Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
Candi Jawa Timur Batu
Candi Songgoriti
- 13 Juli 2018
Berkesempatan berkeliling Kota Batu sangatlah menyenangkan. Udaranya yang sejuk dengan sejumlah lokasi wisata menambah keelokan Kota Batu sebagai Kota Wisata, khususnya argo wisata apelnya yang telah cukup dikenal. Ternyata tak hanya itu saja. Kota Batu juga banyak menyimpan peninggalan sejarah dari masa lampau. Salah satunya adalah Candi Songgoriti.
Candi ini terletak di Jalan Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Lokasi candi ini berada di lingkungan Pemandian Air Panas Alami (PAPA), atau berdekatan dengan Pasar Wisata Songgoriti.
Bentuk candi ini sudah tidak utuh lagi. Atapnya kelihatan sudah runtuh, dan sekarang yang tampak tinggal kaki dan badannya. Namun demikian, candi yang menghadap ke arah barat ini memiliki keunikan tersendiri bila dibandingkan candi-candi lainnya yang ada di Jawa Timur, yaitu dari dalam periginya keluar air panas yang masih dimanfaatkan sampai saat ini sebagai sumber air pemandiaan. Air panas yang keluar dari periginya dianggap mempunyai daya tertentu atau air suci yang keluar dari tanah.
 
Candi ini ditemukan pertama kali oleh seorang arkeolog Belanda bernama Wouter Hendrik Van Ijsseldijk pada tahun 1799. Lalu, diperbaiki oleh oleh arkeolog Belanda lainnya, yaitu Jonathan Rigg pada tahun 1849 dan Jan Frederik Gerrit Brumund pada tahun 1863. Tahun 1902, J. Knebel melakukan inventarisasi situs Candi Songgoriti dan dilanjutkan dengan renovasi besar-besaran pada tahun 1921. Candi yang kita lihat sekarang ini merupakan hasil restorasi yang dilakukan oleh Oudheidkundige Dienst Hindia Belanda dari tahun 1938 hingga tahun 1944.
Menurut Suwardono (2013) Candi Songgoriti merupakan candi patirthan, yang didirikan berhubungan dengan sumber air panas yang keluar dari dalam tanah. Cerita rakyat setempat menyebutkan bahwa candi tersebut dibangun berhubungan dengan tempat seorang empu pembuat pusaka, oleh karenanya airnya panas dan mengandung besi.
 
Nama ‘Songgoriti’ berasal dari bahasa Jawa Kuno dari kata dasar ‘sanggha’ yang berarti kelompok, rombongan, kumpulan, dan ‘riti’ yang artinya logam sebangsa perunggu, kuningan. Dengan demikian nama Songgoriti berarti ‘timbunan logam’. Di daerah sekitar Songgoriti sampai sekarang masih ditemukan nama-nama tempat seperti Kemasan (tempat pengrajin emas) dan Pandesari (pusat pandai logam). Dengan demikian daerah Songgoriti, yang dalam perkembangannya menjadi sebuah desa atau kelurahan bernama Songgokerto, dahulunya merupakan sebuah tempat perkumpulan atau tempat adanya suatu usaha pembuatan barang-barang dari logam.
 
Nama Songgoriti ini kemungkinan berkaitan dengan sebuah prasasti yang ditemukan tak jauh dari situs candi, yaitu Prasasti Sangguran yang bertarikh 850 Çaka atau 928 M. Prasasti ini dikeluarkan oleh Sri Maharaja Rakai Pangkaja Dyah Wawa bersama dengan patihnya yang bernama Rakryan Mahapatih Pu Sindok Sri Isanawikrama dari Kerajaan Mataram Kuno Jawa Tengah.
Dilihat dari gaya bangunan dan seni hiasnya, juga beberapa bentuk tulisan pada inskripsi-inskripsi pendek yang ditemukan beserta peripih yang lain di dalam sumuran candi, Candi Songgoriti diduga berasal dari sekitar abad 9. Sedangkan, Prasasti Sangguran diterbitkan pada tahun 928 M (abad 10). Dengan demikian sebelum Prasasti Sangguran dibuat, Candi Songgoriti sudah ada. Hal tersebut sesuai dengan pemberitaan dalam prasasti bahwa prasasti dibuat sebagai penetapan sima wanua (desa) Sangguran bagi kelangsungan bangunan suci di Mananjung. Maka, diduga tempat para pandai besi di Mananjung tersebut adalah daerah Songgoriti sekarang, yang memang benar-benar terdapat bangunan suci (Candi Songgoriti).
 
Bangunan Candi Songgoriti ini berada pada ketinggian 998 meter di atas permukaan laut, dan terbuat dari batu andesit. Sedangkan, pondasinya dari batu bata. Ukuran candi ini adalah 14,50 meter x 10 meter dengan tinggi 2,5 meter. Meski bangunan candi sudah tidak utuh lagi, namun keberadaannya sangatlah memiliki arti sebagai bukti tuanya usia peradaban di Kota Batu. Sayangnya, lokasi bangunan candi ini seolah kalah gaungnya dengan kolam pemandiannya maupun wahana wisata lainnya yang berada di Songgoriti. *** [290516]
 
Kepustakaan:
Rahadhian PH & Fery Wibawa C, 2015. Kajian Arsitektur Percandian Petirtaan di Jawa (identifikasi), dalam http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/1358
Suwardono, 2013. Korelasi Candi Songgoriti dengan Prasasti Sangguran Tahun 928 M, dalamhttps://hurahura.wordpress.com/2013/11/07/korelasi-candi-songgoriti-dengan-prasasti-sangguran-tahun-928-m/

 

Sumber: kekunaan.blogspot.com

 

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline