×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Provinsi

Sumatera Selatan

Asal Daerah

OKU Timur

Adat Pernikahan Suku Komering di OKU Timur

Tanggal 16 Mar 2020 oleh Igo Valentino. Revisi 2 oleh Igo Valentino pada 16 Mar 2020.

Komering adalah salah satu suku yang mendiami provinsi Sumatera Selatan yang banyak bermukim di sepanjang sungai Komering dan juga beberapa tempat lainnya di Sumatera Selatan. Ada beberapa kebudayaan yang sampai sekarang dipegang oleh orang-orang komering, salah satunya adalah pernikahan adat suku komering.

Adat pernikahan merupakan salah satu kebudayaan yang hampir dimiliki oleh semua suku di Indonesia, suku komering tidak terkecuali. Dalam pernikahan di suku komering, terdapat berbagai prosesi yang harus dilakukan. Prosesi pertama yang dilakukan adalah arak-arakan bagi pasangan pengantin atau yang bisa disebut Mungian Nyumbah. Arak-arakan biasanya dilakukan dengan mengadakan pawai atau berjalan kaki secara ramai-ramai, yang biasanya dilakukan oleh tokoh adat, tokoh masyarakat, pejabat daerah, bujang gadis, tamu undangan, dan tak lupakedua belah pihak keluarga pengantin. Prosesi arak-arakan dilakukan dengan didampingi oleh berbagai iringan seperti musik tradisional komering, Pendekar Pincak, penari Tigol dan terdapat juga pengawal yang membawa locok, dan juga berbagai peralatan lainnya. Biasanya dalam arak-arakan jarak yang ditempuh hanya 500 – 700 meter dari rumah mempelai pria atau wanita menuju tempat acara akad dilakukan. Sebelum dimulai arak-arakan ada sebuah prosesi yang harus dilakukan, yaitu penjemputan mempelai wanita dan keluarga besar.

Dalam prosesi arak-arakan, terdapat tempat duduk yang berbentuk seperti singgasana untuk mengangkut kedua pengantin yang menyimbolkan bahwa mereka adalah raja dan ratu. Adapun yang mengangkut kedua pengantin adalah laki-laki dewasa yang telah menikah. Setelah arak-arakan selesai maka prosesi selanjutnya adalah melakukan akad nikah secara islam.

Setelah diadakan akad perniakahan prosesi selanjutnya adalah Nyungsung Kabayan yang berarti menjemput mempelai wanita, hal pertama yang dilakukan di prosesi ini adalah ngantakko pasalin atau mengantarkan pakaian yang kemudian akan dikenakan oleh mempelai wanita, yang biasanya diantarkan oleh 3 orang wanita dari keluarga mempelai pria. Ketiga utusan ini kemudian ditugaskan untuk merias atau menghiasi mempelai wanita. Kemudian juga terdapat utusan pria yang bertujuan untuk menghiasi pengantin pria. Setelah semua selesai, mempelai pria kemudian akan pergi bersama rombongan ke rumah mempelai wanita, dalam prosesi ini biasanya tamu undangan akan melemparkan beras kunyit sebagai sambutan, hal ini dilakukan karena dipercaya sebagai tanda syukur, menjauhkan dari balak, dan juga sebagai pelancar rezeki.

Setelah itu diadakan upacara pencucian kaki kedua mempelai pria dan wanita oleh para orang tua dan sesepuh dari kedua belah pihak mempelai. Hal ini dilakukan karena dipercaya sebagai salah satu cara untuk mengeratkan hubungan dari kedua mempelai yang akan menikah. Setelah kaki kedua mempelai dicuci maka hal selanjutnya yang dilakukan melakukan sambutan di ambang pintu rumah dan kemudian kedua mempelai akan menaiki tangga yang didahului oleh penganyin wanita dan diikutin oleh pengantin pria. Dalam prosesi ini mempelai wanita akan dikalungkan gulungan dari benang 3 warna yang akan dilakukan oleh ibu dari mempelai pria. Setelah itu kedua mempelai akan dimasukkan kedalam rumah asli atau yang biasa disebut rumah ulu dan kemudian akan dilakukan acara makan sirih yang dilakukan oleh mempelai pria dan wanita.

Prosesi terakhir yang dilakukan adalah pemberian Adok atau gelar. Gelar diberikan oleh pemangku adat atau tokoh adat. Dalam pemberian gelar biasanya pemangku adat atau tokoh adat akan memulai dengan memberikan kata pengantar dengan bahasa komering yang sangat puitis yang berisikan silsilah gelar. Terdapat pantangan dan juga kualat bagi orang-orang yang memanggil kedua mempelai dengan nama kecilnya setelah mendapatkan gelar, seperti akan berkurangnya hasil panen hingga tidak akan mendapatkan kenaikan jabatan.

DISKUSI


TERBARU


Tari Hudoq: Mer...

Oleh Firasalihaz | 03 May 2024.
Tarian Tradisional

Budaya Tari Hudoq dari Kalimantan Timur mempesona dengan keunikan dan kedalaman maknanya. Tarian ini berasal dari suku Dayak Basad, di mana penari la...

Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...