Malang terletak sekitar 81 kilometer dari Surabaya. Tempat yang juga dikenal sebagai Malang Raya ini terdiri dari 3 wilayah, yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Sejak masa penjajahan Belanda, Malang telah dikenal sebagai tempat untuk berwisata dan liburan.
Tidak heran di kawasan tersebut terdapat banyak sekali tempat wisata, mulai dari modern, bersejarah, edukatif, hingga wisata kuliner. Tidak hanya itu, kota ini juga memiliki akar budaya yang kuat. Sehingga di beberapa daerah, masih akan kita temui masyarakat yang hidup dengan memegang erat adat istiadat leluhur mereka.
Salah satu ritual adat yang sampai sekarang masih sering diadakan adalah entas-entas, yaitu upacara adat yang sering dilakukan oleh masyarakat Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Penduduk di kawasan yang terletak tidak jauh dari Gunung Bromo tersebut mayoritas beragama Hindu.
Istilah entas-entas berasal dari bahasa Jawa "entas" yang artinya mengangkat. Tujuan ritual yang biasanya diadakan untuk memperingati kematian ini adalah, agar arwah dan keluarga yang telah meninggal bisa diangkat sehingga mendapatkan tempat yang lebih baik. Ritual ini juga bisa disebut sebagai ritual penyucian roh leluhur.Saat melakukan ritual, keluarga yang ditinggalkan biasanya akan menyediakan sebuah boneka bernama Petra sebagai tempat kembalinya roh. Boneka tersebut terbuat dari dedaunan dan bunga yang nantinya akan disucikan oleh pemuka adat. Selain boneka, keluarga juga akan menyediakan kulak yaitu wadah bambu berisi beras, kambing putih sebagai kendaraan roh, dan kain panjang yang dibentangkan.
Sumber Informasi Terpercaya home travel Mengenal Entas-Entas, Ritual Adat Asli Arek Malang SINDOnews Jum'at, 18 Januari 2019 - 17:52 WIB Mengenal Entas-Entas, Ritual Adat Asli Arek Malang Salah satu ritual adat yang sampai sekarang masih sering diadakan adalah entas-entas, yaitu upacara adat yang sering dilakukan oleh masyarakat Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang.
21 Shares
Malang terletak sekitar 81 kilometer dari Surabaya. Tempat yang juga dikenal sebagai Malang Raya ini terdiri dari 3 wilayah, yaitu Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu. Sejak masa penjajahan Belanda, Malang telah dikenal sebagai tempat untuk berwisata dan liburan.
Tidak heran di kawasan tersebut terdapat banyak sekali tempat wisata, mulai dari modern, bersejarah, edukatif, hingga wisata kuliner. Tidak hanya itu, kota ini juga memiliki akar budaya yang kuat. Sehingga di beberapa daerah, masih akan kita temui masyarakat yang hidup dengan memegang erat adat istiadat leluhur mereka.
Baca Juga: Budget Traveling ke Malang? Inilah Tempat Makan Murah Meriah yang Layak Disambangi 5 Tempat Wisata Medan yang Asyik untuk Jalan-jalan Bareng Keluarga Menariknya Wisata Edukasi dan Sejarah di Batam
Salah satu ritual adat yang sampai sekarang masih sering diadakan adalah entas-entas, yaitu upacara adat yang sering dilakukan oleh masyarakat Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang. Penduduk di kawasan yang terletak tidak jauh dari Gunung Bromo tersebut mayoritas beragama Hindu.
Istilah entas-entas berasal dari bahasa Jawa "entas" yang artinya mengangkat. Tujuan ritual yang biasanya diadakan untuk memperingati kematian ini adalah, agar arwah dan keluarga yang telah meninggal bisa diangkat sehingga mendapatkan tempat yang lebih baik. Ritual ini juga bisa disebut sebagai ritual penyucian roh leluhur.
Saat melakukan ritual, keluarga yang ditinggalkan biasanya akan menyediakan sebuah boneka bernama Petra sebagai tempat kembalinya roh. Boneka tersebut terbuat dari dedaunan dan bunga yang nantinya akan disucikan oleh pemuka adat. Selain boneka, keluarga juga akan menyediakan kulak yaitu wadah bambu berisi beras, kambing putih sebagai kendaraan roh, dan kain panjang yang dibentangkan.
Inti dari upacara kematian ini adalah untuk mengembalikan manusia kepada unsur alaminya, yaitu tanah, kayu, air, dan panas. Unsur-unsur tersebut disimbolkan oleh beberapa benda yang disertakan dalam ritual, termasuk boneka Petra. Sekilas, entas-entas mirip dengan upacara Ngaben di Bali. Bedanya, yang dibakar di sini adalah boneka sebagai perwujudan keluarga yang telah meninggal.
Upacara entas-entas sendiri biasanya diadakan selama tiga bulan, ketika hari ke-40 atau 1.000 setelah meninggalnya keluarga yang ingin disucikan. Jika ditelaah, selain sarat dengan budaya Hindu, upacara entas-entas memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan masyarakat masa lalu, yaitu memuja nenek moyang (animisme).
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...