×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Seni Pertunjukan

Elemen Budaya

Seni Pertunjukan

Provinsi

DI Jogjakarta

Asal Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta

Wayang Kancil Yogyakarta

Tanggal 28 Dec 2018 oleh Sri sumarni.

Wayang Kancil diciptakan oleh Sunan Giri, kira-kira akhir abad 15, sebagai media penyebaran agama Islam di Jawa. Akan tetapi, wayang Kancil tidak berkembang pesat sebagaimana wayang kulit Purwa. Wayang kancil dipopulerkan kembali oleh seorang Tionghoa yang bernama Bo Liem pada 1925. Wayang kancil yang dibuat dari kulit kerbau tersebut ditatah oleh Lie Too Hien. Sejalan dengan waktu, wayang kancil disempurnakan kembali oleh Raden Mas Sayid pada 1943. Wayang Kancil pada waktu itu dipentaskan dengan memakai kelir (layar yang berupa kain putih untuk menangkap bayangan pada wayang kulit) sebagaimana wayang kulit purwa.

Pasang surut keberadaan wayang kancil terjadi bersama dengan perkembangan kebudayaan yang ada pada masyarakatnya. Pada tahun 1980, akhirnya wayang kancil di Yogyakarta menjadi populer kembali berkat seorang dalang dan ahli tatah sungging yang bernama Ki Ledjar Subroto. Penciptaan pengembangan wayang kancil tahun 1980 ini, didasarkan atas keprihatinan Ki Ledjar Subroto pada minat anak-anak akan seni pewayangan yang kian hari kian memudar. Sebenarnya gejala anak-anak meninggalkan seni tradisional wayang sudah terjadi pada 1970. Wayang kancil menjadi jawaban yang tepat untuk menjembatani anak-anak untuk kembali menggemari wayang.

Wayang kancil adalah pertunjukan yang dipandang sesuai dipentaskan untuk anak-anak, dan dapat dijadikan media mengenalkan wayang kepada anak-anak. Selain itu, Wayang kancil juga dapat dimanfaatkan sebagai media pendidikan budi pekerti dan menanamkan kesadaran anak-anak pada lingkungan. Di mana pada akhirnya Wayang kancil tidak semata-mata sebagai pertunjukan hiburan untuk anakanak, tetapi memiliki nilai edukatif yang lebih luas.

Serat Kancil yang dijadikan sumber lakon wayang kancil, yang dikembangkan Ki Ledjar Subroto ditafsirkan kembali sesuai kebutuhan zaman. Sosok Kancil ditafsir kembali secara lebih luas sehingga Kancil menjadi sosok yang dapat dijadikan panutan oleh anak-anak. Dalam cerita “Kancil”, digambarkan bahwa Kancil adalah binatang yang cerdik; akan tetapi, kecerdikan Kancil untuk membebaskan diri dari ancaman binatang lain, lebih identik dengan menipu atau memperdaya.

Dalam cerita Kancil mencuri timun, Ki Ledjar Subroto mencoba untuk memberikan tafsir bahwa Kancil bukan tokoh yang yang mencuri dan menipu. Kancilmencuri karena hutan dirusak manusia, sehingga Kancil terpaksa mencuri timun untuk bertahan hidup. Tafsir ini menunjukkan bahwa tokoh Kancil bukan tokoh yang memiliki karakter buruk. Tafsir ini juga memberikan edukasi tentang kerusakan lingkungan. Kancil mencuri karena ulah manusia yang merusak hutan. Selain itu, pada cerita dijelaskan juga sikap para warga yang melarang membunuh Kancil. Warga memilih melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah. Putusan warga juga menunjukkan bahwa dalam menyelesaikan masalah lebih mengedepankan pikiran dengan cara diskusi. Tafsir Ki Ledjar Subroto terhadap kisah Kancil mencuri timun ini memberikan perspektif yang menonjolkan nilai-nilai kebaikan yang bersifat edukatif.

Pesan moral yang ada pada wayang Kancil dapat menjadi sarana dalam menanamkan budi pekerti, yang digabungkan dengan pendidikan tentang lingkungan hidup untuk anak-anak sejak dini. Selain itu, wayang Kancil juga memiliki unsur hiburan bagi para penontonnya, terutama anak-anak. Cerita wayang Kancil yang ‘segar’ dengan bahasan binatang, membuat anak-anak tertarik tanpa kantuk untuk belajar dan menikmati pertunjukan wayang. Wayang kancil juga berguna untuk mendorong regenerasi wayang di Yogyakarta, karena wayang kancil membuka peluang bagi anakanak untuk menjadi dalang cilik/kecil.

Sumber : Buku Pentapan WBTB 2018

 

 

DISKUSI


TERBARU


Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

ANALISIS FENOME...

Oleh Keishashanie | 21 Apr 2024.
Keagamaan

Agama Hindu Kaharingan yang muncul di kalangan suku Dayak sejak tahun 1980. Agama ini merupakan perpaduan antara agama Hindu dan kepercayaan lokal su...

Kue Pilin atau...

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
Kue Tradisional

Kue pilin atau disebut juga kue bapilin ini adalah kue kering khas Sumatera Barat.Seperti namanya kue tradisional ini berbentuk pilinan atau tamb...

Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...