Keagungan Gunung Rinjani sebagai titik tertinggi di Lombok, Nusa Tenggara Barat menginspirasi Raja Lombok-Karangasem membuat replikanya. Bukan dalam bentuk patung atau artefak lain, tapi sebuah taman air yang memusatkan Gunung Rinjani sebagai sumber energi dan air bersih. Lombok memang istimewa. Sejumlah unsur Bali bisa ditemukan di Lombok, seperti arsitektur, pura, dan makanan. Namun tidak sebaliknya. Lombok juga menunjukkan multikulturalnya tak hanya irisan dengan kebudayaan Bali, juga keyakinan dan etnis lain. Salah satu jejak multikultural ini adalah Candi Narmada, cagar budaya warisan Kerajaan Karangasem (Bali) di Lombok Anak Agung Gede Ngurah yang dibuat pada 1727. Raja ini memusatkan tempat tinggal dan istananya di titik-titik sumber air. Termasuk di Bali, ada sejumlah cagar budaya yang serupa peninggalannya yakni Tirta Gangga dan Taman Ujung di Kabupaten Karangasem. Dengan cara ini, di luar konteks penguasaan, juga mendorong perlindungan sumber-sumber air ter...
Berkesempatan berkeliling Kota Batu sangatlah menyenangkan. Udaranya yang sejuk dengan sejumlah lokasi wisata menambah keelokan Kota Batu sebagai Kota Wisata, khususnya argo wisata apelnya yang telah cukup dikenal. Ternyata tak hanya itu saja. Kota Batu juga banyak menyimpan peninggalan sejarah dari masa lampau. Salah satunya adalah Candi Songgoriti. Candi ini terletak di Jalan Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Lokasi candi ini berada di lingkungan Pemandian Air Panas Alami (PAPA), atau berdekatan dengan Pasar Wisata Songgoriti. Bentuk candi ini sudah tidak utuh lagi. Atapnya kelihatan sudah runtuh, dan sekarang yang tampak tinggal kaki dan badannya. Namun demikian, candi yang menghadap ke arah barat ini memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan candi-candi lainnya yang ada di Jawa Timur, yaitu dari dalam periginya keluar air panas yang masih dimanfaatkan sampai saat ini sebagai sumber air pemandiaan. Air panas yang kelua...
Candi Kotes terletak di Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Bangunan Candi Kotes terbuat dari batuan andesit dan memiliki arsitektur yang unik di mana dalam detail bangunan candi ini tidaklah simetris. Selain itu, Candi Kotes mempunyai sejumlah bangunan. Candi Kotes I mempunyai ukuran panjang 360 cm, lebar 224 cm, tinggi 142 cm, dan struktur bangunan candibya hanya tinggal bagian kaki candi yang berbentuk segi empat.. Candi Kotes I arahnya menghadap ke barat dan pada bagian timur laut candi terdapat pahatan angka 1223 Saka (1301 M). Di atas kaki candi terdapat dua buah altar dan satu miniatur candi. Miniatur candi ini memiliki tiga bagian yaitu atap candi, tubuh candi dan kaki candi. Di bagian tubuh candi terdapat pintu gerbang yang menghadap ke arah barat dan di atas pintunya tersebut terdapat hiasan berupa kala, sedangkan di sisi sebelah utara, timur dan selatan tubuh candi terdapat relung-relung semu yang di atasnya juga terdapat hiasa...
Candi Mleri terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar yang secara astronomis berada di antara 08â° 03 374' LS dan 112â° 05 099' BT. Candi ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai candi yang tertua yang ada di Kabupaten Blitar. Menurut informasi dari Suswandi – yang mengaku sebagai cucu buyut dari Kyai Tafsir Anom – kata candi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti makam. Karena memang di kompleks tersebut yang tampak seperti makam kuno, sehingga lebih dikenal sebagai kekunaan Mleri. Di kekunaan Mleri ini diyakini sebagai makam raja Singasari III, yang bergelar Sri Wisnu Wardhana. Nama aslinya adalah Ranggawuni, yang merupakan putra Anusapati atau cucu Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Makam ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1222 M. Hal ini didasarkan kepada prasasti yang berhuruf Pallawa yang ada di kompleks makam tersebut dengan lambang kalamakara...
Candi Pemandian Penataran terletak di Desa Penataran, Kec. Nglegok, Kab. Blitar, Jawa Timur. Bangunan ini lebih menyerupai sebuah kolam atau petirtaan. Petirtaan dalam tradisi masyarakat kala itu merupakan semacam pemandian atau tempat air. Lokasi Candi Pemandian Penataran kira-kira 200 meter arah timur laut kompleks Candi Penataran , dan terletak di pinggir jalan besar. Hanya saja lokasinya agak ke bawah dari pinggir jalan tersebut, sehingga kalau saat melintas sering kita tidak memperhatikan bangunan petirtaan tersebut. Bangunan petirtaan ini masih lumayan terawat dengan baik dan airnya juga masih mengalir. Bangunan petirtaan ini terbuat dari batu andesit. Mengenai sejarahnya, bangunan pentirtaan ini masih ada hubungannya dengan kompleks percandian Penataran secara keseluruhan. *** Sumber: kekunaan.blogspot.com
Candi Plumbangan terletak di Desa Plumbangan , Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tidak seperti candi lain pada umumnya, Candi Plumbangan menyerupai paduraksa dengan puncak berbentuk kubus. Candi Plumbangan terbuat dari batu andesit yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Denah Candi Plumbangan berukuran panjang 4,09 m, lebar 2,27 m dan tinggi 5,6 m. Pintu gerbang candi memiliki sayap pada kanan kirinya dan tidak mempunyai relief, namun hanya mempunyai pelipit garis saja. Pada bagian atas ambang pintu terdapat pahatan angka tahun 1312 Saka atau 1390 M. Ditinjau dari pahatan angka tahun tersebut, diperkirakan Candi Plumbangan dibangun pada era Kerajaan Majapahit pada awal pemerintahan Wikramawardana. Namun uniknya, benda-benda cagar budaya yang terdapat di sekeliling Candi Plumbangan justru berasal dari masa yang berbeda. Misalnya saja Prasasti Plubangan (Panumbangan) yang merupakan peninggalan dari era Raja Bames...
Candi Sawentar terletak di Desa Sawentar, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Candi Sawentar terbuat dari batu andesit yang direkatkan satu sama lain dengan sistem gosok. Denah Candi Sawentar berukuran panjang 7 m, lebar 7 m dan tinggi 10,65 m. Candi Sawentar menghadap ke barat, serta komponen bangunannya terdiri dari batur , kaki, tubuh dan atap. Atap bagian kiri, sebagian telah runtuh dan bilik candi kosong, hanya terdapat lapak berhias motif Ganesa di bagian depan. Relung semua di ketiga sisi candinya juga dalam keadaan kosong. Batu cungkup pada atap candinya juga dalam keadaan kosong. Batu cungkup pada atap candi berhias Surya Majapahit yang mengelilingi Dewa Wisnu naik kuda bertelinga panjang. Berdasarkan relief ini, para arkeolog berpendapat bahwa Candi Sawentar didirikan pada masa Majapahit. ** Sumber: kekunaan.blogspot.com
Candi Simping terletak di Dusun Simping, Desa Sumberjati, Kecamatan Kademangan, Blitar. Candi tersebut dibangun sebagai tanda peringatan atau penghormatan terhadap pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya (Sri Kertarajasa Jayawardana) yang meninggal pada tahun 1309 Masehi. Banyak arkeolog mempercayai bahwa Candi Simping merupakan candi pertama masa Majapahit. Kitab Negarakertagama di dalam pupuh XLVII/3 menjelaskan tentang candi ini: " ... Tahun Saka mengitari tiga bulan (1231 S), Sang Prabu (Nararya Sanggramawijaya/Kertarajasa Jayawardhana) mangkat, ditanam di dalam pura Antahpura, begitu nama makam beliau, dan di makam Simping ditegakkan arca Syiwa". Rahasia yang terungkap, Raden Wijaya atau Raja Kertarajasa diwujudkan sebagai arca Harihara karena peranannya besar dalam sejarah Singasari sampai Majapahit. Dia dianggap sebagai Wisnu karena berhasil menyelamatkan Singasari dari kehancuran akibat serangan Jayakatwang dan dianggap sebagai Syiwa karena dia p...
Berbagai kerajaan besar pernah menancapkan pengaruhnya di Kabupaten Blitar, mulai dari Mataram Kuno di Jawa Tengah, Kerajaan Kediri, Singosari sampai dengan Majapahit. Oleh karena itu, di daerah Kabupaten Blitar ditemukan warisan cagar budaya, baik berupa prasasti, arca-arca, gapura maupun candi. Salah satu tinggalan candi yang terdapat di Kabupaten Blitar adalah Candi Tepas. Candi ini terletak di Dusun Dawung RT. 02 RW. 03 Desa Tepas, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Lokasi candi ini berada ± 200 meter sebelah barat laut Pasar Tepas, atau tepatnya berada di samping Pura Surya Darma. Dari Jalan Raya Blitar-Malang berjarak sekitar 3 kilometer ke arah utara dengan jalan menanjak, sedangkan dari Kota Blitar berjarak 22 kilometer ke arah timur. Alvin Abdul Jabbaar Hamzah dalam skripsinya yang berjudul Identifikasi Bentuk Arsitektur Candi Tepas (FIB UI, 2011) menerangkan, bahwa penelitian terhadap Candi Tepa...