Arsitektur cottage bernuansa etnik di cottage Pemerintah Daerah Sorong Selatan, Papua. Bergaya rumah panggung khas terbuat dari kayu.
Rumah kariwari di Anjungan Papua terdiri atas dua lantai dan seluruhnya digunakan sebagai tempat pameran dan peragaan aspek budaya Papua, antara lain foto-foto berukuran besar, berbagai bentuk patung Asmat, panah beracun, perahu semang, kerang sebagai mata uang, pakaian perang dan pakaian upacara kepala suku, koteka, serta patung yang memeragakan upacara adat pembuatan tato di punggung seorang anak laki-laki yang menginjak dewasa. Pameran dilengkapi dengan awetan berbagai satwa, misalnya kus-kus, kanguru, berbagai jenis buaya, burung dara bermahkota, ular berkaki empat atau kadal lidah biru, dan burung cenderawasih. Seluruh ruang kariwari diberi ragam hias berupa lukisan, ukiran, serta patung. Benda-benda seperti tengkorak dan rahang babi, kanguru, punggung penyu, taring babi, busur dan anak panah, gelang-gelang rotan, dan tor (kayu besar berukir pemukul lesung pada waktu menari) diletakkan dengan cara digantung menghiasi ruang pameran. Patung-patung melambang...
Arsitektur cottage bernuansa etnik di cottage Pemerintah Daerah Sorong Selatan, Papua. Bergaya rumah panggung khas terbuat dari kayu.
Ternyata tidak hanya hewan yang berkaki seribu, rumah pun ada yang berkaki seribu. Inilah rumah adat khas suku Arfak, Papua Barat yang bernama Mod Aki Aksa atau Igkojei serta lebih dikenal dengan sebutan Rumah Kaki Seribu. Biasanya, rumah panggung mempunyai tiang pondasi yang hanya terdapat di bagian sisi pinggir rumah. Namun, berbeda dengan jenis rumah panggung lainnya, rumah ini memiliki tiang pondasi rumah yang tersebar di seluruh bagian bawah rumah dan menjadi tumpuan utama bangunan. Karena keunikannya inilah, maka rumah adat ini mendapat sebutan Rumah Kaki Seribu. Rumah Kaki Seribu mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan rumah panggung pada umumnya. Atap rumah ini terbuat dari rumput ilalang dan lantainya dari anyaman rotan. Dindingnya cukup kuat karena terbuat dari kayu yang disusun horizontal-vertikal dan saling mengikat. Dengan tinggi rata-rata sekitar 4-5 meter dan luas kurang lebih 8x6 meter, rumah ini cukup besar dan nyaman untuk menjadi tempat tinggal. Tiang-...
Mod Aki Aksa m erupakan rumah adat suku Arfak, mendiami pegunungan Arfak, kabupaten Manokwari hingga teluk Bintuni yang dikenal dengan rumah adat kaki seribu, berbentuk rumah panggung empat persegi panjang, memiliki keunikan tersendiri dengan jumlah tiang-tiang penyokong sangat banyak. Tiang penyokong ini berada di seluruh ruang di bawah rumah. Tiang-tiang ini terbuat dari kayu yang kokoh dengan tinggi yang beranekaragam, baik tinggi maupun pendek. Rumah yang mendekati ke bagian dalam, tiang-tiangnya semakin tinggi hingga kadang setinggi empat meter. Rumah adat Mod Aki Aksa ini terdiri dari satu lantai yang terbuat dari kayu dan atapnya dibuat dari dedaunan sagu atau jerami. Dengan dinding-dinding yang terbuat dari kulit pohon butska. Sementara atapnya terbuat dari daun pandan, sedangkan lantainya dari belahan nibung atau bambu dibawahnya disokong tiang-tiang. Biasanya rumah ini tertutup tanpa ada jendela dan hanya memiliki pintu depan dan pintu belakang....
Situs ini terletak di desa Kokas, Kabupaten Fakfak, Papua Barat. Ditempat ini ditemukan berbagai cap tangan berwarna merah yang terlukis pada dinding-dimding batu di tebing dan gua yang terletak di pinggir laut. Obyek Wisata Sejarah ini dikenal sebagai Situs Purbakala Kokas atau penduduk setempat menyebutnya Situs Purbakala Tapurarang. Karena warna merah pada lukisan cap tangan di tebing tersebut menyerupai warna darah manusia. Masyarakat setempat juga sering menyebut Tapurarang sebagai lukisan cap tangan darah. Untuk mencapai Situs Purbakala Kokas, Dari terminal Fakfak, Anda harus menempuh perjalanan darat menuju Kokas sejauh 50 kilmeter dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Biaya transportasinya hanya sebesar Rp 25.000 per orang, sekali jalan. Tiba di Kokas, perjalanan masih harus dilanjutkan menggunakan longboat dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Jika air sedang pasang, Anda bisa naik ke tebing dan menyaksikan lukisan ini dari dek...
Pulau Owi memiliki peran yang sangat strategis dalam Perang Dunia II bagi tentara Sekutu untuk mengalahkan Jepang di wilayah Pasifik dan Asia Tenggara. Bermodalkah nilai sejarah yang sangat besar inilah, maka tidak berlebihan maka Pulau Owi menjadi titik utama pariwisata di masa yang akan datang. Dengan keindahan alam lautnya yang sangat mempesona Pulau Owi ini dikelilingi oleh 3 Taman Laut yakni Padaido , Pulau Rani-Mapia dan Pulau Meos Indi . Dengan demikian Pulau Owi merupakan tempat Wisata Sejarah sekaligus sebagai tempat Wisata Budaya di daerah Papua. http://www.adatnusantara.web.id/2017/08/peninggalan-sejarah-di-provinsi-papua.html
Tempat ini bernama Mansinam . Mungkin sebagian dari kita asing dengan nama ini. Namun jangan salah, tempat ini merupakan sebuah tempat yang telah mendunia. Bukan hanya karena keindahannya, latar sejarah juga menjadikan Mansinam sebagai salah satu tujuan dari wisata religi umat Kristen Protestan di seluruh dunia. Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Papua Barat. Letaknya sekitar 6 Km dari Manokwari. Untuk mencapai pulau ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit menggunakan speed boat . Setiap tahun pada tanggal 5 Februari, ribuan orang dari penjuru Papua datang ke tempat ini untuk mengadakan perayaan memperingati kedatangan Ottow dan Geissler. Siapakah Ottow dan Geissler? Dua orang berkebangsaan Jerman ini tiba di Pulau Mansinam dengan membawa misi penyebaran injil. Namun saat itu, suku yang mendiami Pulau Mansinam bersikap tertutup terhadap orang asing yang datang. Ottow dan Gaissler tidak menyerah. Mereka terus berjuang untuk menyebarkan Kris...
Raja Ampat berarti “Empat Raja”, julukan yang berasal dari abad ke 15 yaitu ketika salah satu Sultan Islam dari Tidore menunjuk 4 raja lokal di Waigeo, Batanta, Salawan, dan Misool. Kemudian 4 pulau itu menjadi wilayah administrative Provinsi Papua Barat dan Waigeo menjadi ibukota Kabupaten Raja Ampat.Peradaban kuno di Raja Ampat dapat ditemukan di beberapa peninggalan sejarah seperti misalnya lukisan dinding batu di beberapa gua di Pulau Misool.Lukisan dinding batu kuno inidiperkirakan dilukis pada 2000 tahun yang lalu. Di kawasan gugusan Misool ditemukan peninggalan prasejarah berupa cap tangan yang diterakan pada dinding batu karang. Uniknya, cap-cap tangan ini berada sangat dekat dengan permukaan laut dan tidak berada di dalam gua. Menurut perkiraan, usia cap-cap tangan ini sekitar 50.000 tahun dan menjadi bagian dari rangkaian petunjuk jalur penyebaran manusia dari kawasan barat Nusantara menuju Papua dan Melanesia. Kabupaten yang memperingati Hari Ulang...