Koto Malintang, di dekat Danau Maninjau, Kabupaten Agam merupakan salah satu nagari penghasil durian di Sumatera Barat. Durian dari nagari ini dibawa ke Bukittinggi, Padang, dan kota-kota lain di Indonesia. Di Bukittinggi, durian dari Koto Malintang dapat ditemukan di Pasar Banto. Semua durian dari nagari di Sumatera Barat yang dijual di Bukittinggi dapat ditemukan di sana. Ada salah satu tradisi warga nagari Koto Malingtang, yaitu tradisi Malongge. Warga yang tidak mempunyai kebun durian dapat mengambil durian jatuh pada waktu yang telah ditentukan. Sebelum mengambil durian, mereka harus mendengarkan aturan yang ditetapkan ninik mamak atau orang yang dituakan sebelum mengambil durian tersebut. Mereka dapat mengambil durian jatuh dari kebun mana saja untuk dimakan bersama keluarga (jika berlebih dapat dijual) antara pukul 4:00-6:00 WIB. Tidak boleh memetik durian (memetik durian yang belum matang sempurna). Jika waktu sudah menunjukkan pukul 6:00 WIB, warga harus segera menghent...
Tradisi Karamaik merupakan sebuah tradisi yang sering dilakukan oleh masyrakat desa Jorong Sonsang, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten agam, Sumatera Barat. Tradisi ini dilakukan masyarakat desa Jorong Sonsang ketika selesai melaksanakan panen padi. Tradisi Karamaik merupakan sebuah tradisi yang sering dilakukan oleh masyrakat desa Jorong Sonsang, Nagari Koto Tangah, Kecamatan Tilatang Kamang, Kabupaten agam, Sumatera Barat. Tradisi ini dilakukan masyarakat desa Jorong Sonsang ketika selesai melaksanakan panen padi. Tradisi Keramaik atau dalam Bahasa Indonesia dapat kita sebut dengan keramat merupakan sebuah tradisi spritual yang memiliki nilai-nilai positif. Tradisi ini dilakukan untuk mewujudkan rasa syukur kepada sang pencipta yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya. Desa Jorong Sonsang mayoritas penduduknya bermata pencarian sebagai petani, sehingga tradisi yang sudah berjalan sejak lama ini selalu dijaga dan dilestarikan. Selain itu masyarakat d...
Pengertian. Jika dikembalikan ke dalam bahasa Indonesia, manyiriah disebut juga dengan menyirih dengan kata dasarnya sirih. Apabila ditambah dengan me- pada bahasa Indonesia ataupun imbuhan ma- dalam bahasa minang, maka kata benda ini akan berubah menjadi kata kerja. Jadi secara keseluruhan istilah menyirih dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan mengunyah sirih. Tradisi mengunyah sirih sebenarnya merupakan tradisi yang kerap dilakukan oleh segenap kaum wanita dahulunya. Di Minangkabau, khususnya di Nagari Gadut Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam, manyiriah tidak hanya sebuah kebiasaan wanita. Akan tetapi manyiriah juga merupakan sebuah cara yang digunakan untuk mengundang masyarakat dalam sebuah acara. Dengan kata lain manyiriah merupakan pengganti undangan seperti yang kita kenal pada saat sekarang ini. Tentang Manyiriah. Tradisi manyiriah ini digunakan untuk mengundang masyarakat dalam kaegiatan pesta, seperti pesta pernikahan, akikah (mangarek rambu...
Masyarakat Solok Selatan (Solsel), Sumatera Barat hingga saat ini masih mempertahankan tradisi "Manduduakan Urang" atau berkumpulnya ninik mamak, sumando (minantu pria), dubalang dan kaum ibu untuk bermusyawarah guna mencapai mufakat. Kegiatan itu bertujuan membagi tugas dalam mengabarkan/menginformasikan pihak keluarga dan warga sekitar hajat dilaksanakan. Adapun maksud diadakannya acara "Manduduakan Urang" adalah pertama,ketika menentukan waktu/hari menggelar perhelatan pernikahan (baralek) pihak pria ataupun pihak wanita. Kedua, kegiatan digelar ketika akan memperingati/mendoa seratus hari (malapeh) meninggalnya salah satu anggota keluarga. Tradisi ini biasanya digelar saat malam sehabis salat Maghrib di rumah keluarga yang ingin melakukan hajat. Pembagian tugas sesuai dengan kapasitas masing-masing. Misalnya, kaum ibu menyiapkan makanan untuk dihidangkan untuk yang menghadiri musyawarah itu. "Bagi keluarga yang mampu tak jarang menyembelih kerbau atau sapi untuk hidangan...
Tradisi turun ke sawah atau ritual Nandabiah Kabau Nan Gadang dilakukan masyarakat Nagari Koto Baru untuk memulai masa tanam. Ia diyakini ada sejak zaman nenek moyang. Tradisi ini merupakan bentuk rasa peduli dan doa masyarakat akan hasil panen dan sumber air bersih sebelum mulai tanam. Terdengar gandang sarunai, alat musik tradisional dari Sumatera Barat mulai berbunyi. Talempong berbunyi sahut-menyahut menambah meriah acara puncak perayaan tradisi turun ke sawah. Tradisi ini setiap tahun dirayakan dalam pawai alegoris dan makan makan bajamba di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan, Sumbar. Dalam ritual ada penyembelihan kerbau.Setelah disembelih, daging dibagikan kepada 147 niniek mamak dari sembilan suku. Yakni, Panai, Bariang, Sikumbang, Caniago, Melayu, Kutianyia, Kampai, Tigo Lareh, dan Durian. Masing-masing kaum memiliki satu orang datuak pamuncak yang menjadi perwakilan dalam Kerapatan Adat Nagari. Setelah dimasak di rumah masing-masing...
Warga muslim keturunan India di Kota Padang, Sumatera Barat, berkumpul membagikan tiga ton gula pasir dalam tradisi "serak gulo" atau tabur gula yang digelar di jalan Pasar Batipuh depan Masjid Muhammadan, Kecamatan Padang Selatan. "Tradisi ini merupakan salah satu rentetan kegiatan dalam rangka memperingati hari lahir Souhul Hamid pada 1 Jumadil Akhir penanggalan kalender Hijriyah, dengan cara menabur gula pasir dengan melemparnya dari atas masjid untuk dibagikan kepada warga sekitar," kata Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Padang, Ali Khan Abu Bakar, di Padang, Senin. Ia menerangkan Souhul Hamid adalah salah seorang penyebar agama Islam, dan gula merupakan sesuatu yang manis yang harus dibagikan kepada sesama. "Kegiatan ini juga sudah menjadi suatu kebudayaan kami yang sudah dilakukan dari ratusan tahun yang lalu," ujarnya. Keturunan muslim India yang ada saat ini pun beberapa tidak tahu asalnya dari mana, karena memang masuknya India ke Kota Padang ini sudah lama sekali. Persiapan...
Turun Mandi Upacara Turun Mandi merupakan upacara adat yang sangat mendarah daging di Sumatera Barat sampai saat ini. Berdasarkan keyakinan masyarakat setempat, upacara Turun Mandi adalah bentuk ucapan rasa syukur kepada Allah SWT. Upacara ini adalah ritual untuk mensyukuri nikmat Allah berupa bayi yang baru lahir dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa telah lahir keturunan baru dari sebuah suku atau keluarga tertentu. Pada pelaksanaan upacara ini harus memperhatikan syarat-syarat yang telah kental di masyarakat Minangkabau. https://www.silontong.com/2018/11/02/upacara-adat-sumatera-barat/
Pacu Itiak Pacu Itiak termasuk upacara yang berasal dari daerah Sumatera Barat. Pacu Itiak atau dalam bahasa Indonesianya Pacu bebek (duck race) ini adalah salah satu event anak nagari yang bisa dibilang event satu-satunya didunia yang turun temurun sejak tahun 1928, bertepatan dengan tahun hari lahirnya Sumpah Pemuda. https://www.silontong.com/2018/11/02/upacara-adat-sumatera-barat/
Tabuik Tabuik adalah sebuah upacara adat Sumatera Barat yang biasa dilaksanakan setial tanggal 10 Muharam. Upacara ini memperingati wafatnya Husein, cucu dari Nabi Muhammad SAW dan lebih dikenal dengan sebutan hari Asyura. Berdasarkan sejarahnya, Tabuik pertama kali dikenalkan oleh tentara Tamil muslim yang berasal dari India pada tahun 1831. Pengertian dari Tabuik sendiri merupakan pengusungan jenazah. Awalnya, upacara ini merupakan adat Syi’ah namun kini tak sedikit penganut Sunni latah melaksanakan upacara Tabuik ini. Peringatan Asyura meliputi upacara pelabuhan tabuik ke laut lepas. Bagi sebagain masyarakat Minang, Tabuik sangat penting untuk menghormati keluarga Nabi Muhammad SAW. Banyak warga desa yang berbondong-bondong ke pantai untuk melakukan upacara atau sekedar menyaksikan hiruk pikuknya pelaksanaan tersebut. https://www.silontong.com/2018/11/02/upacara-adat-sumatera-barat/