Wedang Saraba adalah nama jenis minuman yang berasal dari Makasar. Minuman ini sudah sangat terkenal dan banyak tersedia di wilayah Makasar. Minuman ini sangat cocok untuk menghangatkan tubuh pada saat cuaca sedang dingin. Wedang Saraba memiliki rasa yang hampir sama dengan wedang jahe, memiliki rasa yang sedikit pedas dari jahe dan juga memiliki rasa yang segar. Selain jahe, biasanya Wedang Saraba dipadukan dengan susu kental manis supaya menambah rasa yang nikmat pada saat penyajiannya.
Bahan-bahan: 6 keping gula aren 250 gr jahe merah 1 kaleng susu kental manis 5 sendok makan krimer kental air secukupnya
Cara Membuat: 1. Kupas kulit jahe sampai tidak ada sisa sedikitpun lalu dicuci dengan air sampai benar-benar bersih 2. Setelah jahe dicuci bersih kemudian dimemarkan dengan cara digeprek kasar untuk mengambil sari jahe pada saat direbus 3. Siapkan 1 panci ukuran sedang lalu masukkan air bersih kedalam panci 4. Rebus air bersama jahe yang sudah dimemarkan tunggu sampai mendidih 5. Masukkan gula aren kedalam rebusan air jahe, aduk-aduk sampai gula larut dan tercampur rata 6. Tambahkan susu kental manis dan krimer kedalam wedang saraba, aduk rata 7. Wedang saraba khas Makasar siap untuk disajikan dan dinikmati
Sumber:
http://www.resepnasional.com/cara-membuat-wedang-saraba-khas-makasar/
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang