Minuman Bir Pletok merupakan salah satu minuman khas Jakarta dan terkenal di kalangan etnis Betawi. Bir pletok adalah minuman yang dibuat dari beberapa campuran bahan rempah diantaranya daun pandan, serai, dan Jahe. Bir pletok sama sekali tidak mengandung alkohol, asal muasal minuman ini yakni pada zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Konon katanya banyak masyarakat yang ingin mencoba meminum Bir seperti yang dilakukan oleh masyarakat bangsa Belanda pada saat itu. Namun pada saat itu mereka melihat efek dari bir yang biasa dikonsumsi orang Belanda menimpulkan efek menjadi mabuk serta melanggar ajaran agama.
Minuman ini lahir dari adanya rasa iri dari masyarakat asli pada saat itu. Masyarakat betawi saat itu menginginkan adanya minuman serupa saat ada perayaan khusus, maka dibuatlah bir pletok yang berbahan dasar rempah-rempah asli Indonesia. Kata ‘pletok’ sendiri diambil dari bunyi tutup botol minuman beralkohol yang dikonsumsi masyarakat Belanda saat itu. Adapula yang menyebukan kata ‘pletok’ muncul karena tutup botol yang terbuat dari kayu ketika dibuka akan menimbulkan bunyi ‘plok’.
Perbedaan bir pletok dengan bir beralkohol yang dikonsumsi masyarakat Belanda tentu saja terdapat pada bahan baku pembuatan minuman tersebut. Minuman ini aman dikonsumsi oleh anak-anak hingga orang dewasa, selain itu penyajian bir Pletok juga dapat disajikan dingin maupun hangat. Cita rasa yang terdapat pada minuman rempah menghangatkan ini yakni manis, hangat, dan sedikit terasa pedas karena rempah yang cukup menyengat.
Proses pembuatan bir pletok ini cukup mudah untuk dibuat di rumah. Bahan yang dibutuhkan diantaranya adalah jahe, cengkeh, biji pala, lada, sereh, kapulaga yang masing masing takarannya 3gr, kayu manis 30 gr, daun pandan, daun jeruk, dan gula pasir. Warna yang dihasilkan untuk bir pletok ini didapatkan dari kayu secang. Mula-mula hancurkan jahe, biji pala, lada, kapulaga dan sereh lalu masukkan kedalam air mendidih di api sedang. Masukkan bahan bahan lainnya, kemudian aduk hingga wangi khas bir pletok mulai keluar. Kayu secang untuk pewarnaan bir pletok dimasukkan terakhir, semakin banyak kayu secang maka akan semakin merah warna bir pletok yang dibuat. Apabila seluruh bahan telah dimasukkan, tunggu racikan bir pletok selama sekitar 30 menit dalam keadaan kompor menyala dan api kecil. Setelah menunggu 30 menit, tiriskan air dan rempah-rempahnya.
Minuman bir pletok dianggap minuman yang dapat menyehatkan tubuh dan menjaga stamina tubuh, terlebih pada musim dingin dimana kondisi tubuh akan rentan sakit. Bir pletok mengandung banyak rempah-rempah yang menghangatkan tubuh. Minuman ini disarankan diminum dalam keadaan hangat, tetapi banyak juga yang menyajikan dengan es batu sesuai selera tiap orang saja.
Pada saat ini bir pletok masih cukup populer di kalangan warga bekasi maupun etnis betawi. Minuman ini kerap tersedia saat perayaan hari raya seperti lebaran, acara pernikahan, jamuan untuk tamu, maupun acara lainnya. Namun minuman ini sudah cukup jarang ditemukan, banyak minuman yang menggantikan posisi bir pletok ini yang membuat sejumlah produsen bir pletok gulung tikar. Jumlah yang diproduksi pada saat ini pun tidak sebanding dengan jumlah yang terjual. Namun beberapa pusat kebudayaan betawi masih tetap menjual minuman bersejarah ini seperti contohnya di Setu Babakan, Condet, dan Petamburan. Minuman ini juga sudah dijual dalam bentuk bubuk yang dapat langsung diseduh dengan air hangat, sangat praktis dan efisien.
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...