Alkisah di sebuah desa kecil di Kalimantan Barat, hiduplah seorang gadis cantik bersama dengan ibunya yang lembut dan bijaksana. Kecantikan si gadis tidak ada bandingannya. Matanya indah dan bersinar. Rambutnya hitam, panjang, dan berkilau bagai mutiara hitam. Kulitnya putih dan lembut bagaikan sutera. Parasnya cantik menawan. Semua orang mengakui dan mengagumi kecantikan si gadis.
Gadis itu tidak bosan-bosannya memandangi cermin. Dalam hati, gadis itu berkata, "Betapa cantiknya diriku. Semua orang yang melihatku pasti mengagumi kecantikanku. Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kecantikanku."
Mengetahui keangkuhan anaknya, si ibu berulang kali berusaha menasihatinya. "Anakku, wajahmu yang rupawan janganlah menjadikanmu angkuh dan congkak. Jadikan karunia Tuhan itu sebagai sesuatu yang harus disyukuri dengan kerendahan hati."
Tapi, nasihat ibunya dianggap seperti angin lalu. Ia masih tetap angkuh dan sombong. Setiap hari, kerja gadis itu hanya bersolek dan bercermin. Ia tidak pernah membantu ibunya yang dibiarkan bekerja seorang diri. Meskipun begitu, si ibu tidak pernah mengeluh. Ia hanya berdoa dalam hati, "Ya Tuhan, lindungilah anak hamba dan sadarkanlah anak hamba."
Pada suatu pagi, seperti kebiasaan gadis itu sehari-hari, ia tidak pernah lupa untuk bersolek. Ia bercermin selama berjam-jam dan mengurung diri di kamar. Si gadis tidak mau kulitnya yang putih mulus terkena debu ataupun sinar matahari yang dapat merusak kecantikan kulitnya.
Sementara itu, ibunya dijadikan layaknya pembantu. Ketika di gadis merawat kulitnya yang halus, tidak biasanya si ibu lupa menyiapkan lulur dan air hangat untuk anaknya. "Ibu..., kemana air hangat dan lulur untukku? Kamarku juga belum dirapikan," teriak si gadis dari dalam kamarnya.
Dengan tergopoh-gopoh, si ibu lari menuju kamar anak gadisnya. "Maaf. ibu tidak sempat menyiapkan untukmu. Hari ini pekerjaan ibu banyak sekali. Ibu harus mencuci, memasak, dan membersihkan rumah," jawab si ibu dengan lembut.
"Bagaimana sih ibu ini. Aku kan harus membersihkan kulitku agar sehat dan cantik. Tidak seperti kulit ibu yang kusam dan tidak terawat," ucap gadis itu.
"Cobalah sekali-kali kamu siapkan sendiri kebutuhanmu. Jangan hanya mengandalkan ibu saja. Kamu kan sudah dewasa," nasihat si ibu.
"Aku kan sibuk," jawab si gadis dengan ketus.
Si ibu mencoba bersabar. Ia sudah mengetahui tabiat anaknya. Setiap hari yang dilakukan gadis itu hanya mempercantik diri tanpa mempedulikan ibunya. Bahkan pekerjaan yang setidaknya dapat dilakukan gadis itu sendiri masih saja si ibu yang mengerjakannya. Si ibu berulang kali mencoba menasihati anaknya untuk mengubah tabiat buruknya.
"Anakku, jika kamu terus begini, bagaimana kamu bisa mandiri? Dan jika suatu hari nanti ibu sudah tidak ada di dunia ini lagi, bagaimana kamu bisa mengurusi dirimu sendiri? Cobalah kamu melakukan pekerjaan yang setidaknya dapat kamu lakukan sendiri. Jadi, ibu tidak khawatir lagi jika suatu hari nanti harus meninggalkanmu sendiri," kata si ibu.
"Aku tidak pernah meminta ibu untuk melahirkan aku ke dunia. Aku juga tidak pernah meminta ibu menjadi ibuku," jawab si gadis dengan ketus.
Betapa sedih dan teririsnya hati si ibu. Dalam hatinya ia berdoa,"Ya Tuhan, ampunilah dosa anakku dan sadarkanlah anakku."
Hari berganti hari, kebiasaan si gadis yang enggan keluar rumah karena takut kulitnya hitam kini sudah mulai berubah. Ia sudah mau keluar rumah dan mengenali lingkungannya. Setiap ia berjalan, orang selalu menatapnya penuh kekaguman. Kecantikan wajah si gadis membuat orang lain terpana dan berdecak kagum.
Suatu hari, tidak biasanya si gadis mau keluar rumah dengan ibunya. Betapa bahagianya hati si ibu melihat anaknya sudah mau menemaninya berbelanja atau sekedar menemani ibunya pergi ke kota.
Namun, kebahagiaan si ibu tidak berlangsung lama ketika anaknya mengatakan, "Ibu, aku mau sering keluar bersama ibu asalkan tidak mengaku bahwa ibu adalah ibuku. Dan jika aku berjalan, ibu jangan menghalangi pandanganku. Ibu harus berjalan di belakang aku."
Kali ini ucapan sang anak bagaikan sambaran petir untuk ibunya. Hatinya terluka sangat dalam. Si ibu hanya bisa pasrah dengan keinginan anaknya. Ia tidak mampu lagi untuk menasihati anaknya yang angkuh.
"Ya Tuhan, terlalu burukkah aku menjadi ibu untuk anakku? Mengapa anakku sampai malu untuk mengakui bahwa aku adalah ibunya?" tanya si ibu dalam hati.
Benar saja, ketika gadis itu keluar bersama ibunya, banyak yang bertanya kepada si gadis, siapa perempuan setengah baya yang berjalan di belakangnya. Penampilan mereka jauh berbeda. Si ibu berpakaian sederhana dan bersahaja, sedangkan si gadis berpakaian indah dan mewah. Penampilan keduanya bertolak belakang. Si ibu hanya berusaha tersenyum ketika orang-orang bertanya. Ia dilarang oleh gadis itu untuk mengakui bahwa ia adalah ibu kandungnya.
"Hai gadis cantik, apakah beliau ini ibumu?" tanya salah seorang pejalan kaki. "Oh, tentu saja dia bukan ibuku," sangkal si gadis.
"Benarkah? Pantas saja, kalian tampak berbeda. Tapi, jika dilihat-lihat, wajah kalian sebenarnya mirip," ucap pejalan kaki itu. "Ah, bagaimana mungkin aku mirip dengannya? Dia ini adalah seorang pembantu. Ibuku tentu sangat mirip denganku, cantik dan berkelas," ucap si gadis dengan angkuh.
Untuk kesekian kalinya, hati si ibu terluka sangat dalam. Hatinya menangis mendengar ucapan anaknya. Tidak pernah ia mengira bahwa anaknya akan mengatakan dirinya seorang pembantu. Sakit hatinya sudah tidak terbendung lagi.
Si ibu akhirnya berkata dalam hati, "Ya Tuhan, anakku sudah sangat keterlaluan. Hambamu ini tidak mampu berbuat apa-apa lagi. Dengan cara apa Engkau akan menghukum anak yang angkuh ini Tuhan?"
Tuhan Mahaadil dan mendengar doa hambanya. Segala yang dikehendaki-Nya pastilah sesuatu yang terbaik untuk umatnya. Suatu hari, ketika gadis itu kembali menyakiti hati ibunya, tiba-tiba saja tubuh si gadis tampak kaku dan tidak dapat bergerak.
"Ibu..., apa yang terjadi dengan tubuhku? Aku tidak dapat menggerakkan tubuhku. Apa yang terjadi?" jerit si gadis. "Karena keangkuhan dan kecongkakanmu, Tuhan mungkin menghukummu, anakku," ucap si ibu.
Benar saja, tubuh si gadis semakin lama semakin kaku. Awalnya kakinya mengeras, lalu tubuhnya. Pada kesempatan yang terakhir, gadis itu berteriak minta maaf. Ia baru menyadari kesalahannya. "Ibu, maafkan kesalahanku," jerit si gadis itu sambil menangis menyesali perbuatannya.
Penyesalan memang selalu datang terlambat. Nasi sudah menjadi bubur, penyesalan gadis itu sudah tidak berguna. Tubuh si gadis berubah menjadi batu. Sekarang, batu itu dikenal dengan sebutan "Batu Menangis".
Pesan Moral:
Surga ada di telapak kaki ibu. Itulah pepatah bijak yang menggambarkan betapa agungnya peran seorang ibu bagi kehidupan anak-anaknya di dunia dan akhirat kelak. Karenanya, berbuat baiklah pada ibu dan jangan menjadi anak durhaka.
Sumber : https://www.daerahkita.com/artikel/239/batu-menangis-cerita-rakyat-kalimantan-barat
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...