Rumah adat Aceh dinamakan Rumoh Aceh. Rumah adat Aceh dibuat dari kayu meranti dan berbentuk panggung. Mempunyai 3 serambi yaitu Seuramoe Keu (serambi depan), Seuramoe Inong (serambi tengah) dan Seuramoe Likot (serambi belakang). Selain itu ada pula rumah adat berupa lumbung padi yang dinamakan Krong Pade atau Berandang
Di masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, kerajaan Aceh diperkuat dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan di sepanjang pantai Selat Malaka, salah satunya adalah dibangunnya Benteng Iskandar Muda. Benteng Iskandar muda adalah salah satu titik sejarah yang termasuk dalam trail Aceh Lhee Sagoe. Benteng Iskandar Muda dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada Abad 16 untuk melindungi wilayah kekuasaannya dari serangan Belanda dan Portugis. Benteng tersebut terletak di Gampong Lamreh di daerah Krueng Raya, Kecamatan Mesjid Raya, sekitar 50 Meter dari Jalan utama arah laut Selat Malaka. Benteng yang dibangun di pinggir sungai Krueng Rayamempunyai bentuk persegi empat, bentuk yang hampir serupa dengan benteng Indrapatra. Tetapi hanya mempunyai sebuah bangunan saja.
Pinto Khop adalah salah satu situs Peninggalan Purbakala atau peninggalan sejarah Aceh tempo dulu pada masa Kerajaan Sultan Iskandar muda abad ke-XVI. Terletak pada bagian barat atau di belakang Pendopo Gubernur saat ini, yang posisinya di kelurahan Sukaramai Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Secara astronomis Letak astronomis Banda Aceh adalah 05°16′ 15″ – 05° 36′ 16″ Lintang Utara dan 95° 16′ 15″ – 95° 22′ 35″ Bujur Timur dengan tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut. Situs Pinto Khop berbatasan sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kantor Kejaksaan Tinggi - Sebelah Selatan berbatasan dengan Jalan Nyak Adam Kamil - Sebelah Timur berbatasan dengan komplek per...
Sepintas, masjid ini tak seperti bangunan berusia 666 tahun. Pondasinya begitu kokoh, dinding kayu, dan besinya pun masih sama seperti pertama kali masjid ini dibangun pada tanggal 8 Agustus tahun 1351 Masehi. masjid yang terletak di Kampung Pulo Kambing, Kecamatan Kluet Utara, Kabupaten Aceh Selatan ini dikenal dengan nama Masjid Tuo Pulo Kambing. Sampai kini, warga setempat masih memanfaatkan masjid ini untuk salat dan mengaji. Pemrakarsa pembangunan masjid ini adalah seorang ulama bernama Syeh Muhammad Husen Al Fanjuri bin Muhammad Al Fajri Kautsar, murid seorang ulama sufi asal Persia. Keunikan masjid ini terlihat dari 4 tiang dengan ukiran kaligrafi yang mengisahkan riwayat kebesaran kerajaan-kerajaan Islam di Aceh. 1 dari 4 tiang, ada 1 tiang yang kerap mengeluarkan air sehingga warga membuatkan sejenis tempat penampungan. Sebagian besar warga meyakini bahwa air itu mengandung keberkahan. Menurut cerita pembangunan mesjid. Setelah tiang pertama dipancangk...
Rumah tradisonal Cubo atau dinamakan Rumoh Adat Cubo. Rumah adat ini bertipe rumah panggung dengan 3 bagian utama dan 1 bagian tambahan. Tiga bagian utama dari rumah Aceh yaitu seuramoe keue (serambi depan), seuramoe teungoh (serambi tengah) dan seuramoe likot (serambi belakang). Sedangkan 1 bagian tambahannya yaitu rumoh dapu (rumah dapur). walaupun tidak terlalu jauh dengan model Rumah Adat Aceh Umumnya, Rumah Adat Cubo ini memiliki Karakteristik Ukiran yang Unik nan Sederhana.
Rumah Adat Kluet inisial dididirikan pada Tahun 1914 Dan selesai dikerjakan pada Tahun 1916 Dan diberikan Nama Rumah Rungko Diposkan oleh Raja T. Nyak Tia (1908-1938). salat Satu tujuan Pembangunan Rumah adat nihil selain menjadi kediaman sang raja juga menjadi Tempat bermusyawarah. Pada umumnya, Struktur bangunannya berupa Rumah Panggung, Pintu Kecil sementara ruangannya Barisan aritmetik, Di beberapa Sudut Dan Bagian tidak regular tidak regular tidak biasa Rumah terukir Hiasan Kluet asli.ukeh, berikut beberapa ornamen yang merekat pada Bangunan Rumah rungko.
Masjid Indrapuri Aceh adalah salah satu produk asitektur hasil dari alkulturasi Hindu-Islam di daerah Aceh. Masjid ini terletak di kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar yang mana kurang lebih 20 menit untuk menuju ke sana dari ibukota Provinsi Aceh, yaitu Kota Banda Aceh. Saya sering ke masjid ini sekaligus melihat tanah(blang) keluarga di dekatnya. Masjid ini berdiri di atas tembok dengan tinggi lebih dari lima meter, sehingga terdapat tangga dari tanah menuju masjid ini. Sekarang di sekitarnya sudah tumbuh bermacam pohon. Masjid ini berdiri di atas peninggalan hindu yang dulu pernah menyebar di Aceh, Kemudian setelah kejayaan Islam di Aceh, terjadilah pengalihfungsian tempat beribadah dari kuil hindu menjadi masjid. Masjid ini mempunyai bentuk atap yang unik, yaitu tiga limas segi empat yang tertumpuk di atasnya. Masjid didominasi oleh kayu-kayu yang menyusunnya. Terdapat banyak tiang kayu di dalamnya. masjid ini dihiasi oleh ornamen kaligrafi yang melekat di dinding.&...
Taman Putroe Phang Taman Putroe Phang adalah salah satu objek wisata di daerah Banda Aceh, taman ini terletak di seberang kuburan belanda yang legendaris yaitu Kerkhof. Taman ini menjadi salah satu peninggalan dari Sultan Iskandar Muda yang memerintah dari tahun 1607-1636, merupakan salah satu raja terhebat dalam sejarah Aceh. Sultan Iskandar Muda membangun taman ini untuk permaisuri nya yaitu Putroe Phang (Putri Pahang) yang berasal dari Kerajaan Pahang, Malaysia. Nama asli dari putri ini adalah Putri Kamaliah, namun rakyat Aceh sering menyebut nya Putroe Phang, putroe berarti "Putri", phang adalah Pahang, yang bermaksud Putri dari Pahang. Putri ini adalah anak dari Raja Pahang yang telah di taklukkan oleh Kerajaan Aceh Menurut sejarah, Putri Pahang sering sekali merindukan kampung halaman nya di tanah Malaysia, maka dari itu sang sultan membangun taman sari ini untuk sang permaisuri agar ia bisa merasakan berada di kampung halaman nya dan tidak kesepian apabila...