Tahukah arti “kebo edan”? Iya, kebo gila, edan, atau tak eling. Lantas mengapa sebuah pura dinamakan “kebo edan”, apa tidak ada nama yang lain? Biasanya penamaan sebuah tempat akan begitu memerhatikan aspek sejarahnya. Dinamai “kebo edan” karena diambil dari dua arca kerbau yang terdapat di sebelah kanan-kiri Arca Bhairawa yang berfungsi sebagai penjaga arca tersebut. Pura Kebo Edan merupakan peninggalan sejarah yang kental dengan aspek historis dan berasal dari sekitar abad ke-13 Masehi. Pendapat bahwa Pura Kebo Edan merupakan peninggalan sejarah abad ke-13 ditafsirkan dari masa penguasaan Bali sekitar tahun 1284 pada masa Raja Kertanegara. Akibat dari penguasaan Bali yang dilakukan Kertanegara tersebut maka ajaran Bhairawa tersebar sampai ke Bali. Ada beberapa arca yang menjadi peninggalan sejarah sangat penting yang berada di lingkungan Pura Kebo Edan ini. Arca-arca 1. Arca Bhairawa Siwa; apa yang te...
apa yang tengah dilakukan arca ini sungguh bebau mistis, aneh, dan mungkin membuat bulu kuduk berdiri. Mengapa? Karena arca ini digambarkan tengah menari diatas mayat manusia dengan bentuk badan yang kekar, besar, tinggi, serta berambut ikal dengan memakai topeng setinggi kurang lebih 3,5 meter. Arca ini melukiskan sosok Bhairawa karena ditilik dari ciri-ciri yang dikenakannya menari dengan menggunakan hiasan ular di pergelangan kaki dan tangannya. Bhairawa tergolong aliran Tantrayana Prawrtti karena cenderung mengikuti indria dalam usaha mencapai kebebasan atau kepuasan duniawi tanpa pengakuan indria. Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/cobalah-berkunjung-ke-pura-kebo-edan/
Arca Kerbau Berjongkok; dari namanya tentu sudah tergambar. Arca ini melukiskan seekor kerbau yang garang tengah berjongkok dan memiliki suara yang menderu keras memerlihatkan kegarangan dan keberingasannya, sama halnya dengan kebo edan. Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/cobalah-berkunjung-ke-pura-kebo-edan/
Arca Bhairawa Raksasa; arca ini termasuk unik karena memiliki unsur-undur demonis seperti halnya mata yang melotot, memakai hiasan berupa tengkorak, membawa mangkok dengan hiasan tengkorak. Dan seperti sudah menjadi kelaziman bahwa yang dibawa oleh Arca Bhairawa Raksasa senantiasa memegang pisau. Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/cobalah-berkunjung-ke-pura-kebo-edan/
Arca Ganesa; masyarakat sering menyebutnya sebagai Betara Gana. Lingkungan Pura ini juga banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun wisatawan Nusantara baik yang melakukan penelitian maupun yang hanya ingin melihat-lihat benda-benda peninggalan sejarah tersebut. Di tempat ini juga ditemukan kekunaan lain seperti Arca Raksasa dengan hiasan tengkorak serta beberapa buah arca lainnya bahkan ada yang sudah rusak. Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/cobalah-berkunjung-ke-pura-kebo-edan/
Pernahkah Anda mendengar atau bahkan mengunjungi Pura Mangening? Atau jangankan berkunjung, mendengar saja baru kali ini. Tapi, jangan khawatir baca saja artikel ini sampai tuntas baru akan ditemukan apa saja kelebihan pura dan karenanya Anda bisa menilai sendiri apakah Pura Mangening layak masuk daftar kunjungan jika ke Bali atau tidak. Yang jelas kami menyarankan sesekali untuk mengetahui dan menghormati peradaban dan peninggalan budaya masa lampau maka mengunjungi situs-situs purbakala yang sarat nilai sejarah menjadi keharusan sebagai bahan fikir dan merenung. Lingga-Yoni Konon yang menjadi daya tarik Pura Mangening adalah keberadaan Lingga-Yoni yang merupakan peninggalan sejarah yang tinggi nilainya. Selain Lingga-Yoni, terdapat pula arca-arca kuno yang sudah rusak sehingga tak lagi dapat dikenali dan diketahui ihwal umur dan pembuatnya. Lingkungan pura ini terletak tak jauh dari sebelah utara lingkungan Pura Gunung Kawi Tampak Siring, dan se...
Lingga dan yoni adalah perlambang alat kelamin laki - laki dan perempuan. Dalam kamus Jawa menjelaskan bahwa “ Linga tanda, ciri, isyarat, sifat khas, bukti keterangan, petunjuk; Lingga, lambang kemaluan lelaki (terutama Lingga Siwa dibentuk tiang batu), patung dewa, titik tugu pemujaan, titik pusat, pusat poros, sumbu ”. “ Yoni rahim, tempat lahir, asal Brahmana, Daitya, dewa, garbha, padma, naga, raksasa, sarwa, sarwa batha, sudra, siwa, widyadhara dan ayonia ." Sumber: http://bali.panduanwisata.id/pura-hindu-bali/menguak-lingga-yoni-di-pura-mangening/ http://www.idsejarah.net/2016/01/arca-lingga-yoni-dalam-agama-hindu.html
Banyak sekali terdapat pura di Bali. Tujuan didirikannya pura-pura tersebut pada awalnya sebagai tempat untuk menyucikan diri para raja Hindu Bali dan menjauhkan dari godaan dan syahwat dunia. Alam Bali semakin berkembang dan merevolusi dirinya sehingga menyentuh peradaban modern dimana simbol-simbol keagamaan tak lagi sebagai tempat peribadatan an sich, sekaligus juga sebagai lokasi wisata relijius yang diyakini bisa mengobati kegersangan ragawi, pun juga bathiniyah. Salah satu pura yang kemudian “memamahbiakkan fungsinya” yaitu Pura Pagulingan yang terdapat di Gianyar. Di lingkungan pura ini terdapat sisa-sisa bangunan berbentuk stupa besar yang berbentuk segi delapan. Mengapa stupa banyak terdapat di lingkungan pura? Sudah menjadi keniscayaan bahwa stupa merupakan simbol pemujaan karena dipercaya sebagai tempat bersemayamnya para dewa yang Agung. Pemandangan Sekitar Bukan Bali namanya kalau di setiap sudut daerah...
Perancak merupakan sebuah daerah yang letaknya berada di Bali Barat. Di ujung barat Desa Perancak ini terdapat sebuah pura yang diberi nama Pura Perancak (sesuai nama desanya). Pura ini menghadap ke sebuah sungai yang memiliki keindahan panorama dengan sungai yang besar dan berliku sehingga menimbulkan impresi yang kuat. Air sungainya sangat tenang menyerupai air kolam sehingga tak membahayakan dan malah menyejukan. Sementara di seberang sungai tampak perladangan yang banyak ditumbuhi pohon-pohon pantai yang berjejer. Kurang lebih 250 meter di sebelah selatan Pura Purancak terbentang lautan yang membiru, dan di kejauhan seberang lautan tampak gugusan pulau Jawa bagian timur. Sementara di sebelah kanan muara sungai kelihatan rumah-rumah tradisional yang menjorok ke laut disertai dengan deretan pohon-pohon kelapa melambai-lambai karena tiupan angin laut. Suasana yang demikian merupakan panorama yang indah dan menarik membuat mata yang memandang enggan untuk berkedip....