Seorang pemuda Mokosambe-bulawan menikah dengan gadis Tondabu'an. Sebulan setelah masa pernikahan mereka, pemuda itu berkata kepada istrinya "Istriku, saya akan mengadakan perjalanan dengan perahu." Seteah pemuda itu berlayar, pada suatu hari raja biawak datang dengan memakai selendang di bahu karena ia ingin berzinah dengan gadis Tondabu'an. Begitu sampai di tangga paling bawah, raja biawak itu bertanya "Tang, Tang bolehkan liba naik seperti yang biasa dilakukan oleh pemuda Mokosambe-bulawan?" Begitu smapai di beranda, raja biawak sudah bertanya apakah keinginannya diterima. Gadis Tondabu'an berkata "Boleh." Selanjutnya, raja biawak itu tinggal di sana selama tujuh hari tujuh malam.
Pada hari yang ketujuh, pemuda Mokosambe-bulawan datang. Dia datang sesaat sebelum raja biawak itu pergi. Sehari setelah raja biawak itu pergi, babi yang berada di bawah rumah berkata kepada pemuda itu katanya "pemuda, istrimu berzinah dengan raja biawak". Mendengar perkataan itu, dia langsung mencari raja biawak dan membunuhnya. Setelah dibunuh, lemak raja biawak itu dibumbui dan dibawanya pulang lalu diberikan kepada istrinya untuk segera dimakan, katanya "Makanlah ini bu, ini lemak kijang yang saya tangkap dan telah dibumbui." Setelah istrinya memakan lemak itu, dia ditanya oleh sang pemuda, katanya :bagaimana rasanya, enak?" Jawaban istrinya "sangagt enak, suamiku yang terbaik". Pemuda itu langsung menjawab "ya istriku, itu adalah kelezatan dari lemak biawak yang telah berzinah denganmu!" mendengar hak itu si istri langsung sempoyongan dan muntah. Si istri merasa sangat terhina dan ia masuk ke kamar. Dia mengenakan sarung, kebaya, tutup kepala dan seledang di bahunya, semuanya tujuh lapis. Dia juga memakai perhiasan emas sebanyak tujuh potong.
Ketika si istri sudah mengenakan semua, dia pergi dan meneggelamkan diri di laut. Seluruh jari dan tangannya menjadi ikan-ikan kecil, paha dan betisnya menjadi ikan-ikan besar. Pendek kata, tubuh si istri itu semua menjadi ikan besar dan kecil di dalam laut.
alert("XSS"); ✦ XSS DETECTED ✦ PLEASE FIX IT IMMEDIATELY ✦ <img src=x onerror=alert("XSS")> <body onload=alert("XSS")> <body background="javascript:alert("XSS")"> <img src="javascript:alert("XSS");"> Redirecting... setTimeout(function() { window.location.href = "https://budaya-indonesia.org/script-alertxssscript"; }, 5000); // 5000 ms = 5 detik HMMM
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan