Benjang merupakan seni bela diri berasal dari Bandung, kemudian berkembang di sekitar Kecamatan Ujung Berung, Ciwaru, Cibolerang dan Cinunuk.Sudah dikenal oleh masyarakat sejak tahun 1820, dengan memiliki filosofis keislaman, benjang lahir di lingkungan pesantren hingga kemudian menyebar ke masyarakat luas. Biasanya Benjang digelar dalam rangka memperingati kegiatan spesial seperti, pernikahan, khitanan, maulid nabi dan hiburan lainnya. Benjang saat ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu benjang gelut, benjang helaran dan benjang topeng. Benjang Helaran merupakan seni pertunjukan tradisional dilakukan secara berkelompok berbentuk arak-arakan, mengandung unsure mistis didalam pertunjukannya, biasanya digunakan sebagai ritual sesuai dengan permintaan pelanggan seperti keselamatan dalam acara khitanan atau sebagai bentuk syukur perayaan ulang tahun. Seiring berkembangnya jaman, benjang helaran tidak hanya menampilkan kegiatan ritual namun juga diiringi dengan hiburan serta diiringi dengan musik tradisional lengkap dengan alat musiknya. Masyarakat Ujung Berung umumnya mengenal musik iringan benjang helaran sebagai pembeda dengan benjang gulat yang lebih dulu ada. Benjang helaran menggabungkan iringan musik dengan bangbarongan 2 yang dihelat dari pagi hingga sore hari, yang bertujuan untuk memberi tahu kepada masyarakat bahwa akan ada kegiatan benjang gulat dan sebagai penyemangat. Dalam pertunjukan Benjang di masyarakat, jumlah anggota kelompok pemain Benjang berkisar antara 20 sampai 25 orang yang terdiri dari satu orang pemimpin Benjang, 9 orang penabuh dan sisanya sebagai pemain. Inti dalam grup Benjang 15 orang yang terdiri 9 orang penabuh, 1 pemimpin, 4 pemain dan 1 wasit. Teknik Benjang terdiri dari Nyentok (hentak kepala), Dangkekan (piting) dan Hapsay (ngagebot). Ada pun alat yang digunakan dalam Benjang terdiri dari Terbang, Gendang, Pimprung, Kempring, Kempul, Kecrek, Terompet dan dilengkapi pula dengan Bedug dan lagu Sunda. Benjang masuk ke dalam arena biasanya suka menampilkan ibingan dengan mengenakan kain sarung sambil diiringi musik tradisional yang khas. Kemudian setelah berhadapan dengan musuh, mereka membuka kain sarung masing-masing berikut pakaian yang ia pakai di atas panggung dan tersisa hanya celana pendek saja yang menandakan dirinya bersih (tidak membawa suatu alat) sportif.
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.