Wayang Gung adalah jenis pertunjukan yang mungkin cocok untuk hiburan acara akbar anda, untuk itu kami suguhkan Wayang Gung yang memasukan unsur tari kedalam cerita, sehingga dengan masuknya unsur tari tersebut maka dalam tari wayang gung terdapat ide ide kebudayaan Banjar. Gerak tari Wayang Gung yang selaras dengan irama tetabuhan, dengan gerakan yang pas yang terpadu dengan nada tetabuhan yang harmonis akan mampu memberikan stimulus imaginasi yang tinggi pada penonton, sebab penampilannya menjadi harmonis dan hidup.
Kelompok pemain yang disebut pawayanggongan. Jumlah pemain wayang gong sekitar 10 sampai 12 orang.
Penabuh gamelan yang disebut panggamelan, jumlahnya berkisar 10 sampai 11 orang.
Para pelakon dalam wayang gung ini merupakan pelakon khusus, artinya setiap tokoh hanya dilakonkan oleh orang-orang tertentu. Misalnya, tokoh Hanoman dilakonkan oleh seseorang yang benar-benar menggeluti dan menghayati perilaku atau karakter tokoh Hanoman. Tidak jarang terdapat kelompok wayang gung yang menentukan judul dan lakon yang akan dimainkan hanya sesaat menjelang pertunjukan dimulai. Hal ini menunjukkan bahwa para pendukung pementasan harus memiliki profesionalitas yang tinggi. Selain itu, terdapat suatu kepercayaan bahwa pemain akan dirasuki kekuatan magis yang akan membimbing perannya. Oleh karena itu, meskipun seorang pemain tidak punya gambaran mengenai dialog apa yang akan ia lakukan sesuai perannya, namun dengan sendirinya hal itu bisa teratasi atas bimbingan kekuatan magis tersebut.
Tokoh-tokoh yang dikisahkan dalam setiap pementasan wayang gung umumnya dapat dibedakan dari kostum yang digunakannya, misalnya melalui tutup kepalanya, yang dalam istilah setempat disebut katopong, kuluk, dan cabang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam pertunjukan wayang gung, kostum/busana merupakan salah satu aspek yang penting. Kostum untuk wayang gung dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
(1) Kostum untuk kepala, yang terdiri dari laung (ikat kepala), katopong dan mahkota.
(2) Baju yang terdiri dari baju dalang, baju raja, baju pengharapan, baju prajurit dan baju babinian.
(3) Celana/bawahan.
Masing-masing pemain mengenakan kostum yang sesuai dengan tokoh yang diperankan. Selain kostum yang digunakan, aspek yang melengkapi kostum tersebut sebagai atribut pemain adalah aksesoris. Selain sebagai kelengkapan untuk mendukung karakter tokoh, aksesoris juga dipakai untuk memperindah penampilan para pemainnya. Adapun aksesoris yang sering digunakan antara lain adalah sesumping (hiasan pada telinga), sesingut (kumis buatan), janggut (jenggot buatan), kilat bahu/kuas (emblem berumbai-rumbai pada bahu), gelang, kangkalong (kalung dari logam yang bandulnya susunan bentuk lengkung-lengkung), kida-kida atas (lembaran kain yang dipotong bundar yang dikenakan di bahu hingga dada dan pinggang), bandang/tali bandang (dibuat dari butiran manik kayu/buah, dipakai berselempang bahu), giring-giring (dibuat dari logam dan dirangkai pada gelang dan dipakai dikaki untuk menimbulkan efek bunyi), dan kaos tangan (dikenakan semua pemain kecuali perempuan).
Pertunjukan wayang gung mengenal adanya tata pementasan. Pertunjukan dimulai setelah gamelan dibunyikan dengan tempo sedang agak tinggi yang disebut lasam. Saat tempo gamelan menurun, para dalang yang terdiri dari tiga orang, yaitu: Dalang Utusan, Dalang Pengambiran (Pengambar) dan Dalang Sejati memasuki arena dengan menari dan menembang. Tembang ini tidak mengandung makna yang khusus. Ketiga dalang ini memperkenalkan diri, menyampaikan bahwa pertunjukan sudah siap dimulai, serta memberitahukan judul dari lakon yang akan ditampilkan. Pertunjukan wayang gung dibuka oleh Dalang Sejati, dengan tidak lupa memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar pertunjukan dapat berjalan lancar. Pergelaran wayang gung mempunyai bentuk empat struktur babakan, yakni:
1.      Mamucukani/pamucukan/mamucuki. Babak ini adalah babak pembukaan atau babakan tuturan permulaan kisah yang dibawakan dalam bentuk sindin (tembang) dan dialog oleh tiga dalang.Dalang sejati mengambil peran yang utama, sedangkan fungsi dalang pangambar dan dalang utusan adalah melengkapi tutur dari dalang sejati. Terdapat pula informasi yang mengatakan bahwa di babakan inilah waktunya untuk memanggil roh gaib yang diharapkan dapat membimbing para pemain untuk melakonkan peran masing-masing.
2.      Sidang Jajar adalah babakan sidang kerajaan dari para satria kerajaan untuk membahas suatu peristiwa yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi oleh kerajaan tersebut.
3.      Konflik yang menampilkan perang atau pertempuran antara tokoh baik dengan tokoh jahat.
4.      Bapacah adalah babakan antiklimaks dari konflik. Biasanya akhir cerita dari wayang gung selalu ditutup dengan situasi yang happy ending, atau kemenangan untuk kebaikan.
Pada dasarnya wayang gung memiliki lima fungsi, yaitu: (1) Hiburan, di mana wayang gung dipergelarkan sebagai acara hiburan pada peringatan hari-hari besar nasional maupun daerah, acara perkawinan, serta setelah panen padi. (2) Didaktis, di mana wayang gung merupakan media strategis untuk menyampaikan pesan-pesan yang bersifat edukatif pada masyarakat Banjar. (3) Filosofis, di mana wayang gung mengandung ajaran-ajaran, falsafah, bahasa simbol tentang kehidupan manusia, yang berhubungan dengan perkara-perkara keduniaan (lahiriah) dan mental spritual (batiniah).Dengan demikian wayang gung dapat dipergunakan sebagai ajang refleksi diri dan membangun kesadaran batin. (4) Nazar, di mana seseorang dapat meminta wayang gung dipergelarkan untuk memenuhi nazarnya setelah maksud atau rencananya terkabul. (4) Ritual (magis), di mana wayang gung dapat diselenggarakan untuk maksud mengusir penyakit atau pun bencana.
Â
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.