×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Ritual Adat

Provinsi

Nusa Tenggara Barat

Upacara Nampo Tawar

Tanggal 26 Dec 2018 oleh Aze .

Upacara Nampo Tawar merupakan suatu bentuk upacara yang sangat terkait dengan persembahan kepenguasa laut. Ini sering disebut upacara turun ke laut. Upacara ini juga sangat disakralkan. Sacral dalam arti ini mengandung makna suci (Agus, 2007: 80). Upacara Nampo Tawar dilakukan sebelum akan berangkat menangkap ikan atau bagi generasi mudannya yang akan berangkat merantau keluar pulau menyeberangi lautan, maka suatu upacara menurut kepercayaan masyarakat setempat mengadakan ritual yang disebut upacara turun laut. Khusus bagi nelayan yang akan berangkat menangkap ikan, maka pada malam sebelum berangkat, di rumah pada salah satu warga pemilik perahu (juragan) akan diadakan suatu upacara keagamaan yakni melakukan pembacaan doa bersama, pengajian, dan selain itu juga disertai dengan ritual persembahan berupa sesajian yang di dalamnya berisi bunga tiga macam dengan warna yang berbeda. Sesajian juga berisi bubur putih, tumpeng, ketan, tumpeng ketan warna kuning. Sesajian ini akan dipersembahkan disertakannya pula dengan melakukan pembakaran kemenyan.Doa yang dibacakan tersebut, diikuti oleh para anggota keluarga yang akan bepergian. Dalam acara itu juga terkadang mengundang masyarakat sekitarnya untuk ikut mendoakan agar perjalanan melakukan pelayaran mendapatkan keselamatan dari Allah (Tuhan Yang Maha Esa).

Setelah pembacaan doa selesai, semua ritus upacara telah berjalan maka pada penghujung acara dilanjutkan dengan melakukan makan bersama yaitu berupa sesajian tumpeng kuning dan putih. Para warga yang tidak sempat memakan sesajian di tempat diperbolehkan membawa pulang ke rumah masing-masing. Pada inti dari upacara tersebut adalah sebagai cara memberikan persembahan kepada penguasa laut, para nelayan yang berlayar dan menangkap ikan mendapatkan keselamatan dan membawa hasil tangkapan yang melimpah. Ritual lanjutan menjelang berangkat ada semacam ritual yang wajib dilakukan yaitu mengoleskan bubuk beras yang berwarna kuning dibagian-bagian perahu yang akan digunakan berlayar. Hal ini tujuannya untuk memberi perlindungan dan kekuatan magis terhadap perahu tersebut disamping juga awak perahu yang ada di dalamnya. Symbol dari beras kuning yang dioleskan tersebut dimaknai juga sebagai cara untuk mengusir kekuatan jahat dan menghilangkan berbagai dampak negative (menetralisir). Karena kepercayaan itulah maka para juragan perahu yang akan memberangkatkan anggotanya berlayar selalu mengitari perahu dan sampannya sebanyak tiga kali dan sekaligus mengoleskan beras kuning pada bagian perahu tersebut. Tradisi ritual semacam ini juga dilakukan ketika pembuatan perahu baru telah selesai dan akan dipergunakan untuk beraktivitas. Ritual bagi perahu baru hampir sama dengan ritual turun laut. Dimana juga diadakan semacam doa bersama bertempat dimasin-masing rumah yang memiliki perahu tersebut. Pembacaan doa selesai dilanjutkan dengan melakukan persembahan yaitu berupa tumpeng putih dan kuning selain itu ada juga alat-alat lain sebagai pelengkap dalam ritual tersebut.

Tradisi ini masih dilakukan oleh masyarakat di Pulau Bungin.

sumbe r: https://culturalstudiesbali.files.wordpress.com/2017/07/ign-jayanti-i-made-sumerta-pulau-bungin.pdf

 

DISKUSI


TERBARU


Mpa'a Oro Gata

Oleh Aji_permana | 29 Dec 2024.
Tradisi

Mpa'a Oro Gata adalah salah satu permainan tradisional dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang diwariskan dari generasi ke generasi. Secara harfiah, ist...

Mpaa Kabanca (T...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Kabanca adalah tradisi unik di Bima yang melibatkan atraksi di atas kuda. Dalam tradisi ini, peserta saling mengejek dan memperlihatkan kemampua...

Mpaa Buja Kanda...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Buja Kandanda memiliki kesamaan dengan Mpaa Soka yang juga merupakan salah satu seni tarian dalam tradisi Bima, yaitu sama-sama menggunakan tomb...

Mpaa Soka (Sala...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Soka adalah tarian tradisional yang bertujuan untuk menyambut tamu penting sebagai bentuk penghormatan, sambil sesekali memperlihat ketangkasan...

Mpaa Manca (Tar...

Oleh Aji_permana | 28 Dec 2024.
Tradisi

Mpaa Manca merupakan salah satu tarian tradisional yang memadukan gerakan dinamis dan seni bela diri berpedang. Sehingga tarian ini dikenal juga seba...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...