Batu Gantung adalah sebuah cerita rakyat yang berkembang pada masyarakat sekitar Danau Toba. Batu Gantung adalah sebuah batu yang letaknya menjorok ke Danau Toba. Batu gantung dapat dicapai dengan menggunakan speedboat kira -kira 10 menit dari Hotel Danau Toba. Apa yg menarik dari batu gantung ini? Bila kita memandang dengan seksama,maka akan terlihat bentuk batu itu seperti wanita yg sedang terjun ke danau dan diiringi oleh seekor anjing disampingnya. Tempat ini dianggap keramat oleh masyarakat setempat,tidak boleh berbicara kotor,atau menghina keberadaan batu gantung tersebut. Akan timbul kecelakaan bagi yang melakukannya,seperti tidak dapat kembali dan tenggelam kedalam danau.
Pada jaman dahulu kala adalah seorang gadis cantik dijodohkan ke anak namborunya. Calon suaminya ini seorang yg kuran cerdas, tetapi orangtuanya tergolong yg kaya raya. Pada jaman itu ada ketentuan bahwa si gadis harus nikah dengan anak namborunya. Sepertinya peraturan ini harus dilaksanakan, tidak boleh dibantah. Ayahnya berkata kepada putrinya "Kamu harus menikah dengan anak namborumuIni perintah!!" Sang gadis menjadi gusar hatinya, karena tidak ada perasaan cinta didalam hatinya sedikitpun. Tetapi karena perkataan ayah tidak bisa dibantah, dia diam saja. Sehari sebelum pesta nikah dilaksanakan, si Gadis melarikan diri dari rumah bersama anjing peliharaannya yg selalu setia mendampinginya. Dalam hatinya berujar demikian: "daripada dia menjadi suamiku,lebih baik aku bunuh diri". Dia sdh bertekad untuk bunuh diri saja, asal jangan menjadi isteri pilihan ayahnya. Tibalah dia di tepi jurang dan melompat kebawah, anjingnya juga ikut melompat. Namanya anjing setia, kemanapun tuannya pergi selalu diikutinya,matipun rela. Pada saat terjun itulah rambut sigadis tersangkut di salah satu pepohonan yg tumbuh di tebing jurang.Tubuhnya tergantung saja disitu bersama anjingnya hingga menjadi batu yg sekarang ini disebut "batu gantung"
referensi: https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=83
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.