×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual

Provinsi

Sulawesi Selatan

Asal Daerah

Tana Toraja

Pesta Orang Mati Tana Toraja

Tanggal 06 Aug 2018 oleh OSKM18_16618231_Natasya .

Toraja, kabupaten yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan ini dikenal dengan kearifan masyarakatnya. Kentalnya nilai luhur dan adat menyebabkan segala aspek kehidupan yang dilalui tidak lepas dari campur tangan keduanya. Kepercayaan leluhur yang sarat akan nilai adat, menyebabkan adanya perpaduan antara ritual keagamaan dan ritual adat. Meskipun dianggap tak sepandangan dan saling bertentangan, hal tersebut malah melahirkan suatu prosesi unik yang memiliki khasnya tersendiri. Salah satu prosesi yang menjadi bukti nyata dari perpaduan itu ialah prosesi pemakaman bagi orang meninggal.

Prosesi pemakaman orang meninggal yang biasanya dilalui dengan suasana haru, tidak berlaku di Toraja. Hampir sebagian besar dari masyarakat toraja akan mengadakan acara “pesta” bagi orang yang telah pergi terlebih dahulu. Pesta yang secara umum diartikan sebagai suasana riuh dimana orang dapat bersenang-senang dengan makanan yang melimpah dan music serta tarian maka hal itu pun juga dapat ditemukan dalam pesta orang mati di Tana Toraja.

Pesta yang dilakukan ini memiliki dua tujuan penting, yaitu sebagai sarana untuk menyalurkan nilai adat dan untuk menghibur keluarga yang ditinggalkan. Pesta yang identik dengan suasana ramai diharapkan dapat membuat perasaan keluarga yang ditinggalkan tidak terlalu sedih karena merasa tidak sendiri. Untuk itu, biasanya pesta orang mati diadakan disaat semua anggota keluarga yang berhubungan dapat hadir dalam acara tersebut. Hal ini menyebabkan mayat biasanya akan disimpan dalam jangka waktu yang cukup panjang dari bulan hingga tahun. Mayat tersebut akan dimasukkan di dalam peti setelah diawetkan lalu disimpan di dalam kamar dan setiap malamnya seorang atau beberapa orang anggota keluarga harus tidur di dalam kamar tersebut.

Acara pesta akan dimulai beberapa hari sebelum acara penguburan dilakukan. Keluarga yang ditinggalkan akan membangun pondok-pondok yang dipergunakan sebagai tempat untuk menjamu tamu yang datang. Tamu yang datang pula tidak akan datang dengan tangan kosong melainkan membawa buah tangan atau hewan semacam kerbau dan babi. Hewan yang dibawa selanjutnya akan diolah untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar dan sebagian kecilnya akan dibawa pulang kembali oleh orang yang membawanya. Menurut informasi yang didapatkan dari keluarga terdekat, hewan yang dibawa datang sebagai bentuk belasungkawa tersebut akan dianggap sebagai utang dan apabila di kemudian hari orang yang membawa atau keluarganya meninggal dunia maka mereka yang diberi wajib pula mengembalikan senilai dengan pemberiannya. Bila yang meninggal adalah orang yang memiliki kedudukan tinggi di masyarakat dan tergolong mampu, biasanya keluarga akan memotong kerbau belang (tedong bonga) yang memiliki harga dari ratusan juta hingga miliaran rupiah. Selanjutnya, tanduk dari kerbau-kerbau akan dipajang pada tiang di rumah tongkonan.

Selama acara berlangsung, suasana di rumah duka tidak akan pernah sepi. Acara akan diisi dengan tarian yang dilakukan secara berkelompok, pertunjukkan adu kerbau, dan nyanyian syair-syair yang diiringi musik. Bila memungkinkan, keluarga akan mengenakan baju seragam dengan model pakaian khas toraja yang berwarna hitam dari kain polos. Baju seragam pula akan dibagikan pada orang yang mengambil bagian dalam acara.

Pemotongan hewan-hewan inilah salah satu bentuk adat dimana para masyarakat terdahuu meyakini bahwa hewan trsebutlah yang akan menjadi kendaraan bagi orang yang meninggal untuk dapat mencapai surga. Nilai agama sendiri dapat dilihat dari adanya ibadah bagi orang meninggal yang dilaksanakan sesuai dengan kepercayaan masing-masing keluarga. Perpaduan yang unik antara nilai adat dan keagamaan yang tersalur melalui upacara seperti ini hendaknya menjadi warisan budaya yang terus dilestarikan tanpa menghilangkan nilai dari masing-masing aspek yang ada di dalamnya.

#OSKMITB2018

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...