Bubu adalah salah satu alat menangkap ikan tradisional. Alat tersebut tetlah dikenal sejak lama oleh masyarakat sekitar, namun sejak kapan alat ini digunakan dan siapa yang menemukan pertama kali alat ini tidak diketahui dengan pasti. Menurut mereka alat ini telah dikenal sejak lama dan telah digunakan secara turun temurun dari kakek nenek mereka sejak masa lalu. Peralatan ini tergolong sangat sederhana, namun cukup ampuh dan sangat efektif jika digunakan untuk menangkap ikan dan sejenisnya. Alat tradisional menangkap ikan tersebut sangat aman digunakan serta sangat aman terhadap lingkungan, tidak merusak lingkungan saat digunakan. Kearifan lokal masyarakat dalam menangkap ikan tersebut merupakan salah satu cara masyarakat setempat menjaga kelestarian lingkungan dan habitatnya, sebab dengan menggunakan alat ini keberadaan ikan dan lingkungan tetap terjaga tidak habis diambil. Dalam kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan terutama menjaga habitat kehidupan laut, maka...
Kepulauan Riau merupakan salah satu satu provinsi di Indonesia. Daerah ini merupakan gugusan pulau yang tersebar di perairan selat Malaka dan laut Cina selatan. Keadaan pulau-pulau itu berbukit dengan pantai landai dan terjal. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan petani. Sedangkan agama yang dianut oleh sebagian besar dari mereka adalah Islam. Kondisi alam dan keyakinan masyarakat Kepulauan Riau sangat mempengaruhi pola arsitektur rumahnya. Pengaruh alam sekitar dan keyakinan dapat dilihat dari bentuk rumahnya, yaitu berbentuk panggung yang didirikan di atas tiang dengan tinggi sekitar 1,50 meter sampai 2,40 meter. Penggunaan bahan-bahan untuk membuat rumah, pemberian ragam hias, dan penggunaan warna-warna untuk memperindah rumah merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan ekpresi nilai keagamaan dan nilai budaya. Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal denga...
Limas Potong adalah salah satu bentuk rumah tradisional masyarakat melayu Riau Kepulauan. Rumah Limas Potong berbentuk rumah panggung, sebagaimana rumah tradisional di Sumatra pada umumnya. Tingginya sekitar 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Dinding rumah terbuat dari susunan papan warna coklat, sementara atapnya berupa seng warna merah. Kusen pintu, jendela serta pilar anjungan depan rumah dicat minyak warna putih.
Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah belah bubung. Nama rumah belah bubung diberikan oleh orang melayu karena atapnya terbelah.
Rumah Adat Kepulauan Riau Kepulauan Riau merupakan salah satu satu provinsi di Indonesia. Daerah ini merupakan gugusan pulau yang tersebar di perairan selat Malaka dan laut Cina selatan. Keadaan pulau-pulau itu berbukit dengan pantai landai dan terjal. Mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan dan petani. Sedangkan agama yang dianut oleh sebagian besar dari mereka adalah Islam. Kondisi alam dan keyakinan masyarakat Kepulauan Riau sangat mempengaruhi pola arsitektur rumahnya. Pengaruh alam sekitar dan keyakinan dapat dilihat dari bentuk rumahnya, yaitu berbentuk panggung yang didirikan di atas tiang dengan tinggi sekitar 1,50 meter sampai 2,40 meter. Penggunaan bahan-bahan untuk membuat rumah, pemberian ragam hias, dan penggunaan warna-warna untuk memperindah rumah merupakan bentuk adaptasi terhadap lingkungan dan ekpresi nilai keagamaan dan nilai budaya. Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dike...
Masjid ini berlokasi di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Provins i Kepulauan Riau. Pulau Penyengat sendiri merupakan pulau kecil seluas 3,5 kilometer persegi namun menyimpan begitu banyak warisan sejarah kebesaran Kerajaan Riau-Lingga di masa lalu dengan corak keislamannya. Lebih dikenal dengan sebutan Masjid Pulau Penyengat, keberadaan masjid ini menjadi ikon sejarah penting di Kepulauan Riau. Mengapa demikian? Itu karena masjid ini merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada. Masjid yang masih terawat baik ini memiliki warna kuning menyala berpadu warna hijau. Ukurannya sekira 54 x 32 meter dengan bangunan induknya 29,3 x 19,5 meter. Di sekitar masjid terdapat pemakaman muslim. Masjid Sultan Riau begitu megah dengan tiga belas kubah dan empat menara runcing setinggi 18,9 meter. Susunan kubahnya bervariasi dan dikelompokkan menjadi tiga dan empat kubah. Total kubah dan menaranya ada 17, sebuah angka yang mencerminkan jumlah rakaat shalat. Mas...
Limas Potong adalah salah satu bentuk rumah tradisional masyarakat melayu Riau Kepulauan. Rumah Limas Potong berbentuk rumah panggung, sebagaimana rumah tradisional di Sumatra pada umumnya. Tingginya sekitar 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Dinding rumah terbuat dari susunan papan warna coklat, sementara atapnya berupa seng warna merah. Kusen pintu, jendela serta pilar anjungan depan rumah dicat minyak warna putih. Sumber: https://gpswisataindonesia.info/2013/12/rumah-adat-riau-dan-kepulauan-riau/
Salah satu rumah untuk tempat tinggal masyarakat Kepulauan Riau adalah rumah Belah Bubung. Rumah ini juga dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Nama rumah Belah Bubung diberikan oleh orang Melayu karena bentuk atapnya terbelah. Disebut rumah Rabung karena atapnya mengunakan perabung. Sedangkan nama rumah Bubung Melayu diberikan oleh orang-orang asing, khususnya Cina dan Belanda, karena bentuknya berbeda dengan rumah asal mereka, yaitu berupa rumah Kelenting dan Limas. Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya, semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam hiasnya. Namun demikian, kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak. Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai lima. Adapun uratannya adalah: ular berenang, meniti riak, riak m...
Kampung Vietnam Batam merupakan sebuah bekas perkampungan yang dulunya pernah dihuni oleh mayoritas orang Vietnam asli sebagai pengungsi pada saat perang saudara, bekas bekas peninggalan pengungsi tersebut tetap dilestarikan dan dijadikan tempat wisata. Meskipun lokasinya agak sedikit terpencil, minat wisatawan yang berkunjung tidak pernah berkurang. Banyak sekali peninggalan yang masih dapat ditemukan hingga saat ini, antara lain bekas bekas rumah, museum, tempat ibadah, penjara, bahkan ada juga sebuah monumen yang dibangun oleh pengungsi vietnam sendiri. Monumen ini diberi nama "Monumen Perahu". perahu tersebut dijadikan sebuah monumen karena dengan perahu itulah para pengungsi Vietnam bisa sampai ke Indonesia. Pada awal memasuki perkampungan ini, pengunjung disambut oleh sebuah patung yang bernama "Patung of Humanity", patung ini melambangkan Kemanusiaan. Kisah yang melatar-belakangi adanya patung tersebut adalah tragedi pemerkosaan seorang perempuan vietnam yang dilakuka...