228 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Candi Brahu
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Letak  Candi Brahu  di Dusun Bejijong, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto pada koordinat 112° 22” 23,2 “ BT 07° 32” 34,9” LS. Sebagaimana umumnya bangunan purbakala di Trowulan, Candi Brahu juga dibuat dari bahan bata, menghadap ke arah barat. Denahnya berbentuk bujur sangkar ukuran 18 x 22.50 meter dan tinggi yang tersisa sampai sekarang 20 meter. Secara vertikal bangunan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: - Bagian kaki yang merupakan bagian bangunan terbawah sampai lantai bilik dan selasar. - Bagian tubuh yang merupakan bagian bangunan yang berdiri di atas kaki yang berfungsi sebagai penutup bilik dan penyangga atap. - Bagian atap yang merupakan bagian teratas bangunan yang berfungsi sebagai penutup bilik. Menurut laporan, di sekitar  Candi Brahu  dulu masih ada beberapa candi lain yang sekarang sudah runtuh diantaranya: Candi Muteran, Candi Gedong, Candi Tengah, dan Can...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Bulojowo
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Candi Bulujowo berada di Dusun Karangcandi, Desa Bulu Jawa, kecamatan Bancar, kabupaten Tuban, Jawa Timur. Situs ini merupakan bukti kecil yang sekarang berfungsi sebagai tempat pemakaman umum dari sekitar tahun 1980an. Situs ini digali oleh Balar Yogjakarta, namun sekarang ditutup kembali. Hasil penggaliannya adalah struktur dari bahan batu putih, temuan permukaannya batu candi.

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Jalatunda
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Candi Jalatuunda  terletak di Dukuh Balekambang, Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Candi ini berada di lereng Gunung Bekal, salah satu dari bagian pegunungan Penanggungan. Candi Jalatunda dikenal juga sebagai Petirtaan Jalatunda, karena bangunan Candi Jalatunda terdiri dari suatu dasar persegi empat, merupakan bangunan pemandian yang terletak di lereng sebelah barat Gunung Penanggung di tengah hutan lindung. Bangunan Candi Jalatundo terbagi atas teras I, teras II, dan teras III. Pada teras I dinding luar sisi selatan terdapat dua buah tulisan Jawa Kuno yang berbunyi “Udayana Dan Mrgayati”. Teras II dinding sebelah timur sisi utara terdapat tulisan Bahasa Jawa Kuno berbunyi “Gempeng” dan sisi selatan terdapat angka tahun 899 Saka (977 M). Dapat dijelaskan bahwa candi ini merupakan pemandian Jalatunda yang dibangun pada akhir abad X Masehi, dihubungkan dengan tempat penguburan Raja Udayana Bali yang mempersunti...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Kalicilik
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Candi Kalicilik  terletak di Desa Candirejo, Pongok, Blitar, Jawa Timur. Candi yang terbuat dari bata dan batu berukuran panjang 6,8 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 8,46 meter itu sudah tidak lengkap lagi. Bagian yang tersisa dari Candi Kalicilik ini hanya kaki dan tubuh candi. Menurut N.J. Krom dalam bukunya  Inleideing tot de Hindoe-Javaansche kunst  (1923) ketika ditemukan kaki candi dalam keadaan rusak parah, sehingga tidak dapat menopang tubuh candi dengan baik. Di atas pintu masuk  Candi Kalicilik  terdapat hiasan kala dan angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi) yang dipahatkan di atas sebuah balok batu. Hiasan kala pada Candi Kalicilik terbilang unik karena memiliki taring ganda diapit oleh naga dan dihias dengan permata yang membentuk motif tengkorak.

