|
|
|
|
Upacara Tiba Rakik Tanggal 26 Dec 2018 oleh Aze . |
Upacara Tiba Raki, merupakan bentuk upacara komunal. Upacara ini bersifat magis karena menyertakan roh alam gaib atau roh leluhur. Upacara ini memiliki dua tingkatan yakni upacara dalam tingkatan yang lebih sederhana yakni sebatas pada tahapan-tahapan tertentu dan ini tergantung dari biaya maupun tingkat urgensinya. Tingkatan upacara bagi seseorang ditentukan oleh seorang sandro. Sandro sangat berperan dalam ritual ini, dan sekaligus berfungsi sebagai pemimpin yang akan menjalankan semua ritual tersebut, dan dibantu oleh masyarakat khususnya dalam
ingkungan kekerabatan. Sedangkan pada upacara tingkatan yang utama biasanya menggunakan tahapan-tahapan ritual yang lebih panjang dan kompleks. Upacara ini selalu dipimpin oleh seorang Sandro tiba raki. Sandro biasanya memberikan petunjuk kepada kelompok kekerabatan agar mereka tahu pada tahap upacara yang mana harus dilakukan.
Biasanya, bila terjadi sesuatu dalam keluarga besar maka sandroakan menyarankan melakukan upacara tiba rakiyang lebih lengkap dan menjalankan semua tahapan-tahapan ritualnya. Upacara ini tergolong upacara yang cukup besar. Penyelenggara adalah para kerabat keluarga besar di bantu oleh masyarakat yang berada dalam lingkungan setempat. Upacara ini sangat kompleks karena menggunakan berbagai bahan atau perlengkapan yang cukup banyak. Semua bahan dan peralatan yang digunakan dalam upacara tiba raki,pada akhirnya dibuang ke laut. Sesajian ini merupakan sebuah persembahan yang dihaturkan kepenguasa laut. Karena upacara ini tergolong besar maka memakan biaya yang cukup besar pula. Untuk itu dalam penyelenggaraan upacara seperti ini, biasanya para kerabat berhimpun dan saling memberi dukungan baik partisipasi dalam aktivitas penyelenggaraan maupun juga dukungan dalam kaitanya dengan pendanaan atau biaya.
Dalam pelaksanaan upacara tiba raki acap kali juga disertai dengan terjadinya kesurupan oleh roh leluhur. Bila hal ini terjadi maka seorang sandroyang memimpin upacara tersebut, melakukan dialog kepada roh leluhur yang merasuki tubuh salah satu kerabat tersebut. Dalam proses dialog tersebut, sandro akan mendengarkan dan bertanya apa sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan. Bila hal ini berkaitan dengan sakit seseorang maka akan dimintakanpengobatan dan apa yang mesti dilakukan setelah upacara tersebut. Untuk lebih memberikan pengertian yang lebih nyata tentang konsep tiba raki maka secara etimologi tiba raki berasal dari kata tiba yang artinya dibuang dan raki adalah anyaman bamboo yang dibuat dalam bentuk persegi empat, sebagai tempat menghaturkan sesajian ke laut. Upacara tiba raki pada masyarakat Bungin, khususnya pada suku Bajo sangat percaya dengan hal hal magis yang mempengaruhi kehidupan manusia. Masyarakat percaya bahwa bila terjadi sesuatu yang dianggap tidak menyenangkan dan sering terjadi musibah maka mereka akamn melaksanakan upacara tiba raki.
Upacara tiba raki juga disertai dengan persembahan berupa beberapa ekor ayam dan juga beberapa ekor sapi sebagai korban dan perlengkapan untuk sesajian yang akan dibuang ke laut sebagai bentuk persembahan kehadapan penguasa laut. Upacara tiba raki juga akan dilakukan karena berbagai alasan yang dianggap penting untuk memenuhi janji yang pernah diucapkan.Seperti misalnya upacara ini akan dilakukan bila ada salah satu anggota
keluarga atau kerabat yang mempunyai janji dan janjinya tersebut telah terpenuhi maka janji yang mereka sebutkan wajib harus dibayarkan, janji tersebut seperti misalnya bertemu jodoh, mendapatkan kesuksesan dalam pekerjaan, dan lainya wajib syaratnya harus mengadakan upacara tiba raki. Dalam bahasa yang umun sering disebut membayar kaul terhadap Tuhan yang telah memberkati apa yang diinginkan oleh seseorang. Upacara ini juga sebagai bentuk penghormatan terhadap penguasa alam dan juga lebih khusus penguasa laut karena akhir dari ritual tersebut dilakukan dilaut dengan membuang sesajian dan perlengkapan yang dibuat dengan ancak.
Ritual tiba raki dianggap sebagai ritual yang bersifat magis religious karena dalam prosesi upacaranya sering menggunakan media roh nenek moyang sebagai penyampaian pesan-pesan yang dianggap perlu dan harus dilaksanakan oleh para kerabat dari keturunan roh nenek moyang tersebut. Seperti misalnya ritual tiba raki yang bertujuan melakukan pengobatan terhadap orang yang sedang sakit, para sandro melakukan pengobatan tersebut dengan suatu prosesi tiba raki yang menghubungkan roh leluhur kepadaorang yang sakit tersebut. Tubuh orang yang sakit itu dimasuki roh leluhur dan pada saat itu pula tubuh orang yang sakit itu bergetar dan kesurupan dengan mengeluarkan kata-kata maupun teriakan yang biasanya memberitahu bahwa orang yang sakit tersebut disebabkan oleh sesuatu yang bisa diakibatkan oleh kesalahan dirinya sendiri atau pun karena tindakan-tindakan seseorang tidak senang pada dirinya. Dalam keadaan kesurupan terkadang pula roh leluhur yang merasuki tersebut memberitahukan agar melakukan upacaraatau semacam tolak bala. Di samping itu roh leluhur juga memberitahukan apa yang mesti digunakan dalam pengobatan orang yang sakit tersebut. Pada akhir dari ritual tersebut maka sandro mengembalikan lagi keadaan di mana roh yang tadinya pada tubuh yang sakit kemudian dilepaskan. Terlepasnya roh leluhur itu kembali keasalnya, orang yang sakit kemudian secara perlahan mulai pulih dan sakit yang diderita selama ini dipercaya akan mengalami penyembuhan.
sumbe r: https://culturalstudiesbali.files.wordpress.com/2017/07/ign-jayanti-i-made-sumerta-pulau-bungin.pdf
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |