Motif Kain
Motif Kain
Seni Jawa Barat Cirebon
Batik Megamendung sebagai Masterpiece Cirebon
- 17 Maret 2020 - direvisi ke 11 oleh Firda Rahmadianty pada 20 Maret 2020

Ketika berbicara tentang kebudayaan, semua unsur budaya yang dimiliki oleh Indonesia sangat memesona, baik itu mengenai tradisi, keindahan alam, ragam kesenian, rempah-rempah, dan lain sebagainya, di mana setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing. Ragam kebudayaan itulah yang menjadi identitas dalam memberikan citra positif terhadap Indonesia di mata dunia.

Kebudayaan yang dimiliki setiap daerah tentunya berbeda dan mempunyai keunikan tersendiri untuk menunjukkan eksistensi pada daerah tersebut. Salah satunya, pada kota yang berada di pesisir pulau Jawa dan bagian timur Jawa Barat, yaitu kota Cirebon, memiliki segudang kekayaan budaya yang dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti sejarah, kekuatan religi, kesenian, cita rasa masakan, kerajinan, termasuk juga sebagai daerah dengan potensi sumber daya laut yang besar. Namun, khasanah kebudayaan Cirebon belum lengkap apabila tidak membahas mengenai salah satu kerajinan tangan yang menjadi icon Cirebon, yaitu kerajinan Batik Cirebon. Batik merupakan sebuah karya seni rupa terapan, yang teknik pembuatannya dengan cara menggambar di atas kain, menggunakan lilin dan canting sebagai alat dan bahan untuk membuatnya, kemudian kain tersebut dapat digunakan untuk membuat pakaian, sarung, dan lain sebagainya.

Peta perbatikan Nusantara telah mencatat Cirebon sebagai salah satu sentra batik, di mana batik megamendung sebagai masterpiece Cirebon yang motifnya memiliki kekhasan tersendiri dan tidak dimiliki oleh daerah lain yang juga penghasil batik. Latar belakang terciptanya motif megamendung tidak terlepas dari sejarah Cirebon, pada saat itu Pelabuhan Muara Jati dijadikan sebagai tempat yang ramai disinggahi oleh pedagang dunia, salah satunya China. Singkat cerita, pada abad ke-16 Sunan Gunung Jati sebagai penyebar agama Islam, menikahi Ratu Ong Tien dari China. Kemudian, ada beberapa benda seni yang dibawa oleh China masuk ke daerah Cirebon, seperti keramik, piring, dan sebuah kain yang bermotif awan. Dari pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Ratu Ong Tien, seakan-akan membukakan pintu masuk kebudayaan China ke keraton Cirebon. Kemudian, para pembuat batik di keraton terinspirasi dengan budaya atau tradisi China dan melukiskannya ke dalam kain batik yang dibuat. Namun, motif tersebut tidak semuanya ditiru, harus memiliki sentuhan khas Cirebon agar terlihat beda antara motif megamendung yang berasal dari China dan dari Cirebon. Misalnya, jika dari China motif megamendung yang berbentuk awan memiliki garis berupa bulatan, sedangkan yang berasal dari Cirebon garis motif awannya terlihat lonjong, lancip dan segitiga.

Motif batik megamendung berbentuk awan yang menggambarkan dunia atas, hal tersebut diambil dari faham taoisme. Artinya, bentuk awan tersebut sebagai hal yang melambangkan dunia luas, bebas dan bermakna transidental (keTuhanan). Hal ini juga berkaitan dengan dunia kesenirupaan Islam yang ada pada abad ke-16, di mana kaum Sufi menggunakan konsep mengenai awan untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas. Sekarang, batik megamendung telah menjadi identitas Cirebon yang menambah eksistensi dari segi kebudayaan. Selain itu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia berniat untuk mendaftarkan motif megamendung ke UNESCO agar diakui sebagai salah satu warisan dunia atau biasa dikenal dengan world heritage.

Kegiatan membatik pada masa itu dilakukan oleh para pekerja keraton sebagai lapangan pekerjaan untuk meningkatkan perekonomian. Para pekerja mayoritas berdomisili di desa Trusmi dan sekitarnya, hingga saat ini Cirebon identik dengan Batik Trusmi. Nama desa Trusmi memiliki arti terus bersemi, saat ini Trusmi telah dimekarkan menjadi dua yaitu Desa Trusmi Wetan dan Desa Trusmi Kulon, yang keduanya termasuk dalam wilayah Kecamatan Weru. Untuk mengunjungi wilayahnya relatif sangat mudah, karena wilayah Cirebon merupakan pintu gerbang dari Jawa Barat, di mana jalur utama untuk arah Jakarta, Bandung, atau Tegal akan selalu menjumpai titik penting yakni wilayah Kecamatan Weru atau dikenal dengan sebutan Plered. Dari jalan raya Plered sudah terlihat hiruk pikuk keramaian pasar, lalu akan disambut dengan tugu besar bertuliskan “Selamat Datang di Kawasan Wisata Belanja Batik Desa Trusmi Kabupaten Cirebon” yang keindahan tugunya dilengkapi hiasan batik. Sepanjang jalan Trusmi akan dihidangkan puluhan toko batik berjajar di sisi kanan dan kiri. Pengunjung yang datang ke Trusmi bukan hanya warga lokal Cirebon saja, tetapi tempat ini sering dikunjungi oleh rombongan dari luar kota bahkan hingga turis asing pun berbondong-bondong mendatangi pusat sentra batik Cirebon alias Trusmi.

Selain sebagai pusat perbelanjaan batik, di dalam Trusmi juga disediakan wisata edukasi untuk mempelajari cara membuat batik, berikut penjelasannya mengenai langkah-langkah pembuatan batik tulis :

  1. Menyiapkan kain mori atau sutra, lalu buatlah motif di atas kain tersebut menggunakan pensil. Gambar motif tersebut sesuai selera yang diinginkan.
  2. Setelah motif selesai dibuat, letakkan kain pada gawangan. Gawangan adalah sebuah alat bantu membatik yang bentuknya seperti gawang, terdiri dari dua kaki sebagai penyangga.
  3. Masukkan malam atau lilin ke dalam wajan yang sudah ada di atas kompor/anglo. Nyalakan kompor dengan api kecil hingga malam atau lilin tersebut mencari sempurna.
  4. Setelah malam atau lilin mencair, selanjutnya tutuplah kain yang sudah bermotif dengan malam atau lilin pada bagian-bagian yang sekiranya akan tetap berwarna putih (warna dasar kain yang tidak akan diwarnai). Tujuan dari proses ini agar saat pencelupan kain ke dalam pewarna, bagian yang sudah diberi malam tidak terkena warna tersebut.
  5. Saat memulai proses membatik, pertama-tama ambillah sedikit malam cair menggunakan canting, tiup sebentar agar tidak terlalu panas, selanjutnya torehkan canting mengikuti kain bermotif. Canting digunakan untuk menggambar pada motif berukuran kecil, sedangkan kuas untuk motif berukuran besar.
  6. Setelah semua motif yang tidak akan diberi warna sudah tertutup dengan malam, selanjutnya memasuki proses pewarnaan. Siapkan pewarna dalam ember dan masukkan kain tersebut ke dalam larutan pewarna itu. Proses awal pewarnaan ini dilakukan untuk bagian kain yang tidak tertutup oleh malam. Caranya, celupkan kain pada warna tertentu, dimulai dari warna termuda hingga lebih gelap.
  7. Sesudah diwarnai, jemur dan keringkan kain tersebut. Setelah kering, tahap selanjutnya lakukan proses teknik pelorodan, ada tiga cara yaitu mengerik lilin dengan pisau, merebus kain dengan air yang sudah diberi soda abu, atau bisa juga gunakan teknik pelepasan lilin dengan dilumuri bensin. Selanjutnya, setrika kain hingga lilin meleleh.
  8. Setelah kain sudah berubah warna, rebuslah menggunakan air panas. Tujuannya agar lapisan malam atau lilin hilang sehingga motifnya terlihat jelas.
  9. Setelah itu, bersihkan kain dan keringkan. Dapat lakukan kembali proses pembatikan dengan penutupan malam atau lilin menggunakan canting untuk menahan warna selanjutnya (kembali seperti proses awal). Apabila banyak warna yang digunakan, lakukan proses di atas dari awal hingga akhir berulang kali sesuai warna yang dibutuhkan.

    1. Setelah melalui beberapa kali pewarnaan, celupkan kain tersebut ke dalam campuran air dan soda ash, untuk mematikan warna dan menghindari kelunturan.
    2. Terakhir, cucilah batik atau direndam dengan air dingin. Setelah itu, jemur dan keringkan. Batik dapat digunakan / dipakai.

Dalam hal ini, Cirebon telah menghasilkan dan memiliki banyak kebudayaan yang wajib dilestarikan, dipelihara, dan dijaga kelokalannya, terutama pada batik megamendung yang telah menjadi _masterpiece_ Cirebon dan membuat kota Cirebon semakin eksis di mata nusantara bahkan hingga dunia. Referensi : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat . (2016, Januari 28). _Sejarah Batik Megamendung_ . Retrieved from www.disparbud.jabarprov.go.id: http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/stcontent.php?id=112&lang=id Last Access 17 March 2020. Infobatik.id. (t.thn.). _Proses Pembuatan Batik Mega Mendung_. Retrieved from infobatik.id: https://infobatik.id/proses-pembuatan-batik-mega-mendung/ Last Access 18 March 2020 Rulita. (2017, April 13). _Pengertian Seni Batik dan Contohnya_ . Retrieved from ilmuseni.com : https://ilmuseni.com/seni-rupa/pengertian-seni-batik Last Access 17 March 2020. Taruna, C. d. (2007). _Batik Cirebon Sebuah Apresiasi, Motif, Makna dan Simboliknya_ . Cirebon : Badan Komunikasi Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cirebon.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline