×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Calonarang

Tanggal 15 Jun 2021 oleh Bangindsoft . Revisi 3 oleh Bangindsoft pada 12 Nov 2021.

Di sebuah daerah yang sekarang bernama Dusun Butuh, Desa Sukorejo , Kabupaten Kediri, hiduplah seorang wanita sakti yang memiliki ilmu leak (ilmu hitam). Sang wanita tersebut adalah Calonarang. Dia mempunyai perguruan ilmu hitam dan hanya memiliki murid wanita. Ada empat murid wanita senior dalam perguruan ilmu hitam Calonarang, yaitu Nyi Larung, Nyi Lenda, Nyi lendi, dan Nyi Sedaksa.

Calonarang merupakan seorang janda yang terkenal bengis dan jahat. Dia memiliki seorang anak perempuan yang cantik. Anaknya bernama Diah Ratna Mengali. Sang anak tidak kunjung dinikahi oleh pria manapun. Hal ini disebabkan karena sang ibu yang bisa meleak, tentu saja sang anak perempuannya juga bisa memiliki ilmu leak. Para pemuda pada masanya tidak berani melamar Diah Ratna Mengali, mereka takut dengan ilmu hitam yang dimiliki oleh Calonarang maupun putrinya. Berita itu pun akhirnya sampai ke telinga Calonarang. Kabar tersebut disampaikan oleh anak buahnya yang bernama Nyi Larung, sehingga Calonarang menjadi naik pitam dan tidak terima jika akhirnya Diah Ratna Mengali akan menjadi perawan tua.

Kabar tersebut tentu saja berasal dari masyarakat Kediri. Calonarang tidak terima dengan tuduhan putrinya bisa meleak. Calonarang pun sebenarnya adalah seorang manusia biasa yang ingin putrinya menikah dan memberikannya cucu. Namun, gempuran fitnah yang dia terima mengakibatkan Calonarang menjadi marah dan ingin membalas serangan terhadap rakyat Kediri.

Calonarang tersenyum puas, dia tidak sabar membalas dendam terhadap rakyat Kediri yang telah mencoreng namanya. Calonarang mulai mempersiapkan diri untuk menenung rakyat Kediri dengan segenap tenaga.

Sehari sebelum serangan Calonarang, daerah Kediri masih tampak aman, tenang, dan damai. Penduduknya masih beraktivitas seperti biasa. Mereka mencari nafkah dengan cara bertani, nelayan, dan berdagang. Anak-anak masih terlihat ceria bermain di halaman rumah mereka. Kaum ibu asik mencari kutu di rambut dan sesekali bercengkrama dengan kelompoknya. Di kala senggang, kaum laki-laki mengelus-elus ayam aduan serta memberi makan ayam jagonya.

Ketika malam tiba, suasana menjadi berbeda. Malam tersebut dinamakan kajeng kliwon. Dipercaya oleh penduduk setempat, pantang bagi masyarakat untuk pulang ke rumah pada tengah malam. Malam tersebut adalah malam keramat dengan suasana yang mencekam. Pada saat itu pula Calonarang dan murid-muridnya telah berubah menjadi leak, siap untuk menyerang masyarakat Kediri.

Karena aura ilmu hitam yang telah menyerang dan sampai ke desa-desa itu, cuaca malam hari langsung menjadi panas dan gerah. Mereka tidur dengan galisah. Anak-anak serta para bayi juga mengalami hal yang sama. Para bayi di desa itu mulai menangis tidak tenang. Hewan-hewan pun memberikan isyarat akan munculnya sesuatu yang tidak lazim. Hewan tokek bersahut-sahutan, burung gagak mulai bersuara, banyak kodok melompat dan menimbulkan suara kegaduhan meski bukan musim penghujan. Merasakan keganjilan tersebut, masyarakat mulai ketakutan. Mereka sebagian besar tidak berani untuk memandang ke luar rumah. Jika mereka memandang ke luar rumah, pemandangan mengerikan akan tampak di luar sana. Langit seolah memerah, angin ribut, cuaca panas, dan hewan yang bersuara gaduh. Ketakutan tersebut membuat orang-orang yang berani mengintip ke luar mengalami sakit ngeeb atau ketakutan yang luar biasa.

Esoknya, banyak penduduk gempar dengan kematian mendadak. Sebelum mereka mati mendadak, mereka mengalami muntah dan mencret tanpa diketahui sebabnya. Banyak mayat yang dikuburkan di setra (tempat pemakaman). Akan tetapi, orang-orang yang ikut mengubur mayat-mayat tersebut akhirnya menjadi sakit dan meninggal. Bertubi-tubi peristiwa penguburan mayat terjadi di desa pesisir Kediri, seolah wabah kematian dekat dengan mereka. Diantara para warga juga mengadu kepada balian (dukun) untuk mengusir ilmu hitam. Namun, para balian yang ikut mengusir ilmu hitam tersebut tidak dapat berbuat banyak. Setelah mereka melakukan ritual pengusiran ilmu hitam, para balian mengalami sakit mencret dan meninggal. Keadaan tersebut telah membuat resah masyarakat dan akhirnya berita itu sampai kepada Raja Airlangga.

Para prajuru desa atau pengurus desa, para penglisir atau tetua, dan para pemangku desa menghadap Raja Airlangga tentang musibah penyakit atau gerubuk yang melanda sebagian besar masyarakat pesisir Kediri. Akhirnya Raja Airlangga memerintahkan pasukannya untuk menyerang Calonarang. Bala tentara yang dikirimkan Raja Airlangga terlalu gampang bagi Calonarang. Calonarang dapat mengalahkan bala tentara Raja Airlangga dengan waktu yang singkat, dan menambah kemarahan bagi Calonarang itu sendiri.

Calonarang sendiri adalah penyembah Durga dan penganut Bhairawa Pengiwa. Dia mampu melakukan ritual-ritual terhadap Durga untuk menimbulkan bencana wabah penyakit yang berakhir dengan kematian ke seluruh wilayah.

Raja Airlangga kewalahan dengan gempuran Calonarang. Dia merenung sejenak untuk mencari jalan keluar menghadapi Calonarang. Akhirnya, Raja Airlangga menemui penasehatnya yang sangat sakti, beliau bernama Mpu Baradah.

Akhirnya, datanglah rombongan lamaran Mpu Bahula di hadapan Calonarang. Calonarang menerima lamaran tersebut. Dia cukup senang karena anaknya sudah dilamar oleh seorang pria. Mpu bahula akhirnya menikah dengan Ratna Mengali dan tinggal di rumah Calonarang.

Setelah beberapa waktu Mpu Bahula tinggal di tempat Calonarang. Dia memperoleh informasi bahwa Calonarang setiap hari membaca sebuah kitab dan melakukan ritual angker. Diam-diam Mpu Bahula mencuri kitab yang dibaca oleh ibu mertuanya. Kitab tersebut sempat dibawa oleh Mpu Bahula kepada gurunya, Mpu Baradah. Kebetulan, Mpu Baradah telah berada di Girah untuk menyembuhkan orang-orang yang terkena penyakit tenung. Dengan seksama Mpu Baradah meneliti kitab tersebut. Setelah mendapatkan kesimpulan, Mpu Baradah menyuruh Mpu Bahula untuk mengembalikan dengan segera kitab tersebut ke tempat asalnya, agar Calonarang tidak menyadari bahwa kitabnya telah dicuri.

Mpu Baradah akhirnya dapat bertatap muka dengan Calonarang. Dengan ilmu diplomatiknya, Mpu Baradah mengingatkan Calonarang agar menghentikan sihirnya terhadap masyarakat Kediri. Dengan kekuatan diplomatik Mpu Baradah, Calonarang sendiri telah sadar dengan kesalahannya.

Pertempuran akhirnya terjadi antara Mpu Baradah dengan Calonarang. Calonarang akhirnya menyemburkan api yang keluar dari matanya untuk membunuh Mpu baradah. Akan tetapi, Mpu Baradah lebih sakti dibandingkan Calonarang. Pertempuran yang sengit itu akhirnya dapat membunuh Calonarang dengan keadaan berdiri.

Mengingat Calonarang sempat bertobat dan ingin melakukan ruwatan, Mpu Baradah akhirnya dapat menghidupkan kembali Calonarang. Setelah mempelajari ajaran kebenaran untuk mencapai moksa, Calonarang akhirnya meninggal dunia untuk selamanya.

DISKUSI


TERBARU


Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

Na Nialhotan (D...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dali Nihorbo atau di Pulau Samosir disebut dengan Na Nialhotan. Dibuat dari susu kerbau yang dimasak dengan garam dan bahan pengental. Ada 3 pilihan...

Pulurpulur

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Pulurpulur Resep khas Simalungun yang bentuknya seperti bola dan disiram saus. Isinya terbuat dari cincang jantung pisang, daun bawang, bawang Batak,...

Itak Sipitu Bar...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Menurut Narasumber kami, Ibu Hotni br. Simbolon pada acara MERAYAKAN GASTRONOMI INDONESIA di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, tanggal 03 Februari 2024,...

Dengke Na Nisor...

Oleh Batakologi | 06 Feb 2024.
Makanan

Dari sumber yang kami dapat melalui Abang Sepwan Sinaga sebagai Pegiat Budaya Batak Toba, Dengke Na Nisorbuk memiliki citarasa yang dominan pedas. Du...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...