanakan masyarakat di lereng Gunung Limo, tepatnya berada di Desa Mantren Kecamatan Kebonagung, Pacitan. Ritual upacara Tetaken ini merupakan upacara bersih desa atau sedekah bumi. Model dari ritual ini adalah ketika sang juru kunci Gunung Lima, Somo Sogimun, turun gunung. Bersama 16 anak buahnya, yang sekaligus murid-muridnya. Mereka baru selesai menjalani tapa di puncak gunung dan akan kembali ke tengah masyarakat. Tetaken adalah tradisi khas masyarakat kaki Gunung Lima yang masih dipelihara dengan baik sampai saat ini. Bagi masyarakat Pacitan, Gunung Limo adalah simbo...
Salah satu yang menjadi keunggulan masyarakat Jawa adalah semangat gotong royongnya yang tinggi, dan selalu dipupuk dalam setiap kesempatan dan kegiatan yang ada. Seperti yang dilakukan oleh sekelompok nelayan di Desa Worawari, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Warga yang tergabung dalam serikat nelayan Kebonagung menyelenggarakan tradisi eret atau eretan. Eret adalah mencari ikan dengan metode jaring panjang yang dipasang melingkari teluk. Kedua ujung jaring ada di daratan dan kemudian ditarik bersama untuk menggiring ikan kearah pesisir. Ikan yg berhasil digiring nantinya akan terperangkap ke dalam jaring panjang tersebut, atau biasa disebut menangkap ikan jaring keruk. Filosofi yang muncul dalam tradisi eret ini adalah "Eretan Ngupaya Mina", yang merupakan kalimat bahasa Jawa dengan makna saling bergandengan mencari ikan. Nilai yang mungkin sulit didapat dalam zaman yang serba pragmatis dan mementingkan kepentingan sendiri. Selain agenda inti eretan, budaya unik...
Ceprotan Upacara Ceprotan, adalah upacara ritual khas masyarakat Pacitan, khususnya masyarakat Desa Sekar Kecamatan Donorojo yang selalu dilaksanakan tiap tahun pada bulan Dzulqaidah (Longkang), pada hari Senin Kliwon. Acara ini diselenggarakan untuk mengenang pendiri desa Sekar yaitu Dewi Sekartaji dan Panji Asmorobangun melalui kegiatan bersih desa. Upacara ini diyakini dapat menjauhkan desa dari bencana dan memperlancar kegiatan pertanian. Rangkaian seremoni sakral Ceprotan, dimulai dari pengumpulan ayam dari beberapa warga. Upacara dipimpin oleh kepala desa dan melibatkan kepala dusun. Puncak acara Ceprotan berlangsung pada sore hari dimana matahari mulai terbenam, diawali dengan tarian surup atau "Terbenamnya Matahari" kemudian juru kunci membacakan doa, serta lurah desa merepresentasikan diri sebagai perwujudan Ki Godeg, sedangkan Istrinya sebagai Dewi Sekartaji. #DaftarSB19 http://www.eastjava.com/tourism/pacitan/ina/ceprotan.html