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Candi Pari
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Ditemukan pada tanggal 16 Oktober 1906,  Candi Pari  terletak di Desa Candi Pari, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda,  Candi Pari  pernah dipugar dan diberi tambahan kayu pada bagian langit-langit pintu masuk, lalu dipugar kembali pada tahun 1994-1999 di bawah BPCB Jawa Timur. Candi Pari  merupakan bangunan persegi empat dari batu bata, menghadap ke barat, dengan ambang serta bagian atas gerbang terbuat dari batu andesit. Ukuran panjang bangunan 18,86 meter, lebar 14,10 meter, dan tinggi 13,40 meter. Candi Pari  tidak memiliki pembagian yang jelas antara batur, tubuh, dan mahkota (atap). Di atas pintu masuknya terdapat angka tahun pembuatan bangunan, yaitu 1293 Saka (1317 Masehi). Terdapat pula sangka bersayap yang kemungkinan menunjukkan fungsi candi sebagai pendharmaan. Candi Pari  bernafaskan agama Hindu. Setiap tahun di Candi Pari pada bulan Sabar (tanggalan Jawa) diselenggarakan upacara selam...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Don Bosco Te Huis
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Don Bosco Te Huis  terletak di Jalan Tidar No. 115, kelurahan Sawahan, kecamatan Sawahan, Surabaya Jawa Timur. Luas lahannya 22361m² dan luas bangunannya 38500m². Don Bosco Te Huis  adalah Panti Asuhan anak-anak, yang berdiri sejak tanggal 8 Maret 1927, merupakan yayasan yang didirikan oleh pastur G.J Ter Veer yang menjadi Direktur pertama dari tahun 1927 sampai dengan 1933. Pada awal tahun 1927, yayasan telah mempunyai tanggungan banyak anak, tetapi karena belum memilki panti sendiri maka anak-anak ditampung di panti-panti lain dan di rumah pondokan. Pada tanggal 2-12-1931 panti pertama kali di rumah sewaan di jalan Ngemplak No. 7 – 8 Surabaya. Selanjutnya tahun 1936 membeli tanah di jalan Tidar yang dibangun dan ditempati sampai sekarang. Don Bosco Te Huis  dirancang oleh Henrie Estour dengan gaya arsitektur perpaduan modern dan alam tropis. Ditandai dengan adanya galeri berfungsi sebagai koridor yang menghubungkan kamar-kamar penahan...

avatar
Sriutanti
Gambar Entri
Jabung, Candi Buddha Peninggalan Majapahit
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Menurut Kitab Negarakertagama, Raja Hayam Wuruk diriwayatkan pernah mengadakan perjalanan ke timur pada tahun 1359. Berhenti di suatu desa bernama Kelayu untuk mengadakan upacara persembahan (nyekar). Di Desa Kalayu inilah terdapat suatu bangunan bercorak Buddha yang dianggap suci. Bangunan bernama Sugata Prasista tersebut kini dikenal dengan nama Candi Jabung. Dalam Kitab Pararaton juga diungkapkan, Candi Jabung mempunyai gelar Bajrajina Paramitapura. Secara etimologi nama tersebut berasal dari bahasa Sansekerta, Bajra merupakan sebutan bagi seorang dewa Buddhis, Jina mengandung arti tiga dewa dalam kepercayaan Buddha, Paramamita berarti ajaran Buddha Mahayana Tantra, sedangkan Pura diartikan sebagai bangunan candi. Secara harfiah, nama tersebut mengandung makna sebagai bangunan candi bercorak Buddha yang dibangun demi tiga dewa dalam kepercayaan Buddha. Sedangkan nama Jabung dipakai oleh warga sekitar, diambil dari nama pohon yang banyak terdapat di kawasan candi te...

avatar
Muhammad Arif Nurrohman17
Gambar Entri
Candi Belahan, Petirtaan Peninggalan Kerajaan Airlangga
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

Jawa Timur berada di penghujung musim kemarau ketika memasuki akhir Oktober 2014. Daun-daun meranggas, pepohonan kering meninggalkan ranting, sementara tanah retak lantaran lama tak tersentuh air. Sedikit gambaran tersebut menemani perjalanan tim Indonesia Kaya saat mencari situs terpenting peninggalan Kerajaan Airlangga yang bernama Candi Belahan atau masyarakat sekitar mengenalnya dengan nama Sumber Tetek. Candi Belahan terletak di suatu desa terpencil di Pasuruan. Secara administrasi, candi bersejarah ini masuk dalam kawasan Desa Wonosuryo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Mengingat lokasinya yang berada di lereng Gunung Pananggungan, perjalanan menuju Candi Belahan tidaklah mudah, karena harus melewati jalan desa yang rusak, berliku, dan terjal. Menurut catatan sejarah masa kedinastian di Indonesia, Candi Belahan merupakan bangunan cagar budaya peninggalan Kerajaan Airlangga yang termasyur di Jawa Timur. Candi ini dibangun sebagai petirtaan, tempa...

avatar
Muhammad Arif Nurrohman17
Gambar Entri
Rumah Dalem Tengah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Jawa Timur

   Rumah Dalem Tengah Rumah Dalem Tengah merupakan rumah Ke Pate Alos. Beliau mempunyai nama asli Bagus Kasim putera dari Kyai Wiroborto asal Desa Tanjung Pamekasan Madura. Beliau pernah menjadi demang di daerah Demung (Besuki) Rumah ini tepatnya berada di gang masuk sebelah utara Alun-Alun Besuki. Rumah ini dulunya dipergunakan sebagai tempat pertemuan antara Ke Pate Alos dan masyarakat bawahannya, menurut informasi rumah ini ditempati sejaman dengan lahirnya kota Besuki. Bangunan ini merupakan cagar budaya yang perlu di lestarikan

avatar
Ubaydillah