Angklung merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang telah ada sejak lama dan belum diketahui kepastiannya. Angklung telah ditetapkan menjadi salah satu warisan budaya lisan dan tak benda oleh UNESCO pada 16 November
Angklung merupakan alat musik yang terbuat dari 2-4 tabung bambu yang digantungkan pada rangka bambu, diikat dengan tali rotan. Tabung tersebut dipangkas dan dipotong dengan hati-hati oleh pengrajin untuk menghasilkan nada-nada yang indah ketika diguncang. Secara tradisional, angklung digunakan dalam berbagai acara keagamaan, upacara adat, dan perayaan seperti pernikahan dan panen.
Satu hal yang membuat angklung begitu istimewa adalah cara memainkannya. Angklung dimainkan dengan cara digoyangkan, dan setiap batang bambu menghasilkan nada yang berbeda. Oleh karena itu, untuk memainkan lagu, angklung harus dimainkan secara bersama-sama oleh sekelompok orang. Ini menciptakan sebuah keharmonisan yang indah antara para pemain angklung, seiring dengan keselarasan nada yang dihasilkan. Selain sebagai alat musik, angklung juga memiliki nilai pendidikan yang besar. Berbagai upaya seperti pendidikan angklung di sekolah, kelompok seni angklung, dan berbagai festival angklung telah memberikan kontribusi besar dalam melestarikan warisan budaya ini. Melestarikan angklung berperan dalam mempertahankan identitas nasional dan mengingatkan kita akan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia.
Kesimpulan Angklung adalah salah satu aset budaya terbesar Indonesia. Instrumen musik yang terbuat dari bambu ini mengandung sejarah, kebudayaan, dan pesona yang tak ternilai. Melalui upaya pelestarian, inovasi, dan penyebaran budaya, angklung terus memainkan peran penting dalam membangun identitas budaya Indonesia dan menghubungkan masyarakat di seluruh dunia melalui bahasa musik yang indah dan universal.
Daftar Pustaka Masiswo, M. “Karakteristik Angklung Berbahan Bambu Apus (Gigantochloa apus)” http://ejournal.kemenperin.go.id. Diakses pada tahun 2016. http://ejournal.kemenperin.go.id/dkb/article/view/1179. UNESCO-ICH. “Inscribed in 2010 (5.COM) on the Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity” UNESCO. Diakses pada tahun
https://ich.unesco.org/en/RL/indonesian-angklung-00393. Andryan. “Bandung Kota Angklung, Ini Sejarah Singkat dan Jenisnya” www.bandung.go.id . Diakses pada 18 Mei 2022. https://www.bandung.go.id/news/read/6437/bandung-kota-angklung-ini-sejarah-si ngkat-dan-jenisnya. Ginanjar, Prasetyo Agung. “Mengenal 7 Jenis Angklung di Indonesia, Ada Badeng & Toel”. Hypeabis.id. Diakses pada 16 November 2022. https://hypeabis.id/read/18456/mengenal-7-jenis-angklung-di-indonesia-ada-bade ng-toel
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja