|
|
|
|
Malongge Tanggal 28 Nov 2018 oleh Hamzahmutaqinf . |
Koto Malintang, di dekat Danau Maninjau, Kabupaten Agam merupakan salah satu nagari penghasil durian di Sumatera Barat. Durian dari nagari ini dibawa ke Bukittinggi, Padang, dan kota-kota lain di Indonesia. Di Bukittinggi, durian dari Koto Malintang dapat ditemukan di Pasar Banto. Semua durian dari nagari di Sumatera Barat yang dijual di Bukittinggi dapat ditemukan di sana.
Ada salah satu tradisi warga nagari Koto Malingtang, yaitu tradisi Malongge. Warga yang tidak mempunyai kebun durian dapat mengambil durian jatuh pada waktu yang telah ditentukan. Sebelum mengambil durian, mereka harus mendengarkan aturan yang ditetapkan ninik mamak atau orang yang dituakan sebelum mengambil durian tersebut. Mereka dapat mengambil durian jatuh dari kebun mana saja untuk dimakan bersama keluarga (jika berlebih dapat dijual) antara pukul 4:00-6:00 WIB. Tidak boleh memetik durian (memetik durian yang belum matang sempurna). Jika waktu sudah menunjukkan pukul 6:00 WIB, warga harus segera menghentikan kegiatan mengambil durian jatuh, orang yang dituakan akan mengingatkan bahwa waktu Malongge telah selesai.
Aturan bagi pemilik kebun durian, mereka tidak diperkenankan memetik durian dari kebun sendiri (durian yang dijual hanya durian jatuh), karena dapat menurunkan reputasi kualitas durian Koto Malintang yang terkenal. Durian yang dipetik tidak sebaik durian jatuh.
Pemilik yang memetik durian akan mendapatkan sanksi dari masyarakat, ninik mamak, dan kepala adat, dengan cara mematikan pohon durian. Kulit pohon durian dikuliti, sehingga pohon durian mati. Selain itu, pemilik pohon durian tidak diperbolehkan menembang pohon durian, jika menebang pohon durian pemiliknya akan mendapatkan sanksi. Hal ini menyebabkan jumlah pohon durian di nagari ini bertambah.
Durian mempunyai nilai ekonomis yang tinggi. Ini akan memberikan dampak sosial yang besar antara pemilik kebun durian dan warga yang tidak mempunyai kebun durian, salah satunya terjadi banyak pencurian durian. Tradisi Malongge tidak hanya menghindari dampak sosial tersebut, tapi juga mempererat silaturahmi antara pemilik kebun durian dengan warga sekitar. Tradisi ini berasal dari kebijakan para ninik mamak Nagari Koto Malintang.
Sumber:
http://jamgadang04.com/tradisi-malongge-berburu-duren-di-nagari-koto-malintang-maninjau/.html
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |