Lopo adalah rumah adat yang terdapat di daerah Nusa Tenggara Timur. Rumah ini menjadi salah satu rumah adat dari suku Abui yang berada di Kabupaten Alor . Rumah Lopo juga dianggap sebagai sebagai rumah serbaguna karena rumah ini memiliki banyak kegunaan. Ciri Khas : Rumah Lopo terbuat dari bambu dan alang- alang . Bambu digunakan sebagai lantai dari rumah Lopo, sedangkan alang-alang sebagai atap dari rumah lopo. Rumah Lopo berbentuk seperti piramida. Rumah ini ditopang oleh beberapa tiang penyangga yang terbuat dari kayu . Rumah lopo tidak memiliki dinding. Rumah Lopo memiliki ruangan dengan tiga tingkat. Setiap tingkat memiliki fungsinya masing-masing. Tingkat dasar berfungsi sebagai ruang istirahat sekaligus dapur. Tingkat dua berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan. Tingkat paling atas berfungsi sebagai gudang yang dapat digunakan apabila persediaan makanan terlalu banyak di tingkat dua. Rumah Lopo terbagi atas dua jenis yaitu rumah Kolwat dan rumah Kanuruat . Anak...
Masjid At-Taqwa Lerabaeng terletak di Desa Wakopsir, Kecamatan Alor Barat Daya, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sebelah utara dengan bukit, sebelah selatan selat Ombay, sebelah barat merupakan perkebunan penduduk, dan sebelah timur berbatasan dengan sungai Erbah. Deskripsi Bangunan Masjid At-Taqwa Lerabaeng dibangun di atas bukit dan berbentuk bangunan panggung (berkolong) tanpa paku atau pasak, tetapi diikat dengan tali rotan. Di atas pondasi semen hjberdiri tiang-tiang penyangga bangunan dari kayu merah berjumlah 16 tiang. Serambi masjid terletak di bagian depan ruang utama, dari ruang serambi kemudian masuk ke ruang utama melalui pintu yang terdapat pada dinding timur. Pada puncak dinding ruang dalam terdapat kayu nitas berukir sulur-sulur dan dipakai sebagai tempat menyimpan al-Qur’an dan kitab-kitab lain serta peralatan keperluan masjid. Di tengah ruangan utama terdapat empat tiang soko guru berbentuk empat persegi dan mengecil pada bagi...
Kampung bena merupakan kampung tradisional peradaban megalitikum yang terdapat di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur. Keberadaannya di bawah gunung merupakan ciri khas masyarakat lama pemuja gunung sebagai tempat para dewa. Kampung ini terdiri kurang lebih 40 buah rumah yang saling mengelilingi. Badan kampung tumbuh memanjang, dari utara ke selatan. Pintu masuk kampung hanya dari utara. Sementara ujung lainnya di bagian selatan sudah merupakan puncak sekaligus tepi tebing terjal . Bagian tengah dari perkampungan Bena ini terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut bhaga dan ngadhu. Bangunan bhaga bentuknya mirip pondok kecil (tanpa penghuni). Sementara ngadhu berupa bangunan bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya mirip pondok peneduh. Lalu tiang ngadhu adalahtiang gantungan hewan kurban yang terbuat dari jenis kayu khusus dan keras ketika diadakannya pesta adat. Sistem kekerabatan di perkampungan bena ini mengikuti garis keturunan pihak ibu. Jadi setiap...
Arsitektur Sumba disebut juga Rumah Bale. dibedakan menurut status sosial pemiliknya, bala untuk rumah bangsawan dan bale untuk rumah rakyat jelata. Rumah Orang Sumbawa berbentuk panggung. Atap rumah Sumbawa tinggi seperti perahu dengan sudut sekitar 45 derajat. Di bagian depan atas terdapat lebang yang dahulu menunjukkan status sosial pemiliknya. Semakin banyak lebangnya, semakin tinggi status kebangsawanannya. Selain lebang, ukuran rumah juga menandakan status sosial pemiliknya. Daerah sebarannya umumnya dapat ditemui pada provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sumber : Dokumentasi M.irwin Kaswara, 2016
Sumba memiliki kepercayaan asli yang disebut Marapu. Kepercayaan tersebut mewarnai seluruh budaya Sumba, salah satunya kubur batu. Pada zaman dahulu, kubur batu adalah batu dari alam yang pengerjaannya bias memakan waktu berbulan-bulan. Sebelum batu itu selesai dikerjakan, jenazah diawetkan dengan mumi tradisional dan diselimuti kain-kain adat. Penguburan orang Sumba menghabiskan puluhan juta rupiah. Bahkan apabila yang meninggal adalah orang kaya atau orang besar, biaya penguburan bias menelan ratusan juta rupiah. Ketua Adat di Kampung Adat Tosi sangat ramah. Wilayah ini juga terkenal dengan tradisi Pasola, yaitu bertarung menggunakan tombak diatas kuda. Ketika pertarungan berlangsung bias saja petarung terluka dan bias juga sampai meninggal. Namun saat ini, tombak tidak boleh lagi diberi ujung yang tajam. Apabila petarung terluka, seorang dukun yang mendampingi akan langsung bertindak untuk membasuhnya dengan sebuah air ajaib. Apabila luka tersebut terkena air ajaib yang dibaw...
Kampung Adat Wologai terletak di ketinggian sekitar 1.045 mdpl merupakan salah satu kampung adat tersisa yang masih ada di Flores. Diperkirakan usianya sudah sekitar 800 tahun. Wologai terletak sekitar 37 kilometer arah timur kota Ende, di Kecamatan Detusoko yang dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun mobil sewaan dengan harga sekitar 300 ribu rupiah selama sehari. Di bagian depan sebelah kanan pintu masuk kampung terdapat sebuah pohon beringin yang diyakini komunitas adat Wologai ditanam oleh leluhur mereka, yang sekaligus konon setara dengan waktu pendirian kampung adat ini. Satu hal unik dari Wologai adalah arsitektur bangunannya yang berbentuk kerucut. Rumah-rumah dibangun melingkar dan ada tiga tingkatan dimana setiap tingkatannya disusun bebatuan ceper di atas tanah yang sekelilingnya dibangun rumah-rumah. Semakin ke atas, pelataran semakin sempit menyerupai kerucut. Deretan rumah panggung di kampung ini dibangun melingkar mengitari Tubu Kanga , sebu...
Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi kepulauan yang terletak dibagian tenggara Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi satu ini tersusun dari beberapa pulau kecil, atau lebih tepatnya sekitar 500 pulau dengan beberapa pulau berukuran besar, seperti Pulau Rote, Pulau Sumba, Pulau Flores, Pulau Alor, Pulau Timor, Pulau Sabu, Pulau Lembata, Pulau Adonara, Pulau Komodo, Pulau Solor, dan Pulau Palue. Karena terbagi menjadi beberapa pulau, kebudayaan dari masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) juga sangat beragam. Setiap pulau yang masing-masing dihuni oleh suku-suku tertentu mempunyai perbedaan yang cukup spesifik dalam segi kebudayaan. Untuk diketahui, bahwa sedikitnya terdapat 7 suku besar yang menjadi suku mayoritas para penduduk Provinsi NTT yang diantaranya adalah suku Antoni, Sumba, suku Lamaholot, suku Belu, suku Manggarai, suku Rote, dan suku Lio. Masing-masing dari suku tersebut mempunyai peradaban dan ikonnya masing-masing, termasuk dalam hal iko...