Setiap memasukiawal tahun, tepatnya diakhir Januari atau permulaan Februari, warga Wanokaka menyelenggarakan ritual adat yang disebut Bijalungu Hiupaana yang berpusat di kampung Waigalli. Tanggal pasti ritual ini ditentukan oleh para rato berdasarkan tanda-tanda alam serta perhitungan bulan gelap dan bulan terang. Secara harafiah Bijalungu berarti meletakkan dan yang diletakkan adalah persembahan dan tanda berkat menyambut musim baru, sedangkan Hiupaana adalah nama sebuah hutan kecil berjarak kurang lebih 500m dari Waigalli, tempat tanda berkat tersebut diambil untuk selanjutnya di simpan di loteng rumah adat (uma daluk).
Jadi Bijalungu Hiupaana berarti pergi ke hutan Hiupaana, karena di sanalah, tepatnya di sebuah gua kecil yang dianggap sakral, puncak upacara dilaksanakan. Upacara adat besar di Sumba Barat selalu merupakan kronologi dari serangkaian ritual yang berhubungan, yang jika dihitung hingga ke puncak upacara bisa berlangsung berhari-hari bahkan ada yang berminggu-minggu. Bijalungu Hiu Paana dimulai dengan ritual sebagai berikut:
Ada pula Kabena Karabau (lempar kerbau). Dalam ritual ini, seekor kerbau muda yang dipilih secara khusus sebagai hewan persembahan akan dihalau memasuki area upacara. Bersamaan dengan itu, semua orang dipersilahkan melempar sang kerbau dengan buah pinang yang telah dibagikan. Jika mengenai dahi kerbau, si pelempar dipercaya bakal mendapat untung besar. Kena leher juga pertanda baik. Perut dan kaki dipercaya sebagai bagian yang kurang baik. Selanjutnya ritual Teung (potong kerbau). Kerbau tadi disembelih dan posisi jatuhnya mengindikasikan kondisi tahun itu. Jika jatuh ke kanan berarti tahun yang baik, jika jatuh ke kiri berarti sebaliknya. Setelah dipotong-potong daging kerbau direbus dalam periuk suci yang telah disiapkan oleh salah seorang rato. Jika kuah rebusan membual-bual berarti panen bakal berlimpah, jika kuah hanya sedikit berarti hasil panen kurang menggembirakan.
Dalam kultur masyarakat yang masih tradisional seperti di Sumba Barat, prakiraan-prakiraan semacam ini dianggap penting karena dengan mengetahui kondisi musim masyarakat bisa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Musim yang baik berarti hidup bisa berjalan normal. Kalau musimnya buruk? Siap-siaplah hidup hemat agar nantinya tidak kesusahan. Walau terkesan kuno, ada nilai-nilai luhur yang tersirat dalam ritual-ritual semacam ini. Sebuah kebijakan yang mungkin telah banyak dilupakan oleh kita-kita yang merasa diri orang ‘modern’.
sumber: http://wisata.dapurselekta.online/2020/12/03/bijalungu-hiupaana/
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kasultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda berwarna hitam. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam berupa golok dan pisau. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis namun ada juga yang memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce. QUIVER ( TEMPAT ANAK PANAH ): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dal...
Pasukan pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI chapter dki jaya) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belakang.
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang