Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah
WATU BALAI – SITUS KERAMAT DAYAK MAANYAN
- 14 November 2018

Sebagai langkah awal yang dilakukan oleh Aliansi Pemuda Dayak didalam Dayak Youth Camp 2015 untuk menjaga tanah adat ialah dengan menginvetarisir situs-situs keramat/ sejarah dan memberikan tanda keramat ditempat itu. Sebab banyak tempat-tempat bersejarah / keramat yang sudah hilang akibat masuknya perusahaan tambang / sawit. Salah satu yang hilang di desa Sarapat ini ialah tugu perdamaian antara Dayak Maanyan Paju Epat dan Paju Sapuluh.

Pada zaman dahulu antara Dayak Maanyan Paju Epat dan Paju Sapuluh sering terjadi pertikaian dan saling mengayau (memotong kepala), maka atas kebijaksanaan leluhur mereka kemudian diadakanlah suatu perdamaian supaya tidak lagi saling serang dan saling kayau. Maka dipilihlah sebuah pohon tepat disebuah mata air, dimana air ini satu mengalir ke arah Sarapat dan yang satu mengalir ke wilayah Maanyan paju epat. Kemudian leluhur mereka mengorbankan masing-masing satu orang sebagai korban pendamaian yang kemudian disembelih dipohon ini dan kepalanya ditanam dibawahnya – sebagai suatu pertanda bahwa anak cucu mereka tidak boleh lagi saling bertikai. Namun sangat disayangkan saat ini situ sejarah perdamaian ini sudah hilang menjadi padang pasir akibat masuknya perusahaan sawit di Desa Sarapat. Oleh karena itulah kami dari APD mencoba melakukan langkah yang sederhana ini.

Sebelum kami memasangkan tanda keramat, terlebih dahulu kami berkonsultasi dengan pangulu adat Dayak Maanyan apakah boleh kami memasangkan tanda keramat dan membersihkannya. Situs budaya yang kami coba bersihkan adalah WATU BALAI.

WATU BALAI – atau batu balai adalah tempat orang Daya Maanyan untuk mengasah parang / mandau sebelum pergi berperang, namun dipercaya jika sesudah parang diasah dibatu ini ia tidak boleh sembarangan dibuka – sebab parang tadi akan bersifat panas.

Sejarahnya dahulu penduduk di Sarapat ini mengalami tiga kali perpindahan, yang pertama di Janah Mungsit, kedua di Kuwangan Batak dan ketiga di Sarapat. Dan dilokasi batu inilah sebenarnya kampung pertama penduduk yang masuk di Sarapat, sebab didekat Watu Balai ini terdapat makam-makam tua.

Sejarah migrasinya penduduk dari daerah Kuwangan Batak (Kuwangan = Kubangan, Batak = Kerbau), pada saat itu berlangsuglah acara GAWE yaitu acara prosesi kematian yang paling besar, disitu terdapat sebuah Kuwangan atau Kubangan kerbau kemudian mereka diserang oleh kelompok KAYAU (Pemburu Kepala) dan mereka melakukan perlawanan terhadap pasukan kayau tadi – kemudian mereka mendapat petunjuk untuk segera berpindah dari daerah Kuwangan Batak.

Masyarakat kemudian melakukan musyawarah mufakat untuk pindah kesuatu daerah dipinggir sungai yang terdapat tumbuhan sejenis tumbuhan pakis yang disebut PAKUN RAPAT , mungkin inilah asal muasal nama SARAPAT. Didekat daerah ini juga terdapat sebuah pohon keramat, saat itu kami tidak sempat pergi kesana sebab medannya yang cukup sulit. Kadang di area pohon keramat ini dapat tiba-tiba muncul benda-benda pusaka – namun, menurut penduduk barang tersbut TIDAK boleh diambil, kita hanya boleh melihatnya saja – namun ada baiknya juga areal ini tidak dipublish sebab akan memicu penjarah benda pusaka untuk mencari dan malahan nantinya tempat itu akan semakin rusak.

Konon ketika peristiwa Sampit dahulupun banyak yang datang mengasah parangnya di sini, salah satunya ada warga yang berasal dari Muara Teweh yang mendapat mimpi untuk pergi ke daerah ini karena dia mengalami sakit yang tidak kunjung sembuh dan didalam mimpinya ia mendapat petunjuk untuk pergi mencari WATU BALAI ini, sebab ada salah satu anggota keluarganya yang pernah mengasah mandaunya di batu ini dan mungkin dibuka secara sembarangan oleh orang tersebut.

Kami memasangkan pagar sederhan dan membersihkan areal disekitar situs sejarah ini – dan memang project APD tidak hanya akan berhenti disitu saja untuk mejaga situs-situ bersejarah orang Dayak.. mari folks yang merasa berjiwa muda ayo ikut terlibat dalam kegerakan manggatang utus ini..

sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2015/03/31/watu-balai-situs-keramat-dayak-maanyan/

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline