|
|
|
|
Campursari Khas Sragen Tanggal 30 Apr 2023 oleh Haha_dito_21 . Revisi 3 oleh Haha_dito_21 pada 04 May 2023. |
Nama campursari diambil dari bahasa Jawa yang sebenarnya bersifat umum. Musik campursari di wilayah Jawa bagian tengah hingga timur khususnya terkait dengan modifikasi alat-alat musik gamelan sehingga dapat dikombinasi dengan instrumen musik barat, atau sebaliknya. Di jawa tengah sendiri memiliki aliran musik yang cukup terkenal yaitu Campursari Sragenan. Campursari Sragenan memainkan musik campursari garapan yaitu mengubah aransemen agar berbeda dengan langgam aslinya. Gaya khas yang menggunakan Irama rancak dan ramai dalam memainkan musik campursari. Irama Rancak ialah memainkan alat musik dengan lebih cepat. Wira swara dan Swara wati adalah penyanyi laki-laki dan penyanyi perempuan. Wira Swara bisa merangkap menjadi pembawa acara dan Swara Wati lebih ditekankan untuk menyanyikan langgam tetapi fungsi lain wira swara dan swara wati untuk meramaikan suasana dengan guyonan, yaitu cerita jenaka dengan gaya khas Sragenan. Teknik vokal yang digunakan yaitu menggunakan teknik pernafasan diafragma karena lebih tepat untuk menyanyikan langgam Sragenan. Untuk memanggil Swara wati untuk menyanyikan langgam, dipanggil oleh Wira Swara dengan menggunakan spot. Spot adalah musik garapan untuk mengiringi penyanyi maju ke depan penonton. Setelah siap akan diawali dengan Bowo dinyanyikan oleh Wira Swara, Bowo yaitu menyanyi tanpa diiringi penabuh. Campursari Sragenan memiliki ciri khas seperti cengkok jowo, yaitu suara mendayu tetap pada titilaras. Alat musik tradisi kendang sebagai pemegang kendali untuk merubah suasana dari yang halus ke suasana lebih rancak. Saron yang dimainkan secara imbal untuk memeriahkan suasana, Depok sebagai pemangku iromo, Cak pengganti siter dalam campursari sebagai pemanis suara, Gong Kajogan atau gong besar untuk penutup langgam, Keyboard untuk isian flute dan string sebagai pemanis, Gitar elektrik sebagai pemanis suara, Bass elektrik pengganti kempul sebagai pengatur nada yang dimainkan, Drum sebagai pemeriah suasana. Gaya khas lainnya ada gaya Tayub, yaitu gaya musik bebas menonjolkan kendang tetapi cenderung seperti kendangan jaipong dan masyarakat Sragen menyebutkannya gaya Geculan. Penabuh memberi Senggakan, yaitu suara yang dihasilkan penabuh bersamaan musik saat dimainkan untuk menambah ramai suasana. Jleb-jleban yaitu hentakan- hentakan dari pengendang dan drum memberi suasana berbeda dengan musik campursari pada umumnya sehingga dari berbagai gaya khas tersebut masyarakat lebih bisa menikmati campursari sragenan.
Refrensi : Wiyoso, J. (2007). Jejak Campursari (The History of Campursari). Harmonia: Journal of Arts Research and Education, 8(2).
Kobi, M. F. (2017). Campursari: Bentuk Lain dari Kesenian Gamelan yang Diterima di Masa Modern. Jurnal Warna, 1(1), 1-20.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |