×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Upacara Kematian

Provinsi

Kalimantan Timur

Asal Daerah

Kutai Kartanegara

Upacara Membuang Bangkai Masyarakat Dayak

Tanggal 19 May 2014 oleh Aldi Riandana.

1. Suku Benuaq/Tunjung

  • Peran Api : Jika terjadi kematian, gong dibunyikan dengan irama paluan agak jarang yang disebut Titi sebagai tanda telah terjadi kematian. Maksudnya supaya segera diketahui oleh kaum familinya. Setelah mayat dimandikan, mayat tersebut diukir – ukir dengan darah ayam, kemudian dibungkus dengan kain sebanyak 7 helai. Mayat tersebut lalu dimasukan kedalam peti yang terbuat dari kayu bundar yang disebut Lungun.
  • Kenyau : Bagi orang yang mampu, lungun itu dilapisi dengan lungun yang lebih besar dan diukir seindah mungkin serta diwarna – warnai. Lungun lapisan tersebut dinamakan Selong. Selanjutnya dilakukan pula upacara adat selama 9 hari dan memotong kerbau. Adat ini disebut Kenyu.
  • Kuwangkai : Setahun atau dua tahun kemudian, mayat tersebut dibongkar dari dalam selong tersebut diatas dat tulang – menulangnya dikumpulkan lalu dibuat dalam tempayan. Orang mulai melakukan upacara Adat Kuwangkai yang berlangsung selama 14 hari dengan acara penutup memotong kerbau pula.
 
2. Suku Dayak Kenyah
  • Kalau seorang isteri meninggal pada waktu melahirkan, maka penguburannya dilakukan oleh suaminya sendiri atau oleh saudara dari perempuan yang meninggal itu. Sedang orang kampung tidak ada yang menolong. Orang kampung hanya membuatkan peti mati (lungun) lalu ditaruh diatas kuburan. Anggapan mereka kalau tutut memegang mayat itu, maka apabila akan pergi perang, mereka akan kalah, karena terbawa sial. Dalam pada itu si suami tadi memasukkan mayat itu kedalam Kiba ( Anjat atau semacam kantong besar terbuat dari rotan yang dianyam) dalam keadaan berjongkok, kemudian mayat dibawa menuju kuburannya dengan melalui belakang kampung, tidak boleh dibawa melintas di dalam kampung. Setelah sampai dikuburan mayatpun dimasukan kedalam lungun dan kemudian ditanam. Sebaliknya bila terjadi pada anak – anak yang meninggal dunia ketika baru lahir maka cara penguburannya dilakukan seperti biasa dengan dihadiri oleh banyak orang.
  •  Kalau ada seseorang yang sakit, maka dipanggil seorang dukun (dayung). Dayung itu biasanya terdapat diantara orang yang tua – tua. Cara mengobatannya adalah dengan mantera – mantera. Sebelumnya membaca mantera, maka Dayung itu minta sebutir telur ayam dan seekor ayam. Telur ayam itu kemudian ditaruh diatas kepala si sakit sambil membaca mantera. Ayamnya dibunuh serta darahnya dilepaskan pada sisakit. Maksudnya ialah meminta kepada hantu – hantu agar dapat menyembuhkan sisakit. Apabila sisakit tadi tidak dapat ditolong lagi, maka dipalulah gong guna mengumpulkan orang – orang, baik yang ada dikampung maupun yang ada didalam hutan. Yang ada didalam hutan boleh membawa senjata, sedangkan yang ada dikampung datang seperti biasa.
  • Setelah itu mereka mendekati si sakit tadi dan apabila napas si sakit telah habis, maka yang membawa senjata tadi mencabut senjatanya lalu serentak meloncat sambil memarang (membacok) tiang – tiang atau dinding – dinding rumah yang maksudnya adalah memarang hantu – hantu yang memcabut roh tadi. Akan tetapi apabila denyut napasnya masih ada, merekapun bersorak – sorak dan begitulah dilakukan sampai benar – benar sisakit itu meninggal. Sesudah itu mayatnya diberi pakaian perang lengkap dan didudukan didepan rumah dengan posisi tangan kanan memegang Mandau dan tangan kiri memegang kelempit (keliau), selama ± 2 jam. Maksud mereka ialah roh si mati tersebut akan melawan, memburu hantu – hantu yang akan menghalangi perjalanannya menuju Nirwana (Alo malau).
  • Kemudian  mayat itu dibaringkan diatas tikar dan seluruh perlengkapan perangnya berupa beluko besung, kelempit dan baing ditaruh diatas tikar disamping yang meninggal itu. Dalam pada itu seluruh keluarga simati berkumpul sambil menangisi mayat itu yang disebut nidow (memuji – muji atas segala jasa – jasa simati selama dia hidup). Adapun posisi mayat dibaringkan dengan kakinya membujur kehilir dan kepala mayat kehulu menurut arus air sungai terdekat. Bila lungun telah selesai, mayat lalu ditaruh didalamnya beserta alat – alatnya yang merupakan hak simati dan kemudian didampul. Selama 4-8 hari mayat tetap berada dirumah menunggu salungnya (rumag – rumahan) selesai, dan setelah itu barulah mayat dibawa kekubur.
  • Sebelum dibawa kekubur terlebih dahulu pemuda – pemuda sekampung membuat tekalang. Kemudian lungun ditarik keatas tekalang tadi, sedang keluarga si mati dan seorang kepada kepala Adat naik diatasnya.
  • Keluarga si mati yang ada diatas tekalang tadi berduka – cita sambil menangis (nidow) sementara kepala Adat memberi petuah – petuah kepada para pemikul tekalang itu. Setelah itu barulah lungun dipikul beramai – ramai menuju kubur. Apabila penguburan telah selesai, maka dijalanan yang menuju kekuburan tadi dipasang kayu yang bersilang, sehingga seluruh orang kampung yang akan pulang harus meloncati kayu bersilang itu. Maksudnya ialah agar supaya hantu – hantu/penyakit – penyakit tidak dapat turut menuju kampung, melainkan hanya sampai dikayu yang disilang itu saja. Jarak antara kampung dan kuburan itu diperkirakan antara 200 - 500 meter.
 

DISKUSI


TERBARU


Tari Hudoq: Mer...

Oleh Firasalihaz | 03 May 2024.
Tarian Tradisional

Budaya Tari Hudoq dari Kalimantan Timur mempesona dengan keunikan dan kedalaman maknanya. Tarian ini berasal dari suku Dayak Basad, di mana penari la...

Candi Ijo - Sej...

Oleh Dewiarya | 02 May 2024.
Bangunan Bersejarah

Candi ijo terletak di kecamatan Prambanan Sleman DIY , kita harus melewati perbukitan Boko yang berbatu cadas, Candi Ijo merupakan situs seja...

Lumpia

Oleh Kyaya | 28 Apr 2024.
Makanan khas

Lumpia merupakan salah satu kuliner khas semarang yang banyak di gemari masyarakat. Ciri khas dari lumpia semarang yaitu berada pada isianya, rebun...

Kolintang: Alat...

Oleh Klasiktoto | 27 Apr 2024.
Alat Musik Tradisional

Sulawesi Tenggara, surganya keberagaman budaya, telah menjadi tempat bagi berbagai suku yang membentuk kehidupan dan kebudayaan yang kaya. Dalam jurn...

Bubur Pedas

Oleh Sherly_lewinsky | 25 Apr 2024.
Makanan khas Kalimantan Barat

Bubur pedas adalah salah satu makanan khas dari Kalimantan Barat. Biasanya, bubur ini akan dilengkapi dengan berbagai macam sayuran seperti daun kuny...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...