×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Nusa Tenggara Timur

Bijalungu Hiupaana

Tanggal 20 Jan 2021 oleh Widra .

Setiap memasukiawal tahun, tepatnya diakhir Januari atau permulaan Februari, warga Wanokaka menyelenggarakan ritual adat yang disebut Bijalungu Hiupaana yang berpusat di kampung Waigalli. Tanggal pasti ritual ini ditentukan oleh para rato berdasarkan tanda-tanda alam serta perhitungan bulan gelap dan bulan terang. Secara harafiah Bijalungu berarti meletakkan dan yang diletakkan adalah persembahan dan tanda berkat menyambut musim baru, sedangkan Hiupaana adalah nama sebuah hutan kecil berjarak kurang lebih 500m dari Waigalli, tempat tanda berkat tersebut diambil untuk selanjutnya di simpan di loteng rumah adat (uma daluk).

Jadi Bijalungu Hiupaana berarti pergi ke hutan Hiupaana, karena di sanalah, tepatnya di sebuah gua kecil yang dianggap sakral, puncak upacara dilaksanakan. Upacara adat besar di Sumba Barat selalu merupakan kronologi dari serangkaian ritual yang berhubungan, yang jika dihitung hingga ke puncak upacara bisa berlangsung berhari-hari bahkan ada yang berminggu-minggu. Bijalungu Hiu Paana dimulai dengan ritual sebagai berikut:

  1. Bijal Pahepa (Simpan Sirih Pinang): Sesuai namanya Bijal Pahepa adalah ritual pemujaan dimana para rato meletakkan sirih pinang di beberapa lokasi terpilih sebagai simbol pemberitahuan kepada Marapu maupun segenap warga masyarakat bahwa waktu pelaksanaan Bijalungu Hiu Paana telah tiba. Ritual ini dilaksanakan pada pagi hari, dilanjutkan dengan pemukulan tambur suci (laba) di sore harinya yang menandakan mulai berlakunya sejumlah larangan. Sampai selesainya puncak perayaan di Hiupaana kelak, para warga dilarang mengadakan pesta, membangun rumah, memukul gong dan lain sebagainya. Jika larangan ini dilanggar maka harus membayar denda yang dikenal dengan istilah marak.
  2. Kabubu (Puasa) Inti ritual ini adalah penyucian diri yang dilakukan para rato. Ritual ini dilaksanakan pada malam hari di salah satu rumah adat sekaligus membahas persiapan ritual-ritual lain yang harus dilaksanakan sepanjang Bijalungu Hiu Paana.
  3. Hawongu Yangu Ritual pemujaan untuk memohon penyertaan dan perlindungan Marapu agar seluruh rangkaian ritual Bijalungu Hiu Paana dapat berjalan dengan baik.
  4. Terung Katala (Gantung Gong) Terung artinya gantung sedangkan katala berarti gong. Dan begitulah inti ritual ini yaitu menggantung seperangkat gong suci di tempat yang telah dipersiapkan untuk dibunyikan sepanjang malam hingga berakhirnya pelaksanaan Bijalungu Hiupaana.
  5. Tangu Ohu Ahu Merupakan ritual memberi makan anjing Marapu. Orang Sumba, khususnya penganut Marapu percaya akan kehadiran anjing gaib ini yang walau tak terlihat mata telanjang tapi katanya selalu menemani dan melindungi para rato saat melaksanakan misi-misi suci.
  6. Pati Rahi (Penentuan Jadwal) Secara harafiah pati berari empat dan rahi artinya hari, Dalam kontek ini berarti penentuan puncak perayaan yang dihitung empat hari sejak hari itu. Masing-masing hari diisi dengan kegiatan-kegiatan dengan filosofi tersendiri.
  7. Bijalungu Hiu Paana Seperti disinggung sebelumnya Bijalungu Hiu Paana merupakan puncak dari serangkaian ritual yang pada dasarnya dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur serta menyambut datangnya musim baru. Ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan di hutan ini dan semuanya berujung dengan acara ramal meramal. Antara lain mengamati Manu Wulla Manu Laddu, sebuah batu bertuah yang menurut legenda merupakan pemberian penguasa langit kepada putrinya yang menikahi pria bumi. Jika posisi batu yang berada dalam gua suci ini rapat sempurna maka panen akan berlimpah, jika sebaliknya yang terjadi kemungkinan akan datang berbagai serangan penyakit.

Ada pula Kabena Karabau (lempar kerbau). Dalam ritual ini, seekor kerbau muda yang dipilih secara khusus sebagai hewan persembahan akan dihalau memasuki area upacara. Bersamaan dengan itu, semua orang dipersilahkan melempar sang kerbau dengan buah pinang yang telah dibagikan. Jika mengenai dahi kerbau, si pelempar dipercaya bakal mendapat untung besar. Kena leher juga pertanda baik. Perut dan kaki dipercaya sebagai bagian yang kurang baik. Selanjutnya ritual Teung (potong kerbau). Kerbau tadi disembelih dan posisi jatuhnya mengindikasikan kondisi tahun itu. Jika jatuh ke kanan berarti tahun yang baik, jika jatuh ke kiri berarti sebaliknya. Setelah dipotong-potong daging kerbau direbus dalam periuk suci yang telah disiapkan oleh salah seorang rato. Jika kuah rebusan membual-bual berarti panen bakal berlimpah, jika kuah hanya sedikit berarti hasil panen kurang menggembirakan.

Dalam kultur masyarakat yang masih tradisional seperti di Sumba Barat, prakiraan-prakiraan semacam ini dianggap penting karena dengan mengetahui kondisi musim masyarakat bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Musim yang baik berarti hidup bisa berjalan normal. Kalau musimnya buruk? Siap-siaplah hidup hemat agar nantinya tidak kesusahan. Walau terkesan kuno, ada nilai-nilai luhur yang tersirat dalam ritual-ritual semacam ini. Sebuah kebijakan yang mungkin telah banyak dilupakan oleh kita-kita yang merasa diri orang ‘modern’.

sumber: http://wisata.dapurselekta.online/2020/12/03/bijalungu-hiupaana/

sumber foto: wisata.dapurselekta.online

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...