Komering adalah salah satu suku yang mendiami provinsi Sumatera Selatan yang banyak bermukim di sepanjang sungai Komering dan juga beberapa tempat lainnya di Sumatera Selatan. Ada beberapa kebudayaan yang sampai sekarang dipegang oleh orang-orang komering, salah satunya adalah pernikahan adat suku komering.
Adat pernikahan merupakan salah satu kebudayaan yang hampir dimiliki oleh semua suku di Indonesia, suku komering tidak terkecuali. Dalam pernikahan di suku komering, terdapat berbagai prosesi yang harus dilakukan. Prosesi pertama yang dilakukan adalah arak-arakan bagi pasangan pengantin atau yang bisa disebut Mungian Nyumbah. Arak-arakan biasanya dilakukan dengan mengadakan pawai atau berjalan kaki secara ramai-ramai, yang biasanya dilakukan oleh tokoh adat, tokoh masyarakat, pejabat daerah, bujang gadis, tamu undangan, dan tak lupakedua belah pihak keluarga pengantin. Prosesi arak-arakan dilakukan dengan didampingi oleh berbagai iringan seperti musik tradisional komering, Pendekar Pincak, penari Tigol dan terdapat juga pengawal yang membawa locok, dan juga berbagai peralatan lainnya. Biasanya dalam arak-arakan jarak yang ditempuh hanya 500 – 700 meter dari rumah mempelai pria atau wanita menuju tempat acara akad dilakukan. Sebelum dimulai arak-arakan ada sebuah prosesi yang harus dilakukan, yaitu penjemputan mempelai wanita dan keluarga besar.
Dalam prosesi arak-arakan, terdapat tempat duduk yang berbentuk seperti singgasana untuk mengangkut kedua pengantin yang menyimbolkan bahwa mereka adalah raja dan ratu. Adapun yang mengangkut kedua pengantin adalah laki-laki dewasa yang telah menikah. Setelah arak-arakan selesai maka prosesi selanjutnya adalah melakukan akad nikah secara islam.
Setelah diadakan akad perniakahan prosesi selanjutnya adalah Nyungsung Kabayan yang berarti menjemput mempelai wanita, hal pertama yang dilakukan di prosesi ini adalah ngantakko pasalin atau mengantarkan pakaian yang kemudian akan dikenakan oleh mempelai wanita, yang biasanya diantarkan oleh 3 orang wanita dari keluarga mempelai pria. Ketiga utusan ini kemudian ditugaskan untuk merias atau menghiasi mempelai wanita. Kemudian juga terdapat utusan pria yang bertujuan untuk menghiasi pengantin pria. Setelah semua selesai, mempelai pria kemudian akan pergi bersama rombongan ke rumah mempelai wanita, dalam prosesi ini biasanya tamu undangan akan melemparkan beras kunyit sebagai sambutan, hal ini dilakukan karena dipercaya sebagai tanda syukur, menjauhkan dari balak, dan juga sebagai pelancar rezeki.
Setelah itu diadakan upacara pencucian kaki kedua mempelai pria dan wanita oleh para orang tua dan sesepuh dari kedua belah pihak mempelai. Hal ini dilakukan karena dipercaya sebagai salah satu cara untuk mengeratkan hubungan dari kedua mempelai yang akan menikah. Setelah kaki kedua mempelai dicuci maka hal selanjutnya yang dilakukan melakukan sambutan di ambang pintu rumah dan kemudian kedua mempelai akan menaiki tangga yang didahului oleh penganyin wanita dan diikutin oleh pengantin pria. Dalam prosesi ini mempelai wanita akan dikalungkan gulungan dari benang 3 warna yang akan dilakukan oleh ibu dari mempelai pria. Setelah itu kedua mempelai akan dimasukkan kedalam rumah asli atau yang biasa disebut rumah ulu dan kemudian akan dilakukan acara makan sirih yang dilakukan oleh mempelai pria dan wanita.
Prosesi terakhir yang dilakukan adalah pemberian Adok atau gelar. Gelar diberikan oleh pemangku adat atau tokoh adat. Dalam pemberian gelar biasanya pemangku adat atau tokoh adat akan memulai dengan memberikan kata pengantar dengan bahasa komering yang sangat puitis yang berisikan silsilah gelar. Terdapat pantangan dan juga kualat bagi orang-orang yang memanggil kedua mempelai dengan nama kecilnya setelah mendapatkan gelar, seperti akan berkurangnya hasil panen hingga tidak akan mendapatkan kenaikan jabatan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang