Istana Gabang atau dalam bahasa Jawa disebut dengan ndalem Gebang merupakan rumah tempat tinggal Orang tua Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Makam Bung Karno kira-kira 2 km ke arah selatan, tepatnya di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar. Rumah ini sebenarnya milik bapak Poegoeh Wardoyo suami dari Sukarmini, kakak kandung Bung Karno. Selain ditempati oleh kedua orang tua Bung Karno, ditempat ini pula Sang Proklamator pernah tinggal ketika masa-masa remajanya. Istana Gebang berdiri di atas lahan sekitar dua hektar. Keseluruhan bagiannya terdiri dari rumah utama, bagian ini terdiri dari ruang tamu yang cukup luas dengan perabot kursi model lama. Dan beberapa meja dan lemari kecil di sisi barat. Selain itu juga terdapat ruang keluarga yang juga cukup lapang dengan deretan kursi kayu berkombinasi anyaman rotan. Di sana juga terdapat kursi kayu santai lengkap dengan bangku kecil sebagi penopang kaki di bawahnya. Kursi ini biasa digunakan Soeka...
Monumen Gerbong Maut merupakan monumen bersejarah pada jaman penjajahan Belanda. Menurut sejarahnya, sebanyak 51 pejuang tewas dalam gerbong saat pihak Belanda memindahkan 100 tahanan dari Bondowoso ke tahanan Kali Sosok, Surabaya. Alasan pihak Belanda memindakan para tahanan itu dikarenakan ruang tahanan yang telah penuh di Bondowoso, karena itu dipilihlah 100 tahanan secara acak untuk di pindah ke Surabaya, dengan menggunakan kereta api. Keadaan yang panas yang pengap, serta tidak diberinya makanan bagi para tahanan selama 2 hari perjalanan, membuat mereka meninggal sesampainya di Surabaya. Monumen dibangun untuk memperingati momen bersejarah di tahun 1947 itu, dan berlokasi tepar di jantung kota Bondowoso.
Rumah adat Dulohupa adalah rumah adat di daerah Gorontalo. Gorontalo dalam bahasa masyarakat setempat adalah Hulondhalo. Rumah adat Dulohupa sebagai representasi kebudayaan masyarakat Gorontalo memiliki fungsi yang penting dalam kehidupan masyarakat Gorontalo. Rumah adat Dulohupa yang memiliki bentuk fisik panggung serta memiliki pilar kayu sebagai bagian dari hiasan merupakan rumah adat yang memiliki fungsi sebagai balai musyawarah, pengadilan kerajaan bagi pengkhianat kerajaan dengan sidang tiga tahap pemerintahan yaitu Buwatulo Bala ( tahap keamanan ), Buwatulo Syara (tahap hukum agama Islam) dan Bawatulo Adati (tahap hukum adat) dan merencanakan kegiatan pembangunan daerah serta menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat setempat. Nama Dulohupa memiliki arti mufakat untuk merencanakan sebuah kegiatan pembangunan serta menyelesaikan persoalan masyarakat setempat maka rumah Dulohupa adalah tempat untuk bermusyawarah. Saat ini, rumah adat Dulohupa dipakai juga un...
Candi Sambisari merupakan salah satu produk arsitektur yang terdapat di daerah Sleman, Yogyakarta. Tepatnya 12 km ke arah timur dari kota Yogyakarta menuju solo, atau 4 km dari kompleks Candi Prambanan. Pertama kali ditemukan pada tahun 1966 dan membutuhkan waktu 21 tahun untuk merekonstruksi bentuk candi hingga ia bisa berdiri seperti yang kita liat saat ini. Pada awalnya, situs ini tertutup oleh tanah, kemudian digali dan disusun ulang bentuknya. Candi ini dibangun pada abad ke 9, tepatnya sekitar tahun 812-838 masehi. kemungkinan berada pada masa Rakai Garung, kerajaan Mataram Kuno. Candi ini terdiri dari 1 candi utama dan 3 candi kecil, dikelilingi oleh 2 pagar yakni bagian dalam dan bagian luarnya yang berukuran 50 m x 48 m. Pada bagian luar dinding bangunan utama terdapat relung yang berisi patung Durga Mahisasuramardini yakni istri dari Siwa (di sebelah utara), patung Ghanesa yang merupakan anak dari Durga (sebelah timur), patung Agastya dengan Aksamala di leherny...
Dengan karakter undakan yang kuat di bangunan ini, rumah Joglo khas Jawa Tengah diyakini sebagai salah satu arsitektur yang nyaman untuk ditinggali. Elemen bambu dan kayu lainnya juga dekat dengan bangunan ini, salah satu karakter kuat dalam bangunan ini adalah empat kayu besar yang membentuk pilar di dalam bangunan itu sendiri. Papat kayu cagak yang berarti empat kayu penopang yang menjadi khasnya ternyata mempunyai arti tersendiri. Secara harfiah, masyarakat jawa percaya bahwa empat kayu yang menopang rumah mereka adalah perwakilan dari empat mata angin dan arah yang mereka yakini sebagai sumber kekuatan untuk bangunannya. Mereka percaya jika cagak -nya kurang dari empat, itu diyakini kurang baik dalam menopang bangunan tersebut. Rumah dalam masyarakat jawa juga diyakini sebagai representasi dari kehidupan mereka, maka dari itu semakin tinggi undakan yang mereka punya dalam rumah mereka, semakin tinggi juga taraf hidup mereka. undakan yang dimaksud juga bukan undakan yang hany...
Wae Rebo, tidak banyak yang tahu tentang desa yang terletak di atas pegunungan Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur. Letaknya memang tak terlihat dari keramaian tapi pemandangan desa ini sungguh indah. Pegunungan hujan tropis dan hamparan lembah hijau menjadi suatu pemandangan yang membuat betah untuk berada di desa ini. Desa Wae Rebo ini pertama kali ditemukan pada tahun 1929 oleh misionaris pengajar agama di Jerman dan Belanda. Keunikan desa ini sendiri terletak pada rumah adatnya yang disebut Mbaru Niang. Uniknya Mbaru Niang yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengunjungi desa Wae Rebo. Sekilas rumah adat ini mirip dengan rumah adat honai yang berasal dari Papua. Bentuk dari Mbaru Niang sendiri adalah kerucut dan dan terdiri dari 5 lantai dengan tinggi sekitar 15 meter. Untuk bagian atapnya sendiri bahannya menggunakan daun lontar dan dibuat hingga hampir menyentuh tanah. Struktur dari rumah adat ini cukup tinggi yang keseluruhannya ditutup dengan menggu...
Sapa Bolon atau biasa disebut sapa saja, ialah piring yang terbuat dari kayu. Biasanya sapa itu berdiameter ± 30-40 cm; tinggi ± 20-30 cm. Biasanya piring ini digunakan ketika satu keluarga makan hasil panen pertama atau makan Dengke na hinongkoman (ikan pelindung) untuk menolak penyakit menular. Nama ikan itu adalah Porapora. Jumlah ikan itu mesti sebanyak jumlah anggota keluarga yang makan, yang ditaruh pada sapa.
Jam G adang (dalam Bahasa Indonesia berarti jam besar) merupakan sebuah menara jam yang merupakan landmark dari provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Menara jam ini memiliki diameter 80 cm dengan denah dasar 13x4 meter dengan tinggi mencapai 26 meter. Ukurannya yang tidak lazim itulah maka menara jam ini disebut sebagai jam besar. Terletak di kota Bukit Tinggi, Jam Gadang menjadi simbol khas Sumatera Barat karena usianya yang sudah mencapai puluhan tahun serta karena keunikan yang dimilikinya. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh seorang arsitek bernama Yazid Sutan Gigi Ameh. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota) pada waktu itu. Pembangunannya sendiri konon menghabiskan biaya hingga 3.000 Gulden. Hal yang menjadi keunikan dari jam ini terletak pada ornamennya yang selalu berubah mengikuti perkembangan penguasa saat itu. Pada masa pen...
Candi Cangkuang Buat anda yang sering berpergian ke kota Garut, tentu tidak asing dengan candi Cangkuang. Candi Cangkuang berada di kampung Pulo, Kecamatan Leles, Garut, Jawa Barat. Candi ini berada di sebuah pulau yang terdapat di tengah danau. Candi ini ada berada di atas bukit membuatnya menjadi bangunan tertinggi di pulau tersebut. Candi ini adalah candi Hindu. Candi ini diperkirakan berasal dari abad ke 8. Hal ini dibuktikan karena candi yang polos dan bangunan yang simple. Selain itu, dilihat dari batu yang digunakan oleh candi ini. Candi ini ditemukan pada tahun 1966 oleh Uka Tjandrasasmita dan Harsoyo. Penemuan candi ini tidak terlepas dari catatan Vorderman dalam Notulen Bataviach Genoot Schap. Dalam catatan tersebut dituliskan tentang adanya patung Siwa di Kampung Pulo. Benar saja, patung Siwa lalu ditemukan. Tidak hanya patung Siwa tetapi juga batu-batuan yang merupakan bahan dari candi. Penelitian besar-besar dilakukan pada tahun 1967-1968 dan 1974-1976. Dala...