Upacara tiba pisah sesungguhnya juga merupakan suatu ritual yang menghendaki agar seseorang atau kelompok masyarakat dapat tenteram maupun selamat baik dalam pekerjaan maupun dalam bentuk aktivitas yang lainnya.Upacara ini juga sangat terkait dengan aktivitas masyarakat nelayan yang kental dengan upacara selamatan laut. Upacara tibah pisah mampir sama dengan upacaar ancak namun yang membedakan adalah prosesi maupun perlengkapannya lebih besar daripada upacara ancak. Upacara ini terlaksana bila anggota keluarga atau masyarakat nelayan akan melakukan aktivitas menangkap ikan kelaut yang tentunya sampai malam maka menurut kepercayaan masyarakat setempat perlu kiranya melakukan ritual keselamatan yang dalam bahasa local sering disebut upacara tiba pisah.
Perlengkapan-perlengkapan ritual yang digunakan dalam upacara tiba pisah seperti : menggunakan buah pisang, telor,beras yang berwarna, lilin, sirih, tebu, minyak bauq dan lain sebagainya. Semua bahan tersebut disatukan dalam sebuah piring putih, di mana dalam tata aturannya dimulai dengan piring dilapisi daun pisang kemudian semua bahwan yang ada dijadikan satu di atasnya. Dalam prosesi selanjutnya bila semua perlengkapan sudah lengkap makan media bahan-bahan tadi diasapi dengan menggunakan dupa disertai dengan taburan kemenyan. Sesajian ini nantinya akan digunakan sebagai media atau symbol-simbol dalam hubungannya dengan leluhur maupun memohon keselamatan terhadap penguasa alam tidak nyata. Prosesi upacara dimulai dengan pearsiapan dari bahan-bahan sesajian yang telah
diasapi dengan dupa dan kemenyan. Selanjutnya bagi mereka yang akan bepergian kelaut maka daribahan sesajian yang telah diasapi tersebut, bahan sesajian itu diletakan di atas perut orang yang diupacarai. Dalam prosesi ini dipimpin oleh seorang sandro dan dengan bantuan Sandro melalui media bahan tadi maka orang tersebut didoakan agar mendapatkan keselamatan dalam aktivitas menangkap ikan dilaut.
Setelah dalam upacara ritual selesai maka sesajian yang telah dipergunakan tadi selanjutnya dibuang kelaut. Upacara ini tidak hanya dilakukan pada saat orang akan berlayar saja namun upacara seperti ini juga dilakukan pada upacara perkawinan, khitanan dan pengobatan orang sakit. Semua upacara tersebut dipimpin oleh seorang Sandro atau dukun.
Upacara ini masih dilakukan oleh masyarakat Pulau Bungin.
sumber : https://culturalstudiesbali.files.wordpress.com/2017/07/ign-jayanti-i-made-sumerta-pulau-bungin.pdf
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang