Sebagai langkah awal yang dilakukan oleh Aliansi Pemuda Dayak didalam Dayak Youth Camp 2015 untuk menjaga tanah adat ialah dengan menginvetarisir situs-situs keramat/ sejarah dan memberikan tanda keramat ditempat itu. Sebab banyak tempat-tempat bersejarah / keramat yang sudah hilang akibat masuknya perusahaan tambang / sawit. Salah satu yang hilang di desa Sarapat ini ialah tugu perdamaian antara Dayak Maanyan Paju Epat dan Paju Sapuluh.
Pada zaman dahulu antara Dayak Maanyan Paju Epat dan Paju Sapuluh sering terjadi pertikaian dan saling mengayau (memotong kepala), maka atas kebijaksanaan leluhur mereka kemudian diadakanlah suatu perdamaian supaya tidak lagi saling serang dan saling kayau. Maka dipilihlah sebuah pohon tepat disebuah mata air, dimana air ini satu mengalir ke arah Sarapat dan yang satu mengalir ke wilayah Maanyan paju epat. Kemudian leluhur mereka mengorbankan masing-masing satu orang sebagai korban pendamaian yang kemudian disembelih dipohon ini dan kepalanya ditanam dibawahnya – sebagai suatu pertanda bahwa anak cucu mereka tidak boleh lagi saling bertikai. Namun sangat disayangkan saat ini situ sejarah perdamaian ini sudah hilang menjadi padang pasir akibat masuknya perusahaan sawit di Desa Sarapat. Oleh karena itulah kami dari APD mencoba melakukan langkah yang sederhana ini.
Sebelum kami memasangkan tanda keramat, terlebih dahulu kami berkonsultasi dengan pangulu adat Dayak Maanyan apakah boleh kami memasangkan tanda keramat dan membersihkannya. Situs budaya yang kami coba bersihkan adalah WATU BALAI.
WATU BALAI – atau batu balai adalah tempat orang Daya Maanyan untuk mengasah parang / mandau sebelum pergi berperang, namun dipercaya jika sesudah parang diasah dibatu ini ia tidak boleh sembarangan dibuka – sebab parang tadi akan bersifat panas.
Sejarahnya dahulu penduduk di Sarapat ini mengalami tiga kali perpindahan, yang pertama di Janah Mungsit, kedua di Kuwangan Batak dan ketiga di Sarapat. Dan dilokasi batu inilah sebenarnya kampung pertama penduduk yang masuk di Sarapat, sebab didekat Watu Balai ini terdapat makam-makam tua.
Sejarah migrasinya penduduk dari daerah Kuwangan Batak (Kuwangan = Kubangan, Batak = Kerbau), pada saat itu berlangsuglah acara GAWE yaitu acara prosesi kematian yang paling besar, disitu terdapat sebuah Kuwangan atau Kubangan kerbau kemudian mereka diserang oleh kelompok KAYAU (Pemburu Kepala) dan mereka melakukan perlawanan terhadap pasukan kayau tadi – kemudian mereka mendapat petunjuk untuk segera berpindah dari daerah Kuwangan Batak.
Masyarakat kemudian melakukan musyawarah mufakat untuk pindah kesuatu daerah dipinggir sungai yang terdapat tumbuhan sejenis tumbuhan pakis yang disebut PAKUN RAPAT , mungkin inilah asal muasal nama SARAPAT. Didekat daerah ini juga terdapat sebuah pohon keramat, saat itu kami tidak sempat pergi kesana sebab medannya yang cukup sulit. Kadang di area pohon keramat ini dapat tiba-tiba muncul benda-benda pusaka – namun, menurut penduduk barang tersbut TIDAK boleh diambil, kita hanya boleh melihatnya saja – namun ada baiknya juga areal ini tidak dipublish sebab akan memicu penjarah benda pusaka untuk mencari dan malahan nantinya tempat itu akan semakin rusak.
Konon ketika peristiwa Sampit dahulupun banyak yang datang mengasah parangnya di sini, salah satunya ada warga yang berasal dari Muara Teweh yang mendapat mimpi untuk pergi ke daerah ini karena dia mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh dan didalam mimpinya ia mendapat petunjuk untuk pergi mencari WATU BALAI ini, sebab ada salah satu anggota keluarganya yang pernah mengasah mandaunya di batu ini dan mungkin dibuka secara sembarangan oleh orang tersebut.
Kami memasangkan pagar sederhan dan membersihkan areal disekitar situs sejarah ini – dan memang project APD tidak hanya akan berhenti disitu saja untuk mejaga situs-situ bersejarah orang Dayak.. mari folks yang merasa berjiwa muda ayo ikut terlibat dalam kegerakan manggatang utus ini..
sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/03/31/watu-balai-situs-keramat-dayak-maanyan/
#SBJ
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.