|
|
|
|
Urutan Pernikahan Adat Batak Tanggal 15 Aug 2018 oleh Lorettakainary . |
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Setiap daerah pastinya memiliki ciri khasnya masing - masing, Indonesia tidak dapat menjauhi perbedaan namun perbedaan itu tidaklah menjadi batas bagi kita untuk bersatu. Perbedaan berbagai budaya, kepercayaan, etnis, ataupun adat istiadat menjadi dasar bagi kita untuk menguatkan rasa toleransi terhadap satu sama lain.
Masyarakat sudah sepantasnya menjalankan apa yang telah menjadi dasar dan pedoman bagi daerah tempat ia tinggal. Seperti dalam hal pernikahan adat. Pernikahan adat adalah suatu kegiatan dimana 2 orang meresmikan ikatan perkawinan yang dilaksanakan berdasarkan adat atau tradisi yang mereka miliki. Adat tersebut memiliki aturan, tahapan, dan tata caranya masing - masing. Hal ini dapat terlihat dari Pernikahan Adat Suku Batak Toba.
Pernikahan suku Batak memang memiliki proses yang panjang dan memakan waktu yang lama namun hal ini merupakan suatu keunikan dari suku ini. Proses pertama yang harus dilalui adalah mangarisika. Pada tahap ini, pihak pria berkunjung secara tidak resmi ke kediaman pihak perempuan untuk melakukan penjajakan. Biasanya pihak laki - laki membawa buah tangan berupa cincin emas atau kain. Lalu dilanjutkan ke acara perundingan antara pihak laki-laki dan perempuan, biasanya membahas berapa besar sinamot (mas kawin) yang akan diberikan oleh calon mempelai pria kepada pihak calon mempelai perempuan, tahap ini biasa disebut marhusip. Setelah pihak perempuan menyetujui maka masuklah pada tahap Marhata Sinamot. Tahap ini adalah tahap dimana pihak laki - laki ‘membeli’ wanita untuk menjadi istrinya. Pihak laki - laki dan perempuan biasanya kan membicarakan sinamot (mahar), ulos, jumlah udangan, tanggal dan lokasi pesta, tata cara adat, serta tanggap untuk martumpol di rumah keluarga perempuan. Ada pula acara pembagian daging (Jambar Juhut) bagi para kerabat, baik dari marga ibu, marga ayah, marga menantu, serta orang-orang tua atau pariban. Setelah itu dilanjutkan ke acara prosesi yang dilakukan di Gereja, dimana dihadiri oleh saksi dari keluarga calon mempelai laki-laki dan keluarga calon mempelai perempuan (dilaksanakan 2-3 minggu sebelum pernikahan).
Dalam melaksanakan pernikahan adat, biasanya dibutuhkan panitia yang ditugaskan di masing - masing bidangnya agar proses pernikahan adat dapat berjalan lancar. Maka adanya tahap Matonggo Raja dimana pada tahap ini adanya upacara pembentukan panitia (parhobas) sekaligus membahas mengenai persiapan pesta besar.
Dalam pernikahan adat Batak adanya tahap pemberkatan pernikahan seperti Manjalo Pasu - pasu Parbagason yang merupakan prosesi pemberkatan pernikahan yang dilakukan di gereja. Acara pemberkatan ini kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pesta adat Batak. Pada pesta adat Batak (Pesta Unjuk), kedua mempelai juga harus memperoleh pemberkatan dari seluruh keluarga, orang tua khususnya. Kedua mempelai dilimpahi doa-doa sembari ditandakan dengan pemberian ulos. Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian jambar ke pihak wanita dan uang (tuhor ni boru). Sementara itu, pihak pria menerima ikan mas arsik (dengke) dan ulos.
Seminggu setelah dilaksanakannya pesta adat, yakni saat kedua mempelai sudah resmi menjadi suami istri. Pihak pria berkunjung ke rumah mertua untuk berterima kasih. Tahap ini disebut dengan Paulak Une. Pihak pria juga menyampaikan rasa terima kasih, bahwa orang tua pengantin wanita berhasil mengasuh, mendidik dan memelihara adab dan adat borunya, sehingga tetap menyandang status ‘gadisi, sampai dengan hari perkawinannya. Setelah adanya kunjungan dari pihak laki - laki maka adanya balasan dari pihak pengantin perempuan sekaligus untuk mengetahui keadaan sosial, ekonomi dan spritual pihak pria. Tahap ini disebut dengan tahap Maningkir Tangga.
OSKM ITB 2018
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |