Seruling bambu juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak sekali jenis dari seruling bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti informasi dari beberapa artikel yang saya baca. Ada yang ukurannya sedang, kecil, dan bahkan besar sampai menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup besar sebagai alat musik tiup sejenis seruling ini.
Hampir sama dengan beberapa Provinsi Lainnya. Termasuk salah satu alat musik tradisional yang paling populer dari seluruh nusantara adalah Gendang. Alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit sebagai sebagai permukaan yang dipukul ini sangat mudah dimainkan dan sebagai penentu tempo dalam suatu permainan musik tradisional.
Hampir sama dengan gamelan jawa. Alat musik ketuk atau pukul ini menggunakan kayu sebagai landasannya. Dan di atasnya disusunlah beberapa lempeng logam yang jika dipukul akan menghasilkan suara dan memiliki tangga nada yang lengkap.
Ladolado berasal dari daerah Sulawesi Tenggara. Alat musik tradisional ini dimainkan dengan cara digesek.
Ganda atau gendang berukuran sedang menyerupai beduk, namun kedua sisinya dilapisi kulit domba. Sumber: https://rizalwabula14.blogspot.co.id/2014/10/mengenal-lebih-dekat-pidoano-kuri-pesta.html
Ore-Ore Mbondu merupakan alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara ditiup yang asalnya dari Sulawesi Tenggara. Bisa dikatakan alat musik ini cukup langka karena keberadaannya yang sangat sulit untuk dicari. Bahan yang digunakan untuk membuat alat musik tradisional ini adalah tulang yang dilubangi dan tembaga. Sumber: https://alatmusik.org/alat-musik-tradisional-yang-ditiup/
Oheo adalah seorang pemuda tampan yang bermata pencaharian sebagai petani tebu di daerah Kendari, Sulawasi Tenggara, Indonesia. Pada suatu hari, Oheo dikejutkan oleh sebuah peristiwa aneh di kebunnya. Ia mendapati tanaman tebunya hampir habis. Hal tersebut membuatnya kesal dan marah. Alkisah , di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, hidup seorang pemuda tampan bernama Oheo . Ia tinggal sendirian di sebuah gubuk di tengah hutan. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia menanam pohon tebu di kebunnya. Oheo seorang petani yang rajin dan tekun. Setiap hari ia merawat tanaman tebunya dengan baik. Pada suatu waktu, ketika tanaman tebunya sudah siap dipanen, Oheo berjalan-jalan mengelilingi kebunnya. Alangkah terkejutnya ia ketika menyaksikan banyak ampas tebu yang berhamburan di pinggir kebunnya dekat sungai. Melihat keadaan itu, Oheo menjadi kesal dan marah. Ia pun berniat untuk menangkap pelakunya. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali...
Upacara Moana merupakan upacara adat untuk menyambut kelahiran bayi yang dilaksanakan di Palu. Upacara adat ini terdiri dari dua kegiatan, yakni upacara pemotongan Tumbuni (placenta) yang dilanjutkan dengan perawatan placenta dan upacara bayi naik ayunan sampai bayi mulai menginjak tanah. Setelah bayi dilahirkan, seorang Topopanuju (dukun bayi) menaikkan bayi tersebut ke ayunan yang sudah disediakan. Masyarakat setempat menyebut ayunan tersebut umbu. Bayi yang mengikuti upacara adat ini biasanya berusia antara tiga hingga tujuh hari. Biasanya, agenda waktu perencana maupun penyelenggaraan upacara Moana ditentukan oleh Topopanuju. Dalam hal ini, Topopanuju juga membantu mempersiapkan umbu (ayunan) yang akan digunakan. https://www.orami.co.id/magazine/6-tradisi-merayakan-kelahiran-bayi-yang-hanya-ada-di-indonesia/
Lebaran hadir sekali setahun menyatukan kerabat yang terpisah jarak. Dari rantau, pulang ke kampung halaman membawa rindu. Kasarawi, festival rakyat yang mengumpulkan kangen anak-anak Pulau Makasar di Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra). Akhirman, Baubau Tahun ini, H Sarifuddin bahagia sekali bisa lebaran lagi di kampung halamannya, di Pulau Makasar (Puma), Baubau. Sudah lama, pria itu menetap dan membangun rumah tangga di Flores, Nusa Tenggara Timur. Seingatnya, terakhir kali ia ikut salat Idul Fitri di Puma, dua tahun lalu. Bila pun pernah pulang, bukan saat lebaran. “Banyak kawan-kawan masa kecil saya yang juga pulang ternyata. Makanya, saya senang bisa kumpul dengan keluarga besar di Puma plus bertemu kawan-kawan lama,” kata lelaki yang bekerja sebagai pegawai di Kota Kendari ini. Kebahagiaannya kian lengkap karena para tetua kampung berinisiatif menggelar sebuah festival bernama Kasarawi, pesta berkumpulnya para perantau. Dalam hitungan penyelenggara